SLPI ~ Selain dokter, profesi perawat dianggap sebagai pahlawan di masyarakat. Meskipun bukan dokter, tapi ia banyak membantu dokter menjalankan prakteknya. Ia juga yang kesehariannya menengok keadaan pasien di kamar dan mempersiapkan segala “uba rampe” perawatan medis pasien.
Tapi, gimana rasanya kalau kamu punya pacar perawat? Selain bangga, inilah daftar gak enaknya punya pacar perawat!
Sudah bukan rahasia jika perawat itu bekerja secara shift. Kamu yang kerja dari jam 9-5, bisa saja sulit bertemu.
A : “Besok aku pulang jam 5. Habis itu, kita nonton yuk! Premiere AADC, nih!”
B: “Aku kan ada shift malam, yang...”
Karena intensitas kerjanya, bisa jadi dia lebih perhatian sama pasien daripada sama kamu.
Memimpikan malam minggu yang romantis berdua? Belum tentu! Perawat juga bisa bekerja di hari Sabtu dan Minggu, lo!
Bahkan, perawat bisa tidak pulang kalau ada operasi terus-terusan.
Kalau pacar perawatmu sudah memiliki jabatan, kamu akan sering melihatnya bolak-balik fokus ke handphone saat berdua.
Jika pacarmu sudah punya jabatan, entah itu kepala divisi atau kepala subdivisi, pasti akan sering dihubungi oleh anak buah atau atasan. Jika belum menjabat posisi tersebut, kemungkinan hidupnya masih bisa tenang.
Jadi perawat juga punya resiko tinggi. Karena harus merawat pasien sepanjang hidupnya, tertular penyakit bisa jadi efeknya.
Harus merawat pasien sepanjang hidupnya, membuat profesi perawat rentan tertular penyakit. Kalau dia tidak mematuhi prosedur dengan baik, resiko terparahnya adalah tertular HIV.
Karena paling dekat dengan pasien, perawat juga jadi sasaran amukan pasien. Gak heran pacarmu nanti akan sangat perfeksionis sekaligus sabar.
Kalau ada apa-apa, pasti pacarmu yang kena duluan. Apalagi orang sakit itu sensitif. Gak enak sedikit, komplain. Dia sudah sangat kenyang dengan segala macam kecerewetan pasien. Gak heran kalau dia sangat teliti (bahkan perfeksionis) dan sabar menghadapi segala sesuatu. Maklum, pekerjaannya berhubungan dengan nyawa dan melayani masyarakat.
Banyak perawat juga mengeluhkan gaji yang kecil.
Dengan resiko yang tinggi dan jam kerja yang bisa lembur sewaktu-waktu, gak heran banyak perawat mengeluhkan gaji yang kecil. Bahkan konon, ada yang mengaku gajinya di bawah UMR.
Kebanyakan perawat belum diakui profesinya. Meskipun sudah bergelar Ners (nurse), ia tetap dihitung D3.
Ini juga yang menyebabkan gajinya tidak sesuai dengan pendidikannya.
Padahal, biaya pendidikan untuk menjadi perawat juga mahal...
Mereka pun perlu lulus uji kompetensi keperawatan dan mendapatkan STR (Surat Tanda Registrasi).
Dalam kesehariannya, posisi perawat serba salah. Dia bukan dokter dan bukan juga apoteker, tapi harus merangkap keduanya.
Terkadang, ia harus menjelaskan ke pasien tentang penyakit atau obat yang diberikan ke pasien. Sebenarnya itu di luar kompetensinya. Tapi kenyataannya, dokter kerap pergi sebelum menjelaskan secara detail. Padahal, perawat gak bakalan sempat menjelaskan itu semua satu-satu ke pasien. Mereka terpaksa menjelaskan apa adanya.
Yang punya pacar perawat, yang sabar ya! Yang baru akan pacaran dengan perawat, sudah siapkah kamu bahu membahu menghadapi 10 hal di atas?
Tapi, gimana rasanya kalau kamu punya pacar perawat? Selain bangga, inilah daftar gak enaknya punya pacar perawat!
Sudah bukan rahasia jika perawat itu bekerja secara shift. Kamu yang kerja dari jam 9-5, bisa saja sulit bertemu.
A : “Besok aku pulang jam 5. Habis itu, kita nonton yuk! Premiere AADC, nih!”
B: “Aku kan ada shift malam, yang...”
Karena intensitas kerjanya, bisa jadi dia lebih perhatian sama pasien daripada sama kamu.
Memimpikan malam minggu yang romantis berdua? Belum tentu! Perawat juga bisa bekerja di hari Sabtu dan Minggu, lo!
Bahkan, perawat bisa tidak pulang kalau ada operasi terus-terusan.
Kalau pacar perawatmu sudah memiliki jabatan, kamu akan sering melihatnya bolak-balik fokus ke handphone saat berdua.
Jika pacarmu sudah punya jabatan, entah itu kepala divisi atau kepala subdivisi, pasti akan sering dihubungi oleh anak buah atau atasan. Jika belum menjabat posisi tersebut, kemungkinan hidupnya masih bisa tenang.
Jadi perawat juga punya resiko tinggi. Karena harus merawat pasien sepanjang hidupnya, tertular penyakit bisa jadi efeknya.
Harus merawat pasien sepanjang hidupnya, membuat profesi perawat rentan tertular penyakit. Kalau dia tidak mematuhi prosedur dengan baik, resiko terparahnya adalah tertular HIV.
Karena paling dekat dengan pasien, perawat juga jadi sasaran amukan pasien. Gak heran pacarmu nanti akan sangat perfeksionis sekaligus sabar.
Kalau ada apa-apa, pasti pacarmu yang kena duluan. Apalagi orang sakit itu sensitif. Gak enak sedikit, komplain. Dia sudah sangat kenyang dengan segala macam kecerewetan pasien. Gak heran kalau dia sangat teliti (bahkan perfeksionis) dan sabar menghadapi segala sesuatu. Maklum, pekerjaannya berhubungan dengan nyawa dan melayani masyarakat.
Banyak perawat juga mengeluhkan gaji yang kecil.
Dengan resiko yang tinggi dan jam kerja yang bisa lembur sewaktu-waktu, gak heran banyak perawat mengeluhkan gaji yang kecil. Bahkan konon, ada yang mengaku gajinya di bawah UMR.
Kebanyakan perawat belum diakui profesinya. Meskipun sudah bergelar Ners (nurse), ia tetap dihitung D3.
Ini juga yang menyebabkan gajinya tidak sesuai dengan pendidikannya.
Padahal, biaya pendidikan untuk menjadi perawat juga mahal...
Mereka pun perlu lulus uji kompetensi keperawatan dan mendapatkan STR (Surat Tanda Registrasi).
Dalam kesehariannya, posisi perawat serba salah. Dia bukan dokter dan bukan juga apoteker, tapi harus merangkap keduanya.
Terkadang, ia harus menjelaskan ke pasien tentang penyakit atau obat yang diberikan ke pasien. Sebenarnya itu di luar kompetensinya. Tapi kenyataannya, dokter kerap pergi sebelum menjelaskan secara detail. Padahal, perawat gak bakalan sempat menjelaskan itu semua satu-satu ke pasien. Mereka terpaksa menjelaskan apa adanya.
Yang punya pacar perawat, yang sabar ya! Yang baru akan pacaran dengan perawat, sudah siapkah kamu bahu membahu menghadapi 10 hal di atas?
Post a Comment for "Curhatan Istimewa Punya Pasangan Seorang Perawat"