Oleh : Iwansyah.S.Kep.,CWCCA
"Tindakan Pemasangan NASO GASTRIC TUBE ( NGT )"
TEORI
A. Latar Belakang
Nasogastric Tubes (NGT) sering digunakan untuk menghisap isi lambung, juga digunakan untuk memasukan obat-obatan dan makananan. NGT ini digunakan hanya dalam waktu yang singkat. (Metheny & Titler, 2001).
B. Tujuan dan Manfaat TindakanNaso Gastric Tube digunakan untuk:
- Mengurangi isi perut dengan cara menghisap apa yang ada dalam lambung(cairan,udara,darah)
- Untuk memasukan cairan( memenuhi kebutuhan cairan atau nutrisi)
- Untuk membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa subtansi isi lambung
C. Indikasi dan Kontraindikasi Pemasangan NGT
INDIKASI:
- Pasien dengan distensi abdomen karena gas,darah dan cairan
- Keracunan makanan minuman
- Pasien yang membutuhkan nutrisi melalui NGT
- Pasien yang memerlukan NGT untuk diagnosa atau analisa isi lambung
KONTRAINDIKASI:
Nasogastric tube tidak dianjurkan atau digunakan dengan berlebihan kepada beberapa pasien predisposisi yang bisa mengakibatkan bahaya sewaktu memasang NGT,seperti:
- Klien dengan sustained head trauma, maxillofacial injury, atau anterior fossa skull fracture. Memasukan NGT begitu saja melalui hidung maka potensial akan melewati criboform plate, ini akan menimbulkan penetrasi intracranial.
- Klien dengan riwayat esophageal stricture, esophageal varices, alkali ingestion juga beresiko untuk esophageal penetration.
- Klien dengan Koma juga potensial vomiting dan aspirasi sewaktu memasukan NGT, pada tindakan ini diperlukan tindakan proteksi seperti airway dipasang terlebih dahulu sebelum NGT .
PERALATAN
- Slang nasogastrik (ukuran tergantung pada kebutuhan pasien)
- Pelumas/ jelly
- Spuit berujung kateter 60 ml
- Stetoskop
- lampu senter/ pen light
- klem
- Handuk kecil
- Tissue
- Spatel lidah
- Sarung tangan dispossible
- Plester
- Kidney tray
- Bak instrumen
LANGKAH PELAKSANAAN
- Cuci tangan dan atur peralatan
- Jika memungkinan,jelaskan prosedur kepada klien dan keluarga
- Identifikasi kebutuhan ukuran NGT klien
- Bantu klien untuk posisi semifowler
- Posisi klien yang diperlukan :Jika klien sadar dan bisa komunikasi maka posisisnya sitting position in high-Fowler’s dan jika klien tidak sadar (unconscious) posisinya kepala kebawah, sedikit miring kearah kiri dan posisi badan klien tidur terlentang.
- Berdirilah disisi kanan tempat tidur klien bila anda bertangan dominant kanan(atau sisi kiri bila anda bertangan dominan kiri)
- Periksa dan perbaiki kepatenan nasal:Minta klien untuk bernafas melalui satu lubang hidung saat lubang yang lain tersumbat, ulangi pada lubang hidung yang lain, Bersihkan mukus dan sekresi dari hidung dengan tissue lembab atau lidi kapas
- Tempatkan handuk mandi diatas dada klien. Pertahankan tissue wajah dalam jangkauan klien
- Gunakan sarung tangan
- Tentukan panjang slang yang akan dimasukkan dan ditandai dengan plester.Ukur jarak dari lubang hidung ke daun telinga, dengan menempatkan ujung melingkar slang pada daun telinga; Lanjutkan pengukuran dari daun telinga ke tonjolan sternum; tandai lokasi tonjolan sternum di sepanjang slang dengan plester kecil
- Minta klien menengadahkan kepala, masukkan selang ke dalam lubang hidung yang paling bersih
- Pada saat anda memasukkan slang lebih dalam ke hidung, minta klien menahan kepala dan leher lurus dan membuka mulut
- Ketika slang terlihat dan klien bisa merasakan slang dalam faring, instruksikan klien untuk menekuk kepala ke depan dan menelan
- Masukkan slang lebih dalam ke esofagus dengan memberikan tekanan lembut tanpa memaksa saat klien menelan (jika klien batuk atau slang menggulung di tenggorokan, tarik slang ke faring dan ulangi langkah-langkahnya), diantara upaya tersebut dorong klien untuk bernafas dalam
- Ketika tanda plester pada selang mencapai jalan masuk ke lubang hidung, hentikan insersi selang dan periksa penempatannya:minta klien membuka mulut untuk melihat slang, Aspirasi dengan spuit dan pantau drainase lambung, tarik udara ke dalam spuit sebanyak 10-20 ml masukkan ke selang dan dorong udara sambil mendengarkan lambung dengan stetoskop jika terdengar gemuruh, fiksasi slang.
- Untuk mengamankan slang: gunting bagian tengah plester sepanjang 2 inchi, sisakan 1 inci tetap utuh, tempelkan 1 inchi plester pada lubang hidung, lilitkan salah satu ujung, kemudian yang lain, satu sisi plester lilitan mengitari slang
- Plesterkan slang secara melengkung ke satu sisi wajah klien. Pita karet dapat digunakan untuk memfiksasi slang.
- Kurangi manipulasi atau merubah posisi klien sewaktu memasukan NGT, termasuk juga batuk atau tersedak karena bisa menyebabkan cervical injury karena manual stabilization of the head sangat diperlukan sewaktu melaksanakan prosedur.
- Stabilisasikan posisi kepala.
Prosedur penggunaan EKG
A. Pengertian
Tata cara untuk
menggunakan alat EKG secara tepat
B. Tujuan
Agar hasil rekaman
EKG terjaga mutunya dan alat EKG terawat dengan baik
C. Kebijakan
1. Penggunaan EKG hanya dilakukan sesuai indikasi
/ ketentuan atau atas instruksi dokter
2. Setelah digunakan, alat EKG harus disimpan
dalam keadaan bersih dan rapih.
D. Prosedur
1. Posisi pasien diatur terlentang datar
2. Membuka dan melonggarkan pakaian pasien bagian
atas, bila pasien memakai jam tangan, gelang, logam lain agar dilepas
3. Membersihkan kotoran dengan menggunakan kapas
pada daerah dada, kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai dilokasi manset
elektroda
4. Mengoleskan jelly pada permukaan elektroda
5. Memasang manset elektroda pada kedua pergelangan
tangan dan kedua tungkai
6. Memasang arde
7. Menghidupkan monitor EKG
8. Menyambungkan kabel EKG pada kedua tungkai
pergelangan tangan dan kedua tungkai pergelangan kaki pasien, untuk rekaman
ekstremitas lead (Lead I, II, III, AVR, AVL, AVF) dengan cara :
-
Warna merah pada pergelangan tangan kanan
-
Warna hijau pada kaki kiri
-
Warna hitam pada kaki kanan
-
Warna kuning pada pergelangan tangan kiri
9. Memasang elektroda dada untuk rekaman
precardial lead
-
V1 pada intreosta keempat garis sternum kanan
-
V2 pada intreosta keempat garis sternum kiri
-
V3 pada pertengahan V2 dan V1
-
V4 pada intrekosta kelima garis pertengahan elavikula kiri
-
V5 pada axila sebelah depan kiri
-
V6 pada axila sebelah belakang kiri
10. Melakukan kalibrasi dengan kecepatan 25
mili/detik
11. Bila rekaman EKG telah lengkap terekam, semua
elektroda yang melekat ditubuh pasien dilepas dan dibersihkan seperti semula
12. Pasien dibantu merapihkan pakaian
13. Untuk pasien rawat inap hasil rekaman EKG
disimpan kedalam berkas rekam medik pada formulir yang tersedia dan dilaporkan
kedokter
14. Tindakan EKG yang telah dilakukan dicatat
kedalan catatan perawat pada berkas rekam medik pasien
15. Untuk pasien rawat jalan, hasil rekaman EKG
diberikan ke dokter yang bersangkutan.
KATETER
1. Definisi
Kateter adalah pipa untuk memasukkan atau mengeluarkan cairan
Kateter terutama terbuat dari bahan karet atau plastik, metal, woven silk dan silikon
Kandung kemih adalah sebuah kantong yang berfungsi untuk menampung air seni yang berubah-ubah jumlahnya yang dialirkan oleh sepasang ureter dari sepasang ginjal
Kateterisasi kandung kemih adalah dimasukkannya kateter melalui urethra ke dalam kandung kemih untuk mengeluarkan air seni atau urine.
2. Tujuan
Untuk segera mengatasi distensi kandung kemih
Untuk pengumpulan spesimen urine
Untuk mengukur residu urine setelah miksi di dalam kandung kemih
Untuk mengosongkan kandung kemih sebelum dan selama pembedahan
3. Prosedur
SARANA DAN PERSIAPAN
A. Alat
a. Tromol steril berisi
b. Gass steril
c. Deppers steril
d. Handscoen
e. Cucing
f. Neirbecken
g. Pinset anatomis
h. Doek
i. Kateter steril sesuai ukuran yang dibutuhkan
j. Tempat spesimen urine jika diperlukan
k. Urobag
l. Perlak dan pengalasnya
m. Disposable spuit
n. Selimut
B. Obat
a. Aquadest
b. Bethadine
c. Alkohol 70 %
Kateter adalah pipa untuk memasukkan atau mengeluarkan cairan
Kateter terutama terbuat dari bahan karet atau plastik, metal, woven silk dan silikon
Kandung kemih adalah sebuah kantong yang berfungsi untuk menampung air seni yang berubah-ubah jumlahnya yang dialirkan oleh sepasang ureter dari sepasang ginjal
Kateterisasi kandung kemih adalah dimasukkannya kateter melalui urethra ke dalam kandung kemih untuk mengeluarkan air seni atau urine.
2. Tujuan
Untuk segera mengatasi distensi kandung kemih
Untuk pengumpulan spesimen urine
Untuk mengukur residu urine setelah miksi di dalam kandung kemih
Untuk mengosongkan kandung kemih sebelum dan selama pembedahan
3. Prosedur
SARANA DAN PERSIAPAN
A. Alat
a. Tromol steril berisi
b. Gass steril
c. Deppers steril
d. Handscoen
e. Cucing
f. Neirbecken
g. Pinset anatomis
h. Doek
i. Kateter steril sesuai ukuran yang dibutuhkan
j. Tempat spesimen urine jika diperlukan
k. Urobag
l. Perlak dan pengalasnya
m. Disposable spuit
n. Selimut
B. Obat
a. Aquadest
b. Bethadine
c. Alkohol 70 %
PENATALAKSANAAN
1. Menyiapkan penderita : untuk penderita laki-laki dengan posisi terlentang sedang wanita dengan posisi dorsal recumbent atau posisi Sim
2. Aturlah cahaya lampu sehingga didapatkan visualisasi yang baik
3. Siapkan deppers dan cucing , tuangkan bethadine secukupnya
4. Kenakan handscoen dan pasang doek lubang pada genetalia penderita
5. Mengambil deppers dengan pinset dan mencelupkan pada larutan bethadine
6. Melakukan desinfeksi sebagai berikut :
Pada penderita laki-laki : Penis dipegang dan diarahkan ke atas atau hampir tegak lurus dengan tubuh untuk meluruskan urethra yang panjang dan berkelok agar kateter mudah dimasukkan . desinfeksi dimulai dari meatus termasuk glans penis dan memutar sampai pangkal, diulang sekali lagi dan dilanjutkan dengan alkohol. Pada saat melaksanakan tangan kiri memegang penis sedang tangan kanan memegang pinset dan dipertahankan tetap steril.
Pada penderita wanita : Jari tangan kiri membuka labia minora, desinfeksi dimulai dari atas ( clitoris ), meatus lalu kearah bawah menuju rektum. Hal ini diulang 3 kali . deppers terakhir ditinggalkan diantara labia minora dekat clitoris untuk mempertahankan penampakan meatus urethra.
7. Lumuri kateter dengan jelly dari ujung merata sampai sepanjang 10 cm untuk penderita laki-laki dan 4 cm untuk penderita wanita. Khusus pada penderita laki-laki gunakan jelly dalam jumlah yang agak banyak agar kateter mudah masuk karena urethra berbelit-belit.
8. Masukkan katether ke dalam meatus, bersamaan dengan itu penderita diminta untuk menarik nafas dalam.
Untuk penderita laki-laki : Tangan kiri memegang penis dengan posisi tegak lurus tubuh penderita sambil membuka orificium urethra externa, tangan kanan memegang kateter dan memasukkannya secara pelan-pelan dan hati-hati bersamaan penderita menarik nafas dalam. Kaji kelancaran pemasukan kateter jika ada hambatan berhenti sejenak kemudian dicoba lagi. Jika masih ada tahanan kateterisasi dihentikan. Menaruh neirbecken di bawah pangkal kateter sebelum urine keluar. Masukkan kateter sampai urine keluar sedalam 5 – 7,5 cm dan selanjutnya dimasukkan lagi +/- 3 cm.
Untuk penderita wanita : Jari tangan kiri membuka labia minora sedang tangan kanan memasukkan kateter pelan-pelan dengan disertai penderita menarik nafas dalam . kaji kelancaran pemasukan kateter, jik ada hambatan kateterisasi dihentikan. Menaruh nierbecken di bawah pangkal kateter sebelum urine keluar. Masukkan kateter sampai urine keluar sedalam 18 – 23 cm dan selanjutnya dimasukkan lagi +/- 3 cm.
9. Mengambil spesimen urine kalau perlu
10.Mengembangkan balon kateter dengan aquadest steril sesuai volume yang tertera pada label spesifikasi kateter yang dipakai
11.Memfiksasi kateter :
Pada penderita laki-laki kateter difiksasi dengan plester pada abdomen
Pada penderita wanita kateter difiksasi dengan plester pada pangkal paha
12.Menempatkan urobag ditempat tidur pada posisi yang lebih rendah dari kandung kemih
13.Melaporkan pelaksanaan dan hasil tertulis pada status penderita yang meliputi :
1. Menyiapkan penderita : untuk penderita laki-laki dengan posisi terlentang sedang wanita dengan posisi dorsal recumbent atau posisi Sim
2. Aturlah cahaya lampu sehingga didapatkan visualisasi yang baik
3. Siapkan deppers dan cucing , tuangkan bethadine secukupnya
4. Kenakan handscoen dan pasang doek lubang pada genetalia penderita
5. Mengambil deppers dengan pinset dan mencelupkan pada larutan bethadine
6. Melakukan desinfeksi sebagai berikut :
Pada penderita laki-laki : Penis dipegang dan diarahkan ke atas atau hampir tegak lurus dengan tubuh untuk meluruskan urethra yang panjang dan berkelok agar kateter mudah dimasukkan . desinfeksi dimulai dari meatus termasuk glans penis dan memutar sampai pangkal, diulang sekali lagi dan dilanjutkan dengan alkohol. Pada saat melaksanakan tangan kiri memegang penis sedang tangan kanan memegang pinset dan dipertahankan tetap steril.
Pada penderita wanita : Jari tangan kiri membuka labia minora, desinfeksi dimulai dari atas ( clitoris ), meatus lalu kearah bawah menuju rektum. Hal ini diulang 3 kali . deppers terakhir ditinggalkan diantara labia minora dekat clitoris untuk mempertahankan penampakan meatus urethra.
7. Lumuri kateter dengan jelly dari ujung merata sampai sepanjang 10 cm untuk penderita laki-laki dan 4 cm untuk penderita wanita. Khusus pada penderita laki-laki gunakan jelly dalam jumlah yang agak banyak agar kateter mudah masuk karena urethra berbelit-belit.
8. Masukkan katether ke dalam meatus, bersamaan dengan itu penderita diminta untuk menarik nafas dalam.
Untuk penderita laki-laki : Tangan kiri memegang penis dengan posisi tegak lurus tubuh penderita sambil membuka orificium urethra externa, tangan kanan memegang kateter dan memasukkannya secara pelan-pelan dan hati-hati bersamaan penderita menarik nafas dalam. Kaji kelancaran pemasukan kateter jika ada hambatan berhenti sejenak kemudian dicoba lagi. Jika masih ada tahanan kateterisasi dihentikan. Menaruh neirbecken di bawah pangkal kateter sebelum urine keluar. Masukkan kateter sampai urine keluar sedalam 5 – 7,5 cm dan selanjutnya dimasukkan lagi +/- 3 cm.
Untuk penderita wanita : Jari tangan kiri membuka labia minora sedang tangan kanan memasukkan kateter pelan-pelan dengan disertai penderita menarik nafas dalam . kaji kelancaran pemasukan kateter, jik ada hambatan kateterisasi dihentikan. Menaruh nierbecken di bawah pangkal kateter sebelum urine keluar. Masukkan kateter sampai urine keluar sedalam 18 – 23 cm dan selanjutnya dimasukkan lagi +/- 3 cm.
9. Mengambil spesimen urine kalau perlu
10.Mengembangkan balon kateter dengan aquadest steril sesuai volume yang tertera pada label spesifikasi kateter yang dipakai
11.Memfiksasi kateter :
Pada penderita laki-laki kateter difiksasi dengan plester pada abdomen
Pada penderita wanita kateter difiksasi dengan plester pada pangkal paha
12.Menempatkan urobag ditempat tidur pada posisi yang lebih rendah dari kandung kemih
13.Melaporkan pelaksanaan dan hasil tertulis pada status penderita yang meliputi :
Post a Comment for "KEBUTUHAN DASAR MANUSIA "