Literasiperawat.com ~ Hipospadia adalah suatu kelainan bawaan berupa muara uretra yang terletak di sebelah ventral penis dan sebelah proksimal ujung penis. Hipospadia adalah suatu keadaan dimana uretra terbuka dipermukaan bawah penis, skrotum atau perineum . Hipospadia sendiri berasal dari dua kata yaitu ‘hypo’ yang berarti ‘dibawah’ dan ‘spadon’ yang berarti keratin yang panjang.
𝗘𝘁𝗶𝗼𝗹𝗼𝗴𝗶
Penyebabanya sebenarnya multifaktor dan sampai sekarang belum diketahui penyebab pasti dari hipospadia. Namun, ada beberapa faktor yang oleh para ahli dianggap paling berpengaruh antara lain :
- Gangguan dan ketidakseimbangan hormon
- Genetika
- Lingkungan
Hipospadia juga bisa terjadi karena kegagalan atau kelambatan pada penyatuan lipatan uretra di garis tengah (midline fusion). Kelainan ini sering di sertai dengan terjadi nya korda (chordee). Hipospadia juga terjadi pada anak perempuan hingga muara uretra ada dalam vagina.
𝗧𝗮𝗻𝗱𝗮 𝗱𝗮𝗻 𝗚𝗲𝗷𝗮𝗹𝗮
Penis yang melengkung ke arah bawah yang akan tampak lebih jelas pada saat ereksi. Hal ini disebabkan oleh adanya chordee. Walaupun adanya chordee adalah salah satu ciri khas untuk mencurigai suatu hipospadia, perlu diingat bahwa tidak semua hipospadia memiliki chordee. Lubang penis tidak terdapat di ujung penis, tetapi berada di bawah atau di dasar penis.
- Penis tampak seperti berkerudung
- Jika berkemih, anak harus duduk
- Kulit penis bagian bawah sangat tipis
- Sering disertai undescended testis
𝗞𝗹𝗮𝘀𝗶𝗳𝗶𝗸𝗮𝘀𝗶
Tipe hipospadia berdasarkan letak orifisium/meatus :
- Tipe sederhana/tipe anterior terletak di anterior yang terdiri dari tipe 𝘨𝘭𝘢𝘯𝘥𝘶𝘭𝘢𝘳 𝘥𝘢𝘯 𝘤𝘰𝘳𝘰𝘯𝘢𝘭. Pada tipe ini , meatus terletak pada pangkal glans penis. Secara klinis, kelainan ini bersifat asimtomatik dan tidak memerlukan suatu tindakan. Bila meatus agak sempit dapat dilakukan dilatasi atau meatotomi. Hipospadia glandular hipospadia subcoronal.
- Tipe penil/tipe midle yang terdiri dari 𝘥𝘪𝘴𝘵𝘢𝘭 𝘱𝘦𝘯𝘪𝘭𝘦, 𝘱𝘳𝘰𝘬𝘴𝘪𝘮𝘢𝘭 𝘱𝘦𝘯𝘪𝘭𝘦 𝘥𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘯𝘦-𝘦𝘴𝘤𝘳𝘰𝘵𝘢𝘭. Pada tipe ini, meatus terletak antara glans penis dan skrotum. Biasanya disertai dengan kelainan penyerta, yaitu tidak adanya kulit prepusium bagian ventral, sehingga penis terlihat melengkung kebawah atau glans penis menjadi pipih. Pada kelainan tipe ini, diperlukan intervensi tindakan bedah secara bertahap, mengingat kulit dibagian ventral preposium tidak ada maka sebaiknya sirkumisi karena sisa kulit yang ada dapat berguna untuk tindakan bedah selanjutnya .
- Tipe posterior yang terdiri dari tipe 𝘴𝘤𝘳𝘰𝘵𝘢𝘭 𝘥𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘪𝘯𝘦𝘢𝘭. Pada tipe ini umumnya pertumbuhan penis akan terganggu, kadang disertai dengan skrotum bifida, meatus uretra terbuka lebar dan umumnya testis tidak turun. Hipospadia perineal, dapat menunjukkan kemungkinan letak lubang kencing pada pasien hipospadia.
𝗞𝗼𝗺𝗽𝗹𝗶𝗸𝗮𝘀𝗶
- Infertility
- Resiko hernia inguinalis
- Gangguan psikososial
𝗣𝗲𝗺𝗲𝗿𝗶𝗸𝘀𝗮𝗮𝗻 𝗗𝗮𝗴𝗻𝗼𝘀𝘁𝗶𝗸
Pemeriksaan diagnostik berupa pemeriksaan fisik. Jarang dilakukan pemeriksaan tambahan untuk mendukung diognosa hipospadia, tetapi dapat dilakukan pemeriksaan ginjal seperti USG mengingat hipospagia sering disertai kelainan pada ginjal. Akan tetapi dapat juga dilakukan pemeriksaan Darah lengkap, urine lengkap dan Uretroskopi.
𝗣𝗲𝗻𝗮𝘁𝗮𝗹𝗮𝗸𝘀𝗮𝗻𝗮𝗮𝗻
Diagnosis di tegakkan berdasarkan pemeriksaan fisik. Hipospadia ringan tidak memerlukan pengobatan, tetapi bentuk sedang atau berat memerlukan perbaikan bedah . Jika Hipospadia terdapat di pangkal penis, mungkin perlu di lakukan pemeriksaan radiologi.
Bayi yang menderita Hipospadia sebaiknya tidak di khitan, karena kulit depan penis dibiarkan untuk digunakan pada pembedahan nanti dan apabila di khitan maka akan membuat perbaikan bedah menjadi lebih sulit. Rangkaian pembedahan biasanya telah selesai di lakukan sebelum anak mulai sekolah. Pada saat ini, perbaikan Hipospadia dianjurkan sebelum anak berumur 18 bulan. Biasanya di lakukan pada umur 4 tahun.
Tujuan dari dilakukannya tindakan operasi adalah memperpanjang atau memajukan muara uretra. Menggunakan kulit frepusium dan menghilangkan korda bila. Bayi yang menderita Hipospadia sebaiknya tidak di sunat. Kulit depan penis di biarkan untuk di gunakan pada pembedahan nanti. Jika tidak di obati mungkin akan terjadi kesulitan dalam pelatihan buang air pada anak kecil dan pada saat dewasa nanti, dan mungkin akan terjadi gangguan dalam melakukan hubungan seksual.
Pada beberapa kasus yang berat di perlukan lebih dari satu operasi untuk memperbaiki defek secara tuntas. Setelah pembedahan anak akan memiliki fungsi seks dan kemih yang normal, dan penis yang kelihatannya hampir normal. Sebelum anak di operasi, dokter akan memeriksa dulu kondisi si anak. Untuk operasi anak-anak, selain prosedur- prosedur yang biasa dilakukan sebelum operasi, maka ronsen toraks (paru jantung) juga dikerjakan.
Operasi Hipospadia dua tahap, tahap pertama dilakukan untuk meluruskan penis supaya posisi meatus (lubang tempat keluar kencing) nantinya letaknya lebih proksimal (lebih mendekati letak yang normal), memobilisasi kulit dan preputium untuk menutup bagian ventral / bawah penis. Tahap kedua dilakukan uretroplasti (pembuatan saluran kencing / uretra) sesudah 6 bulan.
Dikenal banyak tehnik operai hipospadia, yang umumnya terdiri dari beberapa tahap yaitu :
- Operasi pelepasan Chordee dan Tunneling Dilakukan pada usia 1,5-2 tahun.
- Operasi Uretroplasty : Biasanya dilakukan 6 bulan setelah operasi pertama. Uretroplasty yaitu membuat fassa naficularis baru pada glans penis yang nantinya akan dihubungkan dengan canalis uretra yang telah terbentuk sebelumnya melalui tahap pertama.
Tidak kalah pentingnya pada penanganan penderita hipospadia adalah penanganan pasca bedah dimana canalis uretra belum maksimal dapat digunakan untuk lewat urin karena biasanya dokter akan memasang sonde untuk memfiksasi canalis uretra yang dibentuknya. Urin untuk sementara dikeluarkan melalui sonde yang dimasukkan pada vesica urinaria (kandung kemih) melalui lubang lain yang dibuat olleh dokter bedah sekitar daerah di bawah umbilicus (pusar) untuk mencapai kandung kemih.
Post a Comment for "Penatalaksanaan Pada Pasien Hipospadia"