Literasi Perawat ~ Uji Kompetensi merupakan tahap akhir dari D3 atau Ners untuk mendapatkan kualifikasi. Uji ketrampilan yang selanjutnya di sebut dengan ukom, merupakan momok yang sangat menakutkan bagi setiap orang yang akan dihadapi terutama bagi mereka yang tidak memiliki persiapan.
Ukom layaknya sebuah lingkaran yang harus dimatikan maka seorang yang akan maju ke medan perang, mereka harus melakukan persiapan sebaik mungkin, jika tanpa persiapan, hanya mengantarkan nyawa di medan pertempuran.
Akan tetapi jika ditelisik lebih dalam mereka sudah melakukan persiapan. Persiapan yang dilakukan selama 3 tahun untuk D3 dan 5 tahun untuk Ners. Jika mahasiswa selama itu untuk mempersiapkan, tetapi mengapa banyak mahasiswa yang gagal dalam uji kompetensi?
Bukan hanya saling menyalahkan dan saling menghubungkan atas kegagalan yang dilakukan peserta ukom. Dibawah ini terdapat beberapa penyebab mengapa mahasiswa gagal dalam ukom.
NasibJika sudah berbicara nasib kita sudah tidak bisa ngomong apa-apa lagi, akan tetapi terkadang nasib tidak bisa kita hindarkan.
Misalnya, seorang mahasiswa yang rajin dikampus. Dia mengejakan soal dengan baik, Allah SWT, berkehendak lain.
Kurang persiapanYang membahas dengan ketidakmampuan adalah mahasiswa belum memiliki kesiapan mental dan keilmuan. Mahasiswa yang pintar belum tentu lulus secara otomatis.
Berlatih dengan orang yang kurang tepatDalam menjawab soal ukom mahasiswa perlu latihan mengenal soal-soal yang baik yaitu yang memiliki standar yang sama dengan yang akan mereka hadapi di ukom nanti. Akan tetapi pada kenyataanya tidak semua mahasiswa mendapat kesempatan untuk berlatih dengan soal seperti itu. Mereka banyak berlatih menggunakan sumber yang kurang tepat.
Belajarlah menggunakan soal yang belum di review atau menggunakan buku yang tidak menggunakan standar kebebasan yang telah ditentukan.
SombongMengecilkan atau memahami kembali ukom merupakan tindakan yang sombong. Contohnya; datang dengan menggunakan pakaian yang tidak sesuai dengan standar, dan disuruh pulang oleh pengawas.
Curang Percaya DiriKita kadang mendapatkan fakta, mahasiswa yang terkenal di kampusnya, IPK nya tinggi, akan tetapi tidak lulus saat ukom. Salah satu penyebabnya adalah ketidakpercayaan diri, mudah gugup. Apalagi tempat ujian kompetensinya tidak dikampus sendiri. Yang diperlukan untuk menghadapi bukan hanya kemampuan dan kebutuhan untuk lebih banyak dari mereka yang stres.
Tidak belajar cara membaca soalSoal dirancang dan diwujudkan. Dimana mana yang kompeten.
Umumnya soal dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu
Vignete atau kasus Pertanyaan Jawaban
Jumlah kata dalam vignete sebanyak 20 - 60 kata, rata-rata 40 - 50 kata. Kata-kata ini terdiri dari mulai identitas, pengaturan perawatan, keluhan, data yang menunjang jawab, pengalih perhatian data, tanda vital, pemeriksaan penunjang lainnya.
Dapat dinilai terdiri dari:
Tidakan pengkajian yang harus dilengkapi Prioritas masalah Diagnosa keperawatan rencana tindakan keperawatan penyelenggaraan keperawatan evaluasi Pendidikan kesehatanPersiapan pasien pulangYang tepat pada kasus tersebut Pemeriksaan yang harus disiapkan aspek etik yang terkait dengan kasus tersebut
Sementara untuk pilihan jawaban, dan 4 jawaban pengguna. Jawaban dan distractor memiliki data yang tidak dalam kasus. Ini pun merupakan kesengajaan, yang bisa memutuskan mana yang kompeten dan mana yang tidak kompeten. Bagi orang yang kompeten akan sangat mudah menemukan jawaban, akan tetapi bagi yang tidak semua orang anggap benar.
Terlalu tergesa-gesa
Sifat yang terlalu tergesa-gesa dapat menyebabkan seseorang tidak cerdas dalam memilih jawaban. Bagaimana cara menghindarinya? Untuk melakukan kebergesaan, yaitu:
Fokus untuk masalah, sebuah soal dirancang untuk dikerjakan dalam waktu 1 menit. Baca dengan teliti kasusnya dan pertanyaannya Tentukan anggaran apa dari setiap kasus. Sebuah soal terkadang bertanya tentang apa yang terjadi, tidak menemukan masalah yang ada pada saat itu. Jika Anda tidak menemukan masalah utama maka Anda akan salah dalam menjawab. Jangan membuat interpretasi pada sebuah soal, gunakan saja data yang ada di soal itu.Jawablah sesuai dengan pertanyaan
Panik
Fokus perhatian orang panik biasanya disempit, orang-orang akan sangat fokus pada hal yang kecil. Panik juga akan menghilangkan kemampuan menilai seseorang, status yang tidak dapat dilakukan. Jika ada masalah, tarik napas, acungkan tangan. Petugas yang sedang bekerja akan membantu kesulitan Anda.
Pembelajaran yang salah.
Tidak memiliki dasar yang kuat, tetapi memilih untuk diskusi yang akhirnya diskusi melenceng. Membahas soal soal yang tidak terstandarisasi ukom, misalnya menggunakan buku soal yang merujuk kepada ujian perawat luar negeri. Tidak memiliki catatan yang baik
Tidak bisa menggunakan hasil try outCoba sejatinya adalah tempat yang baik untuk mengetahui kemampuan saat ini. Coba dapat memberikan informasi siapa yang memiliki kompeten dan siapa yang tidak memiliki privasi. Dari hasil try out dapat diketahui bagian mana yang dapat dijadikan lumbung nilai atau penyumbang nilai terbanyak ke setiap individu.
Hasil try out dapat menunjukkan kemampuan per individu, dan pada statistik setiap individu yang memiliki kemampuan yang berbeda. Berdasarkan itu pula dalam belajar, pendekatan individu yang lebih diutamakan dibandingkan pendekatan kelompok.
Salah menebakMungkin dalam pendidikan formal, tebak sesuatu yang haram, jangan dilakukan. Akan tetapi dalam ukom, saya menganalisa menebaklah dengan benar.
Caranya: Jika masih ragu-ragu, tebaklah yang tepat sesuai insting yang pertama, kedua jika waktunya mepet, tebaklah dengan jawaban yang sama.
Tidak menggunakan logika dengan baikDalam membuat sebuah masalah, penulis menggunakan logikanya terutama dalam memahami patofisiologi, tanda dan gejala, tindakan yang harus dilakukan dan lain-lain. Semua harus melalui logika yang baik, termasuk dalam merawat pasien. Dengan demikian, jika ada jawaban dan Anda tidak menemukan karena pemahaman, maka gunakan logika. Harap diingat, semua dilakukan secara sistematis, ada urutannya, dan tugas yang ada untuk melakukan apa saja kemudian.
Tidak belajar dari kesalahanSudah banyak orang yang gagal dalam ukom, Kesalahan demi kesalahan yang sering dilakukan dalam persiapan maupun dalam pelaksanaan ukom. Akan tetapi tidak ada pengkajian atau pembahasan yang cukup memadai sampai mereka tidak berhasil.
Kampus dan mahasiswa tidak mendapat kesempatan bertemuAda beberapa kampus tidak memiliki program yang jelas untuk menghadapi ukom setelah mahasiswa diwisuda, yaitu setelah nilai ukom diumumkan. Sebagian besar siswa yang telah diwisuda bukan tanggung jawab kampus lagi. Akan tetapi tidak sedikit kampus yang memiliki program yang jelas meskipun mahasiswa belum lulus ukom setelah ujian beberapa kali, kampus ini membahas mahasiswa yang belum lulus adalah tanggung jawabnya kerena termasuk bagian dari kualitas yang diberikan kampus terhadap lulusannya.
Kampus tidak memiliki standar ukomKualitas yang lebih rendah untuk latihan di kampus kadang-kadang menjadi bagian masalah tersendiri, tidak ada pengembangan yang baik yang disinyalir adalah masalah dari masalah yang sangat pelik ini. Beberapa kampus kesulitan mencari soal yang standar ukom karena hari yang memiliki keterbatasan. Untuk pelatihan ini perlu pelatihan pengembangan untuk seluruh dosen.
Berkumpul dengan orang yang salahPepatah kehidupan mengatakan bahwa bergaul dengan orang kaya maka kita akan menjadi kaya, pola pikir minimal dan gaya akan menyesuaikan dengan gaya hidup orang kaya. Begitu pula jika kita salah bergaul dalam persiapan ukom, misalnya bergaul dengan orang-orang yang tidak peduli ukom, maka kita akan mengikuti pola pikir tersebut.
Penulis : Hendi Rohaendi, S.Kep., Ns. M.Kep
Post a Comment for "Ini Alasannya Kenapa Anda Sering Gagal Uji Kompetensi"