SLPI - Perawat merupakan profesi yang
bergelut dengan infeksi, bertemu para pasien setiap hari, tiap waktu, dengan
jadwal libur yang tak tentu.
Perawat disebut-sebut sebagai ujung
tombak besarnya sebuah rumah sakit, karena menyangkut pelayanan. Jikapun ada
yang salah, pasti pula perawat sering jadi bantalan kesalahan itu, padahal
perawat tak selalu salah
Perawat lebih banyak berseragam
putih-putih. Sehingga tak heran anak kecil yang pernah dirawat di rumah sakit
menjadi trauma baju putih-putih. Si anak kecil akan berfikir "seragam ini,
pernah nusuk tangan (infus) gw nih". Segera suara si adik menggelegar,
menangis sejadinyaa. Mungkin sekarang adik-adik sudah bertambah rasa traumanya,
karena beberapa rumah sakit anak mengganti warna seragam menjadi beraneka ragam
dan tak lagi bewarna putih. Sehingga anak akan lupa malah bingung akan
traumanya.
Perawat memiliki peranan besar dalam
penyembuhan pasien. Meskipun melalui kolaborasi dengan dokter. Kolaborasi
dengan dokter, jika intruksi tak dijalankan, maka perawat yang akan dipertanyakan
oleh dokter, kenapa dilakukan tindakan A, B, atau C. Dibalik itu, perawat
merupakan sosok yang setia memberikan pelayanan dan memenuhi kebutuhan
pengobatan orang yang sakit. Tuh, sama pasien aja setia apalagi sama pasangan
hidup?
Perawat yang sering berada di rumah sakit, sangat rentan terhadap infeksi nosokomial. Ya, Infeksi yang terjadi karena hubungan sentuhan atau penyebaran virus lainnya. Walaupun memang APD telah diberikan, namun sebagian besar rumah sakit, biasanya hanya menyediakan sarung tangan dan masker saja. Tak terlalu sesuai dengan Standar Operasional (SOP) Alat Pelindung Diri. Teori tetaplah teori. Tak heran jika dibelahan dunia, ada berbagai kasus perawat menjadi korban. Perawat tertular HIV karena tak sengaja terkena darah pasien, di tangannya yang luka. Perawat tertular TBC melalui udara, ataupun perawat terkena hepatitis. Itu penyebabnya adalah infeksi yang terjadi disekitarnya, atau nosokomial. Beresiko sekali bukan menjadi perawat? YA, sangat. Dan apa timbal balik yang didapat perawat Indonesia? Sedikit sekali perusahaan yang memberikan timbal balik dengan reward yang mumpuni, malah mendapat klaim asuransi dari perusahaan sudah sangat membahagiakan si perawat.
Perawat yang sering berada di rumah sakit, sangat rentan terhadap infeksi nosokomial. Ya, Infeksi yang terjadi karena hubungan sentuhan atau penyebaran virus lainnya. Walaupun memang APD telah diberikan, namun sebagian besar rumah sakit, biasanya hanya menyediakan sarung tangan dan masker saja. Tak terlalu sesuai dengan Standar Operasional (SOP) Alat Pelindung Diri. Teori tetaplah teori. Tak heran jika dibelahan dunia, ada berbagai kasus perawat menjadi korban. Perawat tertular HIV karena tak sengaja terkena darah pasien, di tangannya yang luka. Perawat tertular TBC melalui udara, ataupun perawat terkena hepatitis. Itu penyebabnya adalah infeksi yang terjadi disekitarnya, atau nosokomial. Beresiko sekali bukan menjadi perawat? YA, sangat. Dan apa timbal balik yang didapat perawat Indonesia? Sedikit sekali perusahaan yang memberikan timbal balik dengan reward yang mumpuni, malah mendapat klaim asuransi dari perusahaan sudah sangat membahagiakan si perawat.
Perawat merupakan ahli. Perawat
lapangan sangat piawai melakukan berbagai hal mengenai penanganan gawat darurat
dan pemasangan berbagai alat yang menyangkut kelanjutan hidup pasien. Perawat
merupakan sosok yang selalu ingin mandiri. Walau kini Undang-undangnya telah
berdiri sendiri, tapi perawat tau diri. Perawat memang harus bertahap
menjalankan kemandirian. Semua perawat selalu ingin mandiri, seperti memiliki
klinik sendiri. Mengurus perizinian dan tampil menjadi sukses karena lapangan
kerja sendiri. Perawat harus terus melakukan kolaborasi terhadap siapapun,
dokter, apoteker, laboratorium, radiologi dan sebagainya. Sehingga penunjang
penyakit menjadi jelas.
Perawat memiliki jadwal libur tak
beraturan. Jadwal tidur yang berantakan. Perawat akan libur disaat semua orang
sedang bekerja dan akan bekerja disaat semua orang libur. Sampai mungkin
adapernyataan perawat yang bilang “Seandainya semua orang sakit memiliki hari
libur?” sayangnya itu tak akan terjawab manis dan tak akan terjadi. Fiuh..
perawat akan terjaga saat oranglain sedang tidur, dan kadang akan tidur saat
orang lain sedang terjaga. Tuntutan shift malam yang ekstra
Perawat dituntut memiliki emosi yang
stabil. Semua orang sakit selalu ingin dimanja, dirawat, dan diberi senyum.
Orang lain tak tahu apa yang sedang ada didalam hati perawat, entah sedang
marah, ada masalah dikeluarganya dan lain sebagainya. Jika perawat mengikuti
emosi jiwanya, pasien dan keluarga akan marah-marah dan manyelahi perawat.
Kenapa begini begitu... maka perawat dituntut memiliki hati yang lapang dada,
dan sabar. Jika keluhan dan emosi pasien dan keluarga kita sambut dengan marah,
maka akan memperkeruh suasana.
Perawat sering menjadi saksi kematian.
Dalam hal ini tenaga medis sering menemuinya. Ketika ada pasien yang sedang
mengalami nafas satu-satu. Perawat yang hadir dengan emergency kid untuk
melakukan pertahanan hidup pertama, sebelum dokter datang dan melanjutkan
terapi dan tindakan. Perawat berusaha memberikan resusitasi jantung paru (rjp)
pada pasien yang sedang dalam kondisi kritis, ketika nadi melemah dan nafas
hilang perlahan. sesegera mungkin, perawat memberikan tindakan yang memacu
adrenalinnya. Dan harus dilakukan dengan kerja tim yang kuat para perawat dan
dokter. Ketika semua sudah dilakukan dan terjadi sesuatu yang mengarah pada
akhir dari kehidupan. Perawat dan dokter yang menyampaikan kabar duka dengan
perlahan. berbagai ekspresi duka sering dilihat oleh perawat, termasuk ekspresi
duka seorang ayah yang tak terima anaknya meninggal, sehingga marah-marah dan
menendang seluruh barang disekitarnya. Ekspresi kehilangan. Kalau udah begini,
ya minta bantuan petugas keamanan rumah sakit daah
Perasaan lainnya, ada sensasi berbeda
ketika melakukan perawatan jenazah. Aku sering berdesis minta maaf dalam hati
ketika melakukan perawatan ini. Melepaskan alat yang terpasang ditubuh pasien,
memberi posisi yang sesuai pada jasad tak berdetak. Memegang tubuh kaku,
sesekali masih memegang nadi si mayit pada pergelangannya. Walaupun tahu sudah
tak berdetak. Tubuh lemas. Mengikat perlahan dengan kasa. Ya kematian itu akan
datang tak mengenal usia. Membayangkan diri yang dibeginikan oleh oranglain.
Astaghfirullah. Masih banyak dosa menumpuk.
Perawat juga sering sakit. Tapi bingung
sama shift. Kalau sakit mendadak dan harus mencari perawat pengganti yang bisa
menggantikannya di shift itu. Perawat ndak boleh sakit lama-lama. Karena orang
sakit yang lebih parah masih membutuhkan perawatannya. Seegois ini perawat sama
dirinya? Hiks
Perawat paling sering mandi malam hari.
Walau selalu dihalangi mandi malam oleh orang rumah, tapi tetap ia ndak tega
kalau kasur kamarnya terkena badan yang masih lengket setelah bergumul dengan
penyakit di rumah sakit. Mandi malam menjadi harus ketika pulang jaga sore.
Susu juga menjadi asupannya setelah itu.
Perawat. Kenapa masih mau jadi perawat?
Ah pekerjaan ini mengajarkan berbagai ilmu hidup yang tak didapat di tempat
lain. Ada perasaan aneh yang membuat perawat harus bertahan, ada perasaan ingin
move tapi harus terus di bidang keperawatan ini. dari tempat yang biasa,
melalui onak duri, melangkahi batu terjal kehidupan, perawat akan memperoleh
perubahan perlahan namun pasti. . Jika perawat itu sendiri selalu berusaha dan
ikhlas menjalaninya. Hati perawat terpaut dengan Sang Pencipta Hidup. Ia
berusaha tak kufur akan nikmat yang diberikan-Nya
Penulis:
Rinta Wulandari
Post a Comment for "Perawat Sosok Tak Tegar"