SLPI- Patah tulang atau fraktur, adalah cedera traumatis
serius yang membutuhkan pertolongan medis. Namun, mendapatkan pertolongan
pertama dari praktisi medis terlatih tidak selalu memungkinkan—beberapa situasi
bisa menghambat pertolongan medis selama beberapa jam atau beberapa hari.
Bahkan di negara-negara maju, orang mengalami dua kali patah tulang selama
hidupnya, jadi ini bukan kejadian yang langka.Dengan
demikian, mengetahui cara memberikan pertolongan pertama pada patah tulang baik
untuk diri sendiri, keluarga, maupun orang lain yang berada dalam kondisi
darurat adalah hal yang penting.
Bagian 1: Memberikan Bantuan Awal
1 Perhatikan bagian
yang cedera.
Dalam situasi darurat, tanpa ada praktisi medis terlatih,
Anda harus dapat memperkirakan tingkat keparahan cedera dengan cepat. Trauma
akibat jatuh atau kecelakaan yang disertai dengan nyeri hebat bukan berarti
patah tulang, namun biasanya merupakan indikator yang cukup bagus. Fraktur yang
terjadi pada kepala, tulang belakang, atau pelvis sulit diketahui tanpa
pemeriksaan sinar-X, namun jika mencurigai patah tulang pada salah satu area
ini, Anda tidak boleh mencoba menggerakkan orang tersebut. Tulang pada lengan,
kaki, jari tangan, dan jari kaki akan tampak membengkok, berubah bentuk, atau
ke luar dari posisinya jika patah.Tulang
patah yang parah dapat menembus ke permukaan kulit (fraktur terbuka) dan
disertai dengan pendarahan berat.
- Gejala patah tulang lainnya meliputi: penggunaan area cedera yang terbatas (mobilitas berkurang atau beban tubuh tidak bisa bertumpu pada area tersebut), pembengkakan dan lebam lokal tiba-tiba, mati rasa atau kesemutan yang berasal dari tulang yang patah, sesak napas, dan mual.
- Berhati-hatilah saat memeriksa cedera agar tidak menimbulkan terlalu banyak gerakan. Menggerakkan seseorang yang mengalami cedera tulang belakang, leher, pelvis, atau tengkorak tanpa latihan medis sangat berisiko dan harus dihindari.
2 Hubungi unit gawat
darurat jika cedera cukup berat.
Jika Anda sudah memastikan bahwa cedera
tersebut serius dan mencurigai kemungkinan patah tulang, hubungi nomor 118
untuk memanggil ambulans dan meminta pertolongan medis untuk datang secepat
mungkin. Memberikan
pertolongan dan perawatan dasar pertama memang dapat membantu, namun hal
tersebut bukanlah pengganti untuk bantuan medis terlatih. Jika Anda berada
dekat dari rumah sakit atau klinik gawat darurat dan cukup yakin cedera
tersebut tidak mengancam nyawa dan hanya terjadi pada salah satu anggota badan,
pertimbangkan untuk mengantar orang yang cedera ke sana.
- Meskipun Anda mengira fraktur yang terjadi tidak mengancam nyawa, tahan keinginan untuk berkendara sendiri ke rumah sakit. Anda mungkin tidak dapat mengendarai mobil dengan benar atau kehilangan kesadaran akibat rasa sakit sehingga dapat menimbulkan bahaya di jalan raya.
- Jika cedera yang terjadi cukup berat, tetaplah terhubung dengan penerima telepon darurat untuk berjaga-jaga jika kondisinya semakin buruk sehingga bisa mendapatkan instruksi dan dukungan emosional yang membantu.
- Hubungi unit gawat darurat jika Anda memperhatikan hal-hal berikut: mintalah bantuan darurat jika orang tersebut tidak responsif, tidak bernapas, atau tidak bergerak; terdapat pendarahan berat; tekanan yang atau gerakan yang pelan menyebabkan rasa sakit; anggota badan atau sendi tampak berubah; tulang menembus kulit; kondisi yang sangat parah pada lengan atau kaki yang cedera, seperti jari kaki atau jari tangan yang mati rasa atau lebam di ujungnya; Anda mencurigai tulang yang patah di leher, kepala, atau punggung.
3 Berikan bantuan napas
buatan jika perlu.
Jika orang yang cedera tidak bernapas dan Anda tidak bisa
merasakan denyut nadi di pergelangan tangan atau lehernya, mulailah memberikan
napas buatan (CPR/cardiopulmonary resuscitation) --jika Anda tahu caranya--
sebelum ambulans datang.Bantuan
CPR meliputi membuka jalan napas, meniupkan udara ke mulut/paru-paru, dan
berusaha membuat jantung kembali berdenyut dengan menekan dadanya secara
berirama.
- Kekurangan oksigen lebih dari 5-7 menit setidaknya dapat menyebabkan kerusakan otak, sehingga pertolongan harus segera diberikan.
- Jika Anda tidak terlatih, berikan bantuan CPR tangan saja tanpa lewat mulut, yaitu memberikan tekanan pada dada tanpa henti sekitar 100 tekanan per menit hingga paramedis tiba.
- Jika Anda terlatih memberikan bantuan CPR, mulailah dengan menekan dada segera (sekitar 20-30 tekanan per menit), periksa adanya hambatan pada jalan napas, dan mulailah memberikan bantuan pernapasan setelah memiringkan kepala penderita ke belakang.
- Untuk cedera tulang belakang, leher, atau tengkorak, jangan gunakan cara memiringkan kepala dan menaikkan dagu. Gunakan cara mendorong rahang untuk pembukaan jalan napas, tetapi hanya boleh dilakukan jika Anda terlatih melakukannya. Cara mendorong rahang adalah dengan berlutut di belakang orang tersebut dan menempatkan tangan pada sisi-sisi wajahnya, jari tengah dan telunjuk di bawah dan belakang rahang. Doronglah tiap sisi rahang ke depan hingga maju.
4 Hentikan pendarahan
yang terjadi.
Jika cedera menimbulkan pendarahan secara signifikan (lebih
dari beberapa tetes darah), Anda harus berusaha menghentikannya terlepas apakah
ada fraktur ataupun tidak. Pendarahan signifikan dari pembuluh arteri utama
dapat menyebabkan kematian dalam waktu beberapa menit. Mengendalikan pendarahan
adalah prioritas utama daripada mengatasi patah tulang. Tekan luka dengan kuat
menggunakan perban steril dan dapat menyerap (idealnya), meskipun handuk atau
pakaian bersih bisa digunakan dalam kondisi darurat.Tekan
luka selama beberapa menit untuk mendorong pembekuan darah pada lokasi cedera.
Ikat perban mengelilingi luka dengan perban elastis atau kain jika bisa.
- Jika pendarahan dari anggota tubuh yang cedera tidak berhenti, Anda mungkin harus memasang torniket yang kencang di atas luka untuk menghentikan aliran darah untuk sementara sampai bantuan medis tiba. Torniket bisa dibuat dari apa saja yang dapat diikat dengan erat-tali, tambang, kabel, selang karet, ikat pinggang, kulit dasi, syal, kaus, dan sebagainya.
- Jika ada benda besar yang menembus kulit, jangan dikeluarkan. Benda tersebut dapat menyumbat luka dan mengeluarkannya justru dapat menimbulkan pendarahan hebat.
Bagian2 : Mengatasi Patah Tulang
1 Hentikan gerakan pada
tulang yang patah.
Setelah tubuh orang yang cedera distabilkan, ini
waktunya untuk menghentikan gerakan pada tulang yang patah jika Anda
mengantisipasi untuk menunggu personel medis dari unit gawat darurat sekitar
satu jam atau lebih. Menghentikan
gerakan pada tulang yang patah dapat mengurangi nyeri dan melindunginya agar
tidak timbul cedera yang lebih berat akibat gerakan tiba-tiba. Jika Anda belum
pernah mendapatkan pelatihan yang tepat, jangan coba-coba meluruskan kembali
tulang yang patah. Mencoba untuk meluruskan tulang yang patah dengan cara yang
salah dapat menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah dan saraf, sehingga
menimbulkan pendarahan dan kemungkinan kelumpuhan. Perhatikan, bidai hanya
dapat digunakan pada tulang anggota badan, bukan tulang pada pelvis atau batang
tubuh.
- Cara terbaik untuk menghentikan gerakan adalah dengan membuat bidai sederhana. Letakkan sepotong kardus atau plastik yang kaku, ranting atau stik, batang logam, atau koran/majalah yang digulung pada sisi-sisi bagian yang cedera untuk menyangga tulang. Ikatlah penyangga ini dengan kuat menggunakan plester, tali, tambang, kabel, selang karet, ikat pinggang kulit, dasi, syal, dll.
- Saat memasangkan bidai pada tulang yang patah, cobalah untuk membiarkan pergerakan pada sendi di dekatnya dan jangan ikat terlalu kencang -- biarkan darah mengalir dengan lancar.
- Memasangkan bidai mungkin tidak diperlukan jika pertolongan darurat segera datang. Dalam kasus seperti ini, pemasangan bidai bisa memperparah keadaan jika Anda tidak terlatih.
2 Berikan kompres es
pada lokasi cedera.
Ketika tulang yang patah dihentikan pergerakannya,
berikan kompres dingin (idealnya es) sesegera mungkin sementara menunggu
ambulans datang. Terapi dingin mempunyai banyak manfaat, antara lain mengurangi
nyeri, mengurangi peradangan/pembengkakan, serta mengurangi pendarahan dengan
mempersempit pembuluh darah arteri. Jika
tidak ada es, coba gunakan kantung gel beku atau sekantung sayuran, namun
pastikan untuk selalu membungkusnya dengan kain tipis agar tidak menimbulkan
lepuh es atau radang dingin.
- Berikan kompres es selama 20 menit atau hingga rasa nyeri pada area cedera benar-benar hilang sebelum kompres dilepaskan. Mengompres cedera dapat mengurangi pembengkakan selama rasa nyeri tidak bertambah berat.
- Saat mengompres dengan es, pastikan untuk mengangkat tulang yang patah untuk mengurangi pembengkakan dan menghambat pendarahan (jika bisa).
3 Tetap tenang dan
perhatikan tanda-tanda syok.
Patah tulang adalah sesuatu yang sangat
traumatis dan menyakitkan. Ketakutan, panik, dan syok adalah reaksi yang lazim
terjadi, namun memiliki akibat negatif terhadap tubuh, jadi harus dikendalikan.
Dengan demikian, tenangkan diri Anda dan/atau orang yang mengalami cedera
dengan meyakinkannya bahwa pertolongan akan segera datang dan situasinya dapat
dikendalikan. Saat menunggu pertolongan, tutupi tubuh orang yang cedera agar
tetap hangat dan berikan minuman jika ia merasa haus. Ajak ia bicara untuk
mengalihkan pikirannya dari cedera.
- Gejala syok meliputi: rasa limbung/pusing, wajah pucat, keringat dingin, napas cepat, denyut jantung cepat, kebingungan, dan kepanikan yang tidak logis.
- Jika orang yang cedera tampak mengalami syok, baringkan tubuhnya dengan kepala yang ditopang dan angkat kakinya. Tutupi tubuhnya dengan selimut, jaket, atau taplak meja jika kedua benda tersebut tidak ada.
- Syok adalah kondisi yang berbahaya karena darah dan oksigen teralihkan dari organ-organ vital. Kondisi psikologis ini jika dibiarkan dapat menyebabkan kerusakan organ.
4 Pertimbangkan untuk
mengonsumsi obat pereda nyeri.
Jika waktu yang dibutuhkan untuk menunggu
personel medis darurat lebih dari satu jam (atau Anda mengantisipasinya lebih
lama lagi), pertimbangkan untuk mengonsumsi/memberikan obat-obatan, jika
tersedia, untuk mengendalikan nyeri dan membuat waktu menunggu bisa lebih
diterima. Asetaminofen (Tylenol) adalah obat pereda nyeri yang paling tepat
untuk patah tulang dan cedera dalam lainnya karena tidak mengencerkan darah dan
menyebabkan pendarahan semakin berat.
- Obat antiinflamasi yang dijual bebas seperti aspirin dan ibuprofen (Bufect) bermanfaat untuk meredakan nyeri dan peradangan, namun dapat menghambat pembekuan darah, sehingga tidak cocok untuk cedera dalam seperti patah tulang.
- Selain itu, aspirin dan ibuprofen tidak boleh diberikan kepada anak-anak, karena mempunyai efek samping yang berbahaya.
Tips
- Periksa anggota tubuh secara berkala untuk mencari tanda-tanda apakah bidai terlalu kencang dipasang dan menghambat sirkulasi darah. Kendurkan bidai jika menyebabkan kulit memucat, bengkak, atau mati rasa.
- Jika darah dari bagian yang cedera merembes ke luar perban steril (atau kain apa pun yang digunakan untuk menghentikannya), jangan lepaskan. Cukup tambahkan kain kasa/perban lagi di atasnya.
- Mintalah agar cedera ditangani oleh dokter atau praktisi medis tepercaya sesegera mungkin.
Peringatan
- Jangan gerakkan korban yang mengalami cedera punggung, leher, atau kepala, kecuali benar-benar diperlukan. Jika Anda mencurigai adanya cedera punggung atau leher dan harus memindahkan korban, usahakan agar punggung, kepala, dan lehernya tersangga dengan baik dan lurus. Jangan sampai terpelintir atau tidak lurus.
- Artikel ini tidak boleh digunakan sebagai pengganti perawatan medis. Pastikan selalu agar orang yang cedera mendapat pertolongan medis meskipun langkah-langkah di atas telah dilakukan, karena patah tulang dapat menjadi cedera yang mengancam nyawa.
Sumber
- http://www.schwebel.com/userfiles/files/Fractures%281024%29.pdf
- https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000001.htm
- http://www.mayoclinic.org/first-aid/first-aid-fractures/basics/art-20056641
- http://www.health.harvard.edu/fhg/firstaid/splint.shtm
- http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=18347&page=2
- http://www.sja.org.uk/sja/first-aid-advice/heart/shock.aspx
- http://www.mayoclinic.com/health/first-aid-shock/FA00056
- https://mydoctor.kaiserpermanente.org/ncal/provider/ggayre/resources/dc/article?article=article_191550.xml
Post a Comment for "Pertolongan Pertama pada Patah Tulang"