SLPI - Apakah Anda mengalami luka atau cedera yang perlu
diperban? Sebagian besar kotak P3K (Pertolongan Pertama pada Kecelakaan)
dilengkapi kasa steril, perban penyerap, selotip medis, perban gulung, perban
segitiga, dan plester. Pada situasi darurat, bahan apa pun yang bisa menyerap
cairan dapat digunakan sebagai perban. Metode penggunaan perban untuk membalut
luka iris yang dalam, luka tusuk parah, luka bakar, dan tulang patah sedikit
berbeda-beda. Pelajari metode penggunaan perban yang tepat sebelum mencoba membalut
luka
1 Ketahui kapan perban gulung/elastis diperlukan.
Jika
luka lebih lebar daripada plester, balutlah dengan kasa dan perban
gulung/elastis. Perban gulung/elastis paling cocok untuk membalut luka lebar
pada anggota badan seperti lengan atau kaki karena dapat membebat bagian tubuh
tersebut dengan baik.
2 Gunakan kasa untuk menutup luka.
Perban
gulung/elastis bukan untuk menutup luka. Tutuplah luka dengan kasa steril
sebelum dibalut dengan perban gulung/elastis. Kasa harus menutupi seluruh
permukaan luka. Gunakan kasa yang berukuran sedikit lebih lebar daripada luka.
- Jika perlu, gunakan selotip medis untuk menempelkan kasa pada luka sampai Anda dapat membalutnya dengan perban elastis.
- Salep antibakteri dapat dioleskan pada kasa untuk membantu mencegah infeksi serta mempercepat penyembuhan luka.
3 Balutkan
perban elastis.
Setelah menempatkan kasa pada luka, balutlah dengan
perban elastis. Mulailah membalutkan perban dari bagian bawah luka.
Balutkan perban ke atas dengan menumpangi setidaknya separuh perban
sebelumnya. Akhiri saat balutan perban sudah melebihi luka.
4 Rekatkan perban.
Rekatkan
perban gulung/elastis setelah dibalutkan pada bagian tubuh yang terluka/cedera.
Salah satu cara merekatkan ujung perban gulung/elastis adalah dengan selotip
medis atau klip. Pastikan balutan perban tidak terlalu erat sebelum ujung
perban direkatkan.
5 Ganti balutan secara
rutin.
Agar luka mengering dan sembuh, gantilah balutan secara rutin.
Setiap mengganti balutan, bersihkan dan keringkan luka dengan baik. Secara
umum, balutan perlu diganti setidaknya satu kali per hari atau saat kasa basah
akibat cairan yang merembes dari luka.
METODE 2: Mempelajari Metode Dasar Membalut Luka
1 Pahami tujuan
penggunaan perban.
Perban sebenarnya digunakan untuk menahan kasa pada
luka meskipun banyak orang mengira fungsi perban adalah untuk menghentikan
pendarahan atau mencegah infeksi. Ada perban yang sudah dilengkapi dengan
sepetak kasa (misalnya, plester). Namun, Anda juga dapat menyediakan perban dan
kasa secara terpisah. Hal ini sangat penting karena luka yang langsung dibalut
perban, tanpa ditutupi kasa terlebih dahulu, akan terus berdarah dan dapat
mengalami infeksi. Ingat, luka tidak boleh langsung dibalut dengan perban;
tutupi terlebih dahulu dengan kasa.
2 Jangan membalut luka
terlalu erat.
Perban yang dibalutkan terlalu erat dapat semakin merusak
luka/tubuh serta menyebabkan nyeri.Perban memang harus dibalutkan cukup erat
sehingga kasa tidak lepas ataupun bergeser dari luka, tetapi tidak boleh sampai
menyebabkan aliran darah terhambat.
3 Gunakan perban untuk
membalut tulang patah ataupun dislokasi sendi.
Perban dapat digunakan
untuk membalut tulang patah dan dislokasi sendi. Tidak semua perban harus
digunakan untuk membalut luka. Jika mengalami cedera seperti tulang patah,
dislokasi sendi lengan, cedera pada mata, atau cedera internal lain, perban
dapat digunakan untuk menopang dan menahan bagian tubuh yang cedera.
Satu-satunya perbedaan pembalutan luka internal dengan eksternal adalah kasa
tidak perlu digunakan. Perban jenis khusus (bukan plester atau perban biasa),
misalnya perban segitiga, perban berbentuk huruf “T”, dan perban perekat,
diperlukan untuk membalut dan menopang bagian tubuh yang mengalami cedera
internal
Semua bagian tubuh yang diduga mengalami patah
tulang atau dislokasi dapat dibalut dengan cara seperti ini hingga Anda
mengunjungi dokter.
4 Ketahui kapan
pertolongan medis profesional diperlukan.
Luka ringan dapat dibalut
sendiri. Namun, untuk luka parah, balutan yang dilakukan sendiri diperlukan
hanya sampai mendapatkan pertolongan medis profesional. Jika ragu apakah
luka/cedera yang Anda alami termasuk parah atau tidak, hubungi unit gawat darurat
untuk mendapatkan saran. Jika luka sudah dibalut, tetapi setelah 24 jam tidak
juga membaik atau terasa sangat menyakitkan, segera periksa ke dokter.
- Jika luka yang dibalut tidak mulai membaik atau menyebabkan nyeri hebat setelah 24 jam, Anda harus segera mengunjungi dokter untuk meminta pertolongan.
- Jika ukuran luka lebih dari 3 cm, disertai pengelupasan kulit, dan/atau melibatkan jaringan di bagian dalam, Anda sebaiknya mencari pertolongan medis.
5 Bersihkan dan obati
luka sebelum dibalut.
Jika tidak darurat ataupun terburu-buru, luka harus
dibersihkan dengan cermat sebelum dibalut. Gunakan air dan sabun/disinfektan
untuk membersihkan kotoran serta membunuh bakteri. Tepuk-tepuk luka dengan
handuk sampai kering. Oleskan krim antiseptik agar infeksi tidak terjadi, lalu
tutuplah dengan kasa dan balutlah dengan perban.
Sebelum membilas luka, usap kain kasa dengan
gerakan berpola bintang untuk menyingkirkan serpihan kotoran dari sekitarnya,
jika ada. Langkah ini akan membantu mencegah serpihan kotoran itu masuk ke
dalam luka saat dibilas.
METODE 3 : Membalut Luka Ringan
1 Gunakan plester untuk
membalut luka iris berukuran kecil.
Salah satu jenis perban yang paling
umum adalah plester. Plester paling cocok untuk membalut lecet dan luka iris
kecil yang terjadi di bagian tubuh yang datar. Untuk menggunakan plester, lepas
kertas lilin yang menutupi lapisan perekat plester, lalu posisikan kasa, yang
ada di tengah plester, pada luka. Rentangkan tepi-tepi plester yang memiliki
lapisan perekat dan tempelkan pada kulit di sekitar luka. Jangan rentangkan
tepi-tepi plester dengan terlalu keras karena dapat menyebabkan plester
terlepas
2 Balut luka pada jari
tangan/kaki dengan plester buku jari (knuckle bandage).
Plester buku jari
merupakan plester khusus yang berbentuk seperti huruf “H”. Bentuk tersebut
mempermudah plester ditempelkan di sela jari tangan/kaki. Lepas kertas lilin
penutup lapisan perekat plester, lalu posisikan sayap-sayap plester di sela
jari tangan/kaki. Ingat, kasa, yang ada di tengah plester, harus berada tepat
pada luka. Bentuk plester buku jari yang menyerupai huruf “H” memastikan
plester tidak mudah bergeser saat digunakan pada sela jari tangan/kaki (bagian
tubuh yang sering bergerak).
3 Balut luka iris
dengan plester berbentuk kupu-kupu (butterfly bandage).
Plester ini berupa
dua sayap berperekat yang dihubungkan oleh pita tipis tidak berperekat. Plester
ini efektif untuk menjaga luka iris tetap tertutup; tidak digunakan untuk
menyerap darah ataupun mencegah infeksi. Jika luka iris dapat ‘tertarik
terbuka’, gunakan plester ini. Lepas kertas penutup lapisan perekat pada kedua
sayap plester. Posisikan kedua sayap plester sehingga mengapit luka. Rapatkan
luka agak erat agar tidak kembali terbuka. Bagian tengah plester, yaitu pita
tipis tidak berperekat, harus berada tepat pada luka.
Sehelai kain kasa steril dan plester sebaiknya
dipasangkan di atas plester kupu-kupu selama paling tidak 24 jam untuk membantu
mencegah infeksi selama pemulihan luka.
4 Balut luka bakar
dengan kasa dan perban perekat.
Luka bakar ringan (dengan gejala
antara lain kemerahan, bengkak, nyeri ringan, dan berukuran tidak lebih dari 7,5
cm) dapat ditangani sendiri dengan balutan dasar. Tutupi luka bakar dengan
sepotong kasa steril, lalu balut dengan perban perekat. Perban perekat sama
sekali tidak boleh menyentuh luka bakar.
5 Balut kulit yang
melepuh dengan plester moleskin.
Plester moleskin merupakan
plester busa khusus yang ditempelkan pada lepuh agar tidak tergesek. Plester
ini biasanya berbentuk seperti donat (berlubang di tengah untuk tempat lepuh).
Lepas kertas penutup lapisan perekat plester moleskin. Posisikan plester
sehingga lepuh berada di dalam lubang yang ada di tengah plester. Plester ini
mencegah gesekan serta mengurangi tekanan pada lepuh. Jika lepuh pecah,
tempelkan plester biasa menumpangi plester moleskin guna mencegah
infeksi.
Anda bisa membuat perban moleskin sendiri
dengan menumpuk lapisan kain kasa hingga sedikit lebih tebal daripada kulit
yang melepuh, kemudian melubanginya sedikit lebih besar dari ukuran luka tersebut.
Letakkan perban ini di permukaan kulit, lapisi dengan kain kasa antilengket dan
rekatkan.
METODE 4: Membalut Luka Parah
1 Gunakan perban
penekan.
Balut luka iris dan lecet parah menggunakan perban penekan.
Perban penekan merupakan pita kasa tipis panjang dengan kasa tebal berbantalan
di dekat satu ujung. Bagian yang tebal tersebut diposisikan pada luka, lalu
dibalut dengan bagian yang tipis agar mendapatkan cukup tekanan serta tidak
bergeser. Perban ini paling efektif untuk mencegah pendarahan parah akibat
lecet atau luka lebar. Selotip medis dapat digunakan untuk merekatkan ujung
perban
2 Gunakan perban donat.
Perban
ini efektif untuk menangani luka tusuk. Jika ada benda yang masih menancap pada
luka, misalnya pecahan kaca, serpihan kayu, atau potongan logam, gunakan perban
donat. Perban ini merupakan perban tebal berbentuk seperti huruf “O” yang dapat
mengurangi tekanan pada luka tusuk yang dalam atau benda yang masih menancap
pada luka. Jangan berusaha mencabut sendiri benda yang masih menancap pada
luka. Tempelkan saja perban donat di sekitar benda tersebut. Lalu, balut
tepi-tepi perban donat dengan kasa atau perban perekat agar perban donat tidak
bergeser. Jangan membalut bagian tengah donat, tempat benda yang menancap pada
luka berada, dengan kasa ataupun perban.
Anda bisa membuat perban donat sendiri dengan
menggulung perban segitiga atau perban sling memanjang seperti ular,
kemudian buat lingkaran yang sesuai untuk melindungi bagian tubuh yang teriris
(lingkarkan mengelilingi jari, atau tangan sebagai penyangga). kemudian ambil
ujung perban dan talikan melalui lingkaran mengelilingi sisi luarnya dan
kembali lagi. Selipkan ujung perban ke dalam balutan yang menyerupai donat
untuk mempertahankan bentuknya. Dengan cara seperti ini, perban donat dapat
digunakan untuk melindungi beragam jenis luka.
3 Gunakan perban
segitiga.
Perban segitiga efektif untuk membalut tulang patah atau
dislokasi sendi. Perban ini digunakan dengan dilipat menjadi kecil, tetapi
sebenarnya berbentuk segitiga besar. Setelah dilipat, perban ini digunakan
untuk membalut tulang patah atau dislokasi sendi. Lipat perban segitiga menjadi
persegi panjang, lalu ikat menjadi lingkaran untuk membentuk gendongan. Selain
itu, perban segitiga juga dapat digunakan untuk membalut bidai/tulang patah,
sebagai penopang. Metode penggunaan perban segitiga bervariasi, tergantung pada
kondisi cedera. Jadi, untuk menggunakan perban ini, pertimbangkan dengan baik
4 Gunakan kasa gulung.
Kasa
gulung efektif untuk membalut luka
bakar derajat dua. Gejala luka bakar derajat dua antara lain kulit yang
melepuh, nyeri, bengkak, berwarna merah, dan berukuran lebih dari 7,5 cm.
Meskipun luka bakar derajat tiga tidak boleh
dibalut, luka bakar derajat dua sebaiknya dibalut longgar dengan kasa steril
yang direkatkan dengan selotip medis. Cara ini membantu melindungi luka dari
kotoran serta mencegah infeksi tanpa menghambat sirkulasi darah ataupun menekan
luka.
5 Gunakan perban tensor.
Perban tensor efektif
membalut luka iris dalam atau amputasi yang tidak disengaja. Perban ini terbuat
dari elastik tebal yang dapat memberikan tekanan cukup besar pada luka guna
menghentikan pendarahan parah. Jika mengalami luka iris dalam atau amputasi
tidak disengaja, bersihkan darah sebanyak mungkin, lalu tempelkan kasa steril
tebal pada luka Selanjutnya, balut dengan perban tensor guna menjaga
kasa agar tidak bergeser serta memberikan tekanan yang cukup untuk membantu
menghentikan pendarahan.
Berusahalah memosisikan bagian tubuh yang luka
lebih tinggi dari jantung sebelum membalutnya karena dapat mengurangi aliran
darah dan risiko shock. Posisi ini juga membuat perban tensor lebih
mudah dipasangkan.
Tips:
- Waspadai tanda-tanda infeksi. Jika cairan berwarna abu-abu atau kuning dan berbau tidak enak keluar dari luka atau tubuh mengalami demam bersuhu lebih dari 38 derajat Celsius, segera dapatkan pertolongan medis profesional.
- Ambil kotoran yang ada di luka menggunakan pinset hanya jika pertolongan medis profesional tidak dapat segera diperoleh. Jika pertolongan segera tiba, tunggulah saja; biarkan tenaga medis profesional yang merawat luka Anda.
- Pelajari cara mengatasi renjatan. Luka parah dapat menimbulkan renjatan yang bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani. Baringkan pasien dengan posisi telentang. Angkat kedua kaki pasien dengan posisi lutut ditekuk. Jika bisa, bungkus seluruh tubuh, termasuk semua anggota badan, pasien dengan selimut. Dengan suara tenang, ajaklah pasien mengobrol; tanyakan pertanyaan terbuka, misalnya “siapa nama Anda?” atau “bagaimana Anda pertama kali bertemu dan berkenalan dengan kekasih Anda?”, agar pasien terus berbicara. Segera hubungi unit gawat darurat. Pelajari secara lebih mendetail dengan membaca artikel mengenai cara menangani renjatan.
- Sediakan selalu kotak P3K. Berbagai luka/cedera yang disebutkan di artikel ini dapat ditangani secara efektif hanya dengan perban yang tersedia di dalam kotak P3K. Ketahui lokasi kotak P3K di tempat kerja Anda. Selain itu, kotak P3K juga perlu disediakan di rumah dan di mobil.
- Jika luka parah, menghentikan pendarahan merupakan prioritas pertama. Infeksi dapat ditangani nanti.
- Jika mengalami luka ringan yang luas pada bagian tubuh yang susah diperban, misalnya pada lutut atau siku, gunakan perban cair. Perban cair dapat dibeli di apotek.
- Kasa kemasan tunggal serta bantalan kasa pada plester merupakan kasa steril. Sebisa mungkin, jangan menyentuh bagian kasa yang akan ditempelkan pada luka.
Peringatan
Jangan membersihkan luka terbuka dengan produk
pembersih tangan karena dapat memperparah kondisi.
Membalut luka parah hanya merupakan solusi
sementara. Setelah pendarahan terkendali, dapatkan pertolongan medis
profesional sesegera mungkin.
Sumber
- http://www.summitmedicalgroup.com/library/adult_health/sma_ace_bandage/
- http://www.drugs.com/cg/how-to-use-an-elastic-bandage.html
- https://www.fas.org/irp/doddir/milmed/bandage.pdf
- http://www.firstaidguide.net/skin-closure-strips/
- http://www.health.harvard.edu/family_health_guide/emergencies-and-first-aid-direct-pressure-to-stop-bleeding
- http://healthsection.expertscolumn.com/article/7-types-bandages
- http://www.stjohn.org.nz/First-Aid/First-Aid-Library/Immediate-First-Aid1/Dressings-and-Bandages/
Post a Comment for "Gini Cara Menggunakan Berbagai Jenis Perban"