BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Secara
umum kesehatan dibedakan atas kesehatan individu dan kesehatan masyarakat.
Kesehatan individu tercermin dari kesehatan fisik dan kesehatan mental
seseorang. Sehat secara fisik apabila seseorang merasa dirinya sehat dan dapat
dibuktikan secara klinis ketika organ-organ didalam tubuh berfungsi normal.
Sedangkan sehat secara mental meliputi sehat pada pikiran, emosional dan
spiritual.
Kesehatan
masyarakat sebagai sebuah cabang keilmuan mempelajari cara-cara pencegahan penyakit
dengan mengenali faktor-faktor risiko penyakit sehingga dapat meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat secara agregat. Prof. Winslow dari Yale University
memberikan batasan ilmu kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni mencegah
penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan
efisiensi melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan
sanitasi lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan individu tentang
kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan untuk
diagnosa dini, pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang akan
mendukung agar setiap orang di masyarakat mempunyai standar kehidupan yang kuat
untuk menjaga kesehatannya (Leavel and Clark, 1958).
Dalam
disiplin ilmu kesehatan masyarakat, dipelajari Ilmu Perilaku untuk pendidikan
kesehatan. Biasanya disebut Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku (PKIP).
Dalam disiplin ilmu tersebut, mempelajari pentingnya Psikologi dalam dunia
Kesehatan menyangkut ilmu-ilmu perilaku kesehatan untuk memberikan kontribusi
nyata kepada peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
1
|
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka dapat ditarik beberapa pokok permasalahan, yaitu:
Bagaimana peran psikologi dalam dunia kesehatan?
C.
Tujuan
Penulisan
Adapun
tujuan penulisan dari makalah ini, yaitu: Untuk mengetahui peran psikologi
dalam dunia kesehatan.
D.
Manfaat
Penulisan
Adapun maanfaat
penulisan makalah ini, yaitu :
1. Bagi
pembaca
Memberikan
pengetahuan umum dan menambah wawasan tentang “Peran Psikologi Dalam Dunia
Kesehatan” bagi para pembaca.
2. Bagi
penulis
Guna memenuhi tugas
mata kuliah yang diberikan dan mendapatkan informasi terkait “Peran Psikologi
Dalam Dunia Kesehatan”.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Umum Tentang Psikologi Kesehatan
Sebelum
adanya psikologi kesehatan, pemahaman tentang kesehatan hanya dilihat
berdasarkan pada faktorbiologis medis semata. Sehingga keadaan sehat diartikan
kepada tidak adanya penyakit dalam tubuh. Namun kemudian hal tersebut berubah
setelah adanya ilmu yang mendalami hal itu sehingga pengertian kesehatan
menjadi lebih luas meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Hal ini
memberikan pengetahuan terhadap ilmu lainnya, salah satunya adalah psikologi
kesehatan.
Psikologi kesehatan berfokus pada pemahaman
mengenai pengaruh psikologi dalam bagaimana manusia tetap sehat, mengapa mereka
sakit, dan bagaimana respon mereka ketika sakit. Kegunaan Psikologi kesehatan
adalah mempelajari berbagai isu dan menggiatkan intervensi untuk menolong orang
agar tetap sehat atau sembuh dari sakit. Sebagai contoh, peneliti psikologi
kesehatan mungkin tertarik, mengapa seseorang terus merokok padahal dia tahu
bahwa rokok itu menaikkan resiko kanker dan kerusakan hati. Informasi mengenai
mengapa seseorang merokok akan membantu peneliti baik memahami miskinnya
kebiasaan sehat dan rancangan intervensi yang akan diberikan untuk menolong
seseorang berhenti merokok.
3
|
Psikologi kesehatan concern terhadap seluruh
aspek dari kesehatan dan penyakit sepanjang masa kehidupan (Maddux, Robberts,
Sledden, & Wright, 1986). Psikologi kesehatan fokus pada kemajuan dan
pemeliharaan kesehatan, seperti issu bagaimana agar anak dapat
mengembangkan kebiasaan sehat yang baik, bagaimana mengembangkan regular
exercise, dan bagaimana mendesign media kampanye agar orang menaikkan
kegiatan diets mereka.
Psikologi kesehatan juga mempelajari aspek
psikologis dari pencegahan dan perawatan penyakit. Seorang psikolog
kesehatan mungkin akan mengajarkan orang yang mengalami stres kerja bagaimana
memanagement stress dengan efektif sehingga hal itu tidak akan merugikan
kesehatan orang tersebut. Seorang psikolog kesehatan mungkin akan bekerja
dengan orang yang sudah jatuh sakit untuk membantu mereka menyelesaikan
penyakit mereka dengan sukses atau belajar untuk mengikuti perawatan regimen
mereka.
Psikologi kesehatan juga berfokus pada etiologi
dan korelasi dari kesehatan, penyakit dan dysfunction. Etiologi mengarah
pada asal atau penyebab dari penyakit, dan psikolog kesehatan khusus fokus pada
tingkah laku dan faktor sosial yang berkontribusi terhadap kesehatan atau
penyakit dan dysfunction. Beberapa faktor dapat mengenai kebiasaan yang
berhubungan dengan kesehatan seperti mengkonsumsi alkohol, merokok, berolah
raga, menggunaan sabuk pengaman, dan jalan memecahkan stress.
Pada akhirnya, Psikolog kesehatan menganalisis
dan berusaha untuk meningkat health care system dan formulasi dari
kebijakan kesehatan. Mereka mempelajari dampak dari institusi kesehatan dan
profesi kesehatan pada tingkah laku person dan mengembangkan rekomendasi untk
peningkatan health care.
Berdasarkan itu semua, psikologi kesehatan
merepresentasikan pendidikan, scientific, dan kontribusi profesional
psikologi untuk memajukan dan memelihara kesehatan, pencegahan dan perawatan
terhadap penyakit, identifikasi penyebab dan korelasi antara kesehatan,
penyakit dan hubungan dysfuction; menaikkan health care system
dan formasi kebijakan kesehatan (Matarazzo, 1980).
Dalam chapter ini, kita mempertimbangkan
mengapa pengetahuan menganai kesehatan dan isu kepedulian terhadap kesehatan
pada jaman sekarang sebenarnya dituntut lapangan psikologi kesehatan. Untuk
memulai, kita ingat bagaimana para filsuf telah menyusun mind-body relationship
dan bagaimana kita dapat tiba pada point utama kita sekarang dari mind-body
relationship dan tubuh sebagai pengaruh yang tak bisa lepas pada kesehatan.
Selanjutnya, kita akan mendiskusikan trends obat, psikologi, dan health
care system yang berkontribusi dalam kepentingan psikologi kesehatan.
Kemudian kita memahami klinik dominan dan model penelitian dalam psikologi
kesehatan; yakni model biopshychososial.
Psikologi
kesehatan merupakan ilmu cabang psikologi yang memusatkan perhatian kepada
dunia kesehatan baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat. Kesehatan
individu ini meliputi kesehtan fisik atau jasmani dan spikis individu seperti
pikiran dan emosionalnya. Adapun kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang
mempelajari faktor-faktor resiko adanya penyakit sehingga dapat dikendalikan
dan demikian dapat meningkatkan kesehatan masyarakat.
Manfaat
adanya psikologi kesehatan dalam dunia kesehatan diantaranya adalah mengobati
dan mengendalikan psikis pasien. Misalnya bagi pasien yang depresi karena penyakitnya
atau hilang semangat untuk kesembuhan diri sehingga perlu mendapatkan motivasi
tidak hanya resep obat. Psikologi kesehatan juga berpera untuk memperkirakan
tingkah laku pasien karena dikhawatirkan dapat menimbulkan masalah psikis yang
rumit. Dengan adanya psikologi kesehatan maka dapat memperlihatkan kepada orang
sakit bagaimana seharusnya berpikir dan bertingkah laku.
B.
Tinjauan Umum Tentang Pemeliharaan Kesehatan
Secara umum kesehatan dibedakan atas kesehatan individu dan
kesehatan masyrakat. Kesehatn individu tercermin dari kesehatan fisik dan
kesehatan mental seseorang. Sehat secara fisik apabila seseorang merasa dirinya
sehat dan dapat dibuktikan secara klinis ketika organ-organ di dalm tubuh
berfungsi normal. Sedangkan sehat secar mental meliputi sehat pada pikiran,
emosional, dan spiritual.
Kesehatan masyarakat sebagai sebuah cabang keilmuan
mempelajari cara-cara pencegahan penyakit dengan mengenali factor-faktor risiko
penyakit sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara agregat.
Prof. Wislow dari Yale University memberikan batasan ilmu kesehatan dan seni
mencegah penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan
mental, dan efisiensi melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk
meningkatkan sanitasi lingkungan, control infeksi di masyarakat, pendidikan
individu tentang kebersihan perorangan, penorganisasian pelayanan medis dan
perawat untuk diagnosa dini, pencegahan penyakit dan pengembangan aspek social,
yang akan mendukung agar setiap orang di masyarakat mempunyai standar kehidupan
yang kuat untuk menjaga kesehatannya (Leavel and Clark,
1958).
Dalam disiplin ilmu kesehatan masyarakat, dipelajari Ilmu
Perilaku untuk pendidikan kesehatan. Biasanya disebut Pendidikan Kesehatan dan
Ilmu Perilaku (PKIP). Dalam disiplin ilmu tersebut, mempelajari tentang
pentingnya Psikologi dalam dunia kesehatan dalam menyangkut ilmu-ilmu perilaku
kesehatan untuk memberikan kontribusi nyata kepada peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. Pengembangan keilmuan di bidang Pendidikan Kesehatan dan
Ilmu Perilaku diarahkan pada aspek konseptual dan aspek terapan,
diantaranya metode dan teknologi pendidikan promosi kesehatan serta bidang ilmu
perilaku kesehatan dengan mempertimbangkan dan mengapresiasi aspek-aspek social
budaya masyarakat. Peminat cabang keilmuan psikologi kesehatan diharapka
memiliki kemampuan merumuskan, menganalisis, merencanakan, menerapkan dan
mengevaluasi berbagai strategi, metode dan teknik promosi kesehatan untuk
meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan masyarakat. Pendekatan perilaku
dalam kesehatan masyarakat, kesehatan merupakan hasil perpaduan berbagai factor
yang mempengaruhi, baik secara internal maupun secara eksternal. Secra
internal, kesehatan dipengaruhi oleh kesehatan fisik dan kesehatan psikis,
sedangkan secara eksternal dipengaruhi oleh masalah social, budaya, politik,
ekonomi, pendidikan, lingkungan, dan sebagainya.
Upaya penyelenggaraan kesehatan dibedakan atas tiga yakni :
1.
Primary
care (sarana pemeliharaan kesehatan primer ),
2.
Secondary
care (sarana pemeliharaan kesehatan tingkat dua),
3.
Tertiary
care (sarana pemeliharaan kesehatan tingkat).
Sasaran
primary care seperti kepala keluarga untuk kesehatan umum, meliputi ibu hamil
dan menysui, anak usia sekolah, dan sebagainya. Sedangkan sasaran secondary
care meliputi pemasyarakat tanaman obat keluarga (toga), penyuluhan cara
menjaga lingkungan sehat, dan sterusnya. Sementara sasaran tertiary care adalah
para penentu kebijakan bidang kesehatan, baik pada tingkat pusat maupun level
daerah. Untuk memasyarakatkan pemeliharaan kesehatan melalui pila hidup sehat,
maka pendekatan ilmu perilaku sangat penting.
Menurut L.
Green, prilaku seseorang dipengaruhi oleh tiga factor yakni factor predisposisi
meliputi pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan
kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, system
nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan dan tingkat social-ekonomi,
dan sebagainya. Factor pemungkin mencakup ketersediaan sarana dan prasana atau
fasilitas kesehatan bagi masyrakat, misalnya ketersediaan air bersih, tempat
pembuangan sampah dan tinja, ketersediaan makanan bergizi,termasuk
keterjangkauan pada sarana pelayanan kesehatan seperti Puskesmas, Posyandu,
Polindes dan sebagainya. Sedangkan factor penguat mencakup factor sikap dan
perilaku tokoh masyarakat, perilku petugas kesehatan, serta peraturan
perundang-undangan dibidang kesehatan mulai dari undang-undang, peraturan pemerintah,
peraturan teknis dibidang kesehatan. Untuk mempengaruhi perilaku masyarakat
agar menerapkan pola hidup sehat, pendekatan pendidikan kesehatan mutlak
dilakukan. Karena pada dasarnya, pendidikan adalah sebuah proses sosialisasi
ilmu dan nilai untuk mempengaruhi orang lain secara individu atau kelompok agar
mau mengikuti ilmu dan nilai yang diajarkan seseorang adalah unsure input dan
unsure output. Unsure input sperti srana pendidikan dan tenaga pendidik,
sedangkan unsure output yakni proses pendidikan yang dilakukan sebagai upaya
untuk mempengaruhi orang lain agr melakukan tindakan sesuai yang diharapkan
petugas pendidik. Studi kasus perilaku merokok berbagai penelitian ten tang
dampak rokok sudah banyak dilakukan para ahli kesehatan masyarakat. terbukti berdampak
buruk bagi kesehatan, jumlah perokok tidak kunjung turun, utamanya di
Negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Untuk itu, dibutuhkan pendekatan
perilaku dalam promosi kesehatan kesehatan tentang bahaya rokok.Dari studi
kasus perilaku merokok, maka bias dilihat hubungan erat pentingnya Ilmu
Psikologi dalam dunia kesehatan. Apalagi ilmu kesehatan masyarakat yang
memiliki pendekatan preventif dan promotif, maka penggunaan Psikologi sangat
penting dan relevan dalam upaya-upaya pencegahan ancaman terjangkit penyakit.
C.
Tinjauan Umum tentang Pencegahan Dan Pengobatan
Penyakit Dengan Psikologi
Pelayanan peningkatan kesehatan adalah kunci untuk perawatan
kesehatan berkualitas.Dengan mempertahankan individu sehat, seluruh biaya
perawatan kesehatan akan menurun. Perawatan pencegahan juga melibatkan
aktivitas peningkatan kesehatan, termasuk program pendidikan kesehatan khusus,
yang dapat dibuat untuk membantu klien menurunkan resiko sakit, mempertahankan
fungsi yang maksimal, dan meningkatkan kebiasaan yang berhubungan dengan
kesehatan yang baik.aktivitas peningkatan kesehatan dapat dilakukan pada
berbagai tempat. Contohnya, klinik komunitas yang menawarkan beberapa program
misalnya kelas nutrisi prenatal dimana pada kelas tersebut akan diajarkan
nutrisi yang baik semasa masa kehamilan, setelah melahirkan, dan nutrisi bagi
bayi.Kelas ini akan meningkatan kesehatan umum bagi wanita, bayi yang
dikandung, dan bayi baru lahir.
Pencegahan penyakit merupakan komponen penting dalam
pelayanan kesehatan. Pencegahan penyakit adalah suatu bentuk pelayanan yang
akan membantu klien dan keluarga menurunkan factor resiko terhadap
penyakit.Program imunisasi merupakan salah satu contoh pelayanan yang dapat
menigkatkan kesehatan tidak hanya bagi individu tetapi juga bagi seluruh
lapisan masyarakat.Pencegahan penyakit dapat dibagi 3 komponen yaitu:
1.
Pencegahan
primer
Pencegahan primer mencakup
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit. Makan dengan diet yang seimbang,
menjalani suatu program olahraga secara teratur, mempertahankan berat badan
yang normal dan tidak merokok merupakan contoh dari usaha pencegahan penyakit
secara primer
2.
Pencegahan
sekunder
Pencegahan mencakup deteksi dini
terhadap penyakit dan komplikasinya.misalnya setelah dilakukan diagnose awal
pada tahap awal, maka klien biasanya akan mencegah penyakit tersebut semakin
luas dengan berbagai usaha pencegahan yang dilakukan.
3.
Pencegahan
tersier
Pencegahan tersier mencakup usaha
untuk mempertahankan kesehatan yang optimal setelah mengalami suatu penyakit
atau ketidakmampuan. Pencegahan tersier juga mencajup usaha untuk mencegah
terjadinya penurunan kesehatan sebagi contoh, penyembuhan dari kecanduan
alcohol merupakan suatu proses kesinambungan walaupun seseorang sudah berhenti
minum selama bertahun-tahun.
D.
Tinjauan
Khusus tentang Peran Psikologi Dalam Kesehatan
1.
Peran Psikologi Dalam Kesehatan
Harapannya
semua orang berada dalam kondisi sehat. Psikologi Kesehatan (keperawatan)
dikembangkan untuk memahami pengaruh psikologis terhadap bagaimana seseorang
menjaga dirinya agar tetap sehat, dan mengapa mereka menjadi sakit dan untuk
menjelaskan apa yang mereka lakukan saat mereka jatuh sakit.
Selain
mempelajari hal-hal tersebut di atas, psikologi kesehatan mempromosikan
intervensi untuk membantu orang agar tetap sehat dan juga mengatasi kesakitan
yang dideritanya. Psikologi kesehatan tidak mendefinisikan “sehat” sebagai
tidak sakit. Sehat dilihat sebagai pencapaian yang melibatkan keseimbangan
antara kesejahteraan fisik, mental dan sosial. Psikologi kesehatan mempelajari
seluruh aspek kesehatan dan sakit sepanjang rentang hidup. Psikologi kesehatan
fokus pada pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, seperti bagaimana mendorong
anak mengembangkan kebiasaan hidup sehat, bagaimana meningkatkan aktivitas
fisik, dan bagaimana merancang suatu kampanye yang dapat mendorong orang lain
memperbaiki pola makannya.
Psikologi
Kesehatan juga mempelajari aspek-aspek psikologis dari pencegahan dan perawatan
sakit. Seorang psikologi kesehatan misalnya, membantu mereka yang bekerja di
lingkungan yang memiliki tingkat stress yang tinggi untuk mengelola stress
dengan efektif, sehingga tekanan yang dialami di lingkungan kerja tidak
mempengaruhi kesehatan mereka. Seorang psikolog kesehatan juga dapat bekerja
dengan mereka yang sedang menderita suatu penyakit agar dapat menyesuaikan
mental dan fisik mereka dengan penyakit tersebut atau untuk mematuhi treatment
yang dirancang oleh dokter yang merawatnya.Psikologi kesehatan juga fokus pada
etiologi dan kaitannya dengan kesehatan, sakit dan disfungsi. Etiologi merujuk
pada asal dan penyebab sakit, dan psikolog kesehatan secara khusus tertarik
pada faktor-faktor perilaku dan sosial yang menyumbang kesehatan dan sakit dan
disfungsi. Faktor-faktor tersebut meliputi kebiasaaan yang merusak atau
menunjang kesehatan seperti konsumsi alkohol, merokok, olahraga, mengenakan
sabuk pengaman, dan cara-cara ‘berkawan’ dengan stress. Pada akhirnya, psikolog
kesehatan menganalisa dan berusaha meningkatkan system perawatan kesehatan dan
merumuskannya dalam kebijakan kesehatan. Psikologi kesehatan mempelajari dampak
institusi kesehatan dan tenaga medis dan paramedis terhadap perilaku orang.
Psikologi
kesehatan bertujuan untuk memahami dinamika psikologis individu yang tetap
menjaga kesehatannya, dinamika psikologis individu yang sehat namun kemudian
mendapat diagnosa penyakit kronis serta dinamika psikologis individu saat
merespon keadaan sakit kronis yang sedang dialami. Kita pasti pernah bertemu
dengan orang yang tampak selalu sehat dan jarang sakit. Terbersit dalam benak
kita, apa yang dilakukan orang tersebut sehingga kesehatannya terjaga? How does
he or she maintain his or her health? Dinamika psikologis apa yang tercermin
pada individu yang berhasil menjaga kesehatannya? Kita pernah pula berjumpa
dengan orang yang sehat, namun setelah orang tersebut mendapat diagnosa
penyakit tertentu, muncul banyak perubahan pada dirinya. Perubahan fisik dan
juga perubahan emosional. Orang tersebut menjadi lebih sensitif
perasaannya-lebih emosional, menjadi kurang semangat dalam berkarya-malas,
bahkan mungkin memperlihatkan perubahan perilaku yang sangat berbeda dalam
kesehariannya.
Dinamika
psikologis apa yang terlihat pada individu yang demikian? Kita mungkin juga
pernah bertemu dengan orang yang tengah berjuang dalam menghadapi penyakit kronis
yang dideritanya. Kita seolah dapat membaca cerminan jiwanya, antara yakin dan
tidak yakin bahwa dirinya bisa terbebas dari penyakit yang dideritanya.
Terkadang kita melihat orang itu tampak bersemangat dan akan melakukan apapun
demi kesembuhannya, namun di saat lain kita meyaksikan orang tersebut berada
pada puncak keputusasaannya. Sehingga apapun yang kita katakan atau kita
lakukan seolah tidak terlalu bermakna bagi dirinya. Dinamika psikologis apa
yang ada pada individu yang demikian? Dinamika psikologis individu yang sehat ?
Individu ini menyadari bahwa kesehatan adalah sesuatu yang teramat penting.
Bentuk kesadaran ini tercermin dalam perilaku sehat (health behaviour).
Perilaku sehat adalah perilaku seseorang dalam mempertahankan status kesehatannya.
Olah raga teratur dan mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi adalah contoh
perilaku sehat.
Individu selalu belajar (learn) dari kisah kesehatan orang lain. Proses ini adalah bagian dari dinamika psikologis orang yang sehat. Karena ia mendapatkan pemahaman (insight) bagaimana menjaga kesehatannya dan bagaimana terhindar dari penyakit yang dialami oleh orang lain. Sehingga jika ada keinginan untuk melakukan perilaku yang tidak sehat (poor health behavior) – misal merokok – akan selalu ada yang informotaknya untuk tidak meneruskan keinginan berperilaku tidak sehat. Dinamika psikologis individu yang sehat kemudian sakit ? Individu yang sehat dapat melakukan banyak aktivitas secara mandiri. Ketika kemudian ia terdiagnosa dengan penyakit kronis tertentu akan muncul ketakutan dan kecemasan atas eksistensi dan performansinya. Kecemasan ini merupakan masalah tersendiri, bukan karena mendatangkan stres bagi individu namun mempengaruhi kemampuan individu dalam menjalankan fungsi kehidupan sehari-hari. Ketika suatu penyakit terjadi pada seseorang, seluruh aspek kehidupannya akan terpengaruh. Dinamika psikologis dan emosional yang muncul seringkali berupa pertanyaan seperti “siapa yang akan merawat mereka ketika mereka telah sembuh? Jika pada akhirnya mereka tidak dapat bekerja lagi, bagaimana mereka dapat membayar/menangani masalah keuangan? Jika selama ini individu tersebut merasa mampu melakukan semua hal sendiri secara mandiri, dapatkah mereka kemudian menerima keadaan baru mereka (jadi tergantung pada orang lain). Bagaimana jika individu ini tidak dapat lagi melakukan hobi lama?
Individu selalu belajar (learn) dari kisah kesehatan orang lain. Proses ini adalah bagian dari dinamika psikologis orang yang sehat. Karena ia mendapatkan pemahaman (insight) bagaimana menjaga kesehatannya dan bagaimana terhindar dari penyakit yang dialami oleh orang lain. Sehingga jika ada keinginan untuk melakukan perilaku yang tidak sehat (poor health behavior) – misal merokok – akan selalu ada yang informotaknya untuk tidak meneruskan keinginan berperilaku tidak sehat. Dinamika psikologis individu yang sehat kemudian sakit ? Individu yang sehat dapat melakukan banyak aktivitas secara mandiri. Ketika kemudian ia terdiagnosa dengan penyakit kronis tertentu akan muncul ketakutan dan kecemasan atas eksistensi dan performansinya. Kecemasan ini merupakan masalah tersendiri, bukan karena mendatangkan stres bagi individu namun mempengaruhi kemampuan individu dalam menjalankan fungsi kehidupan sehari-hari. Ketika suatu penyakit terjadi pada seseorang, seluruh aspek kehidupannya akan terpengaruh. Dinamika psikologis dan emosional yang muncul seringkali berupa pertanyaan seperti “siapa yang akan merawat mereka ketika mereka telah sembuh? Jika pada akhirnya mereka tidak dapat bekerja lagi, bagaimana mereka dapat membayar/menangani masalah keuangan? Jika selama ini individu tersebut merasa mampu melakukan semua hal sendiri secara mandiri, dapatkah mereka kemudian menerima keadaan baru mereka (jadi tergantung pada orang lain). Bagaimana jika individu ini tidak dapat lagi melakukan hobi lama?
Ada
beberapa respon emosional yang muncul pada pasien atas penyakit kronis yang
dideritanya, yaitu :
a. Penolakan
(Denial)
Merupakan reaksi
yang umum terjadi pada penderita penyakit kronis seperti jantung, stroke dan
kanker. Atas penyakit yang dideritanya ini, pasien akan memperlihatkan sikap
seolah-olah penyakit yang diderita tidak terlalu berat (menolak untuk mengakui
bahwa penyakit yang diderita sebenarnya berat) dan menyakini bahwa penyakit kronis
ini akan segera sembuh dan hanya akan memberi efek jangka pendek (menolak untuk
mengakui bahwa penyakit kronis ini belum tentu dapat disembuhkan secara total
dan menolak untuk mengakui bahwa ada efek jangka panjang atas penyakit ini,
misalnya perubahan body image).
b. Cemas
Setelah muncul
diagnosa penyakit kronis, reaksi kecemasan merupakan sesuatu yang umum terjadi.
Beberapa pasien merasa terkejut atas reaksi dan perubahan yang terjadi pada
dirinya bahkan membayangkan kematian yang akan terjadi padanya. Bagi individu
yang telah menjalani operasi jantung, rasa nyeri yang muncul di daerah dada,
akan memberikan reaksi emosional tersendiri. Perubahan fisik yang terjadi
dengan cepat akan memicu reaksi cemas pada individu dengan penyakit kanker.
2.
Depresi
Depresi
juga merupakan reaksi yang umum terjadi pada penderita penyakit kronis. Kurang
lebih sepertiga dari individu penderita stroke, kanker dan penyakit jantung
mengalami depresi. Untuk dapat memahami respon yang terjadi atas perubahan yang
ada pada penderita penyakit kronis, perlu pemahaman yang mendalam tentang diri
individu (self) itu sendiri. Self merupakan salah satu konsep utama dalam ilmu
psikologi. Para psikolog mengacu pada self concept sebagai keyakinan atas
kualitas dan penilaian yang dimiliki seseorang.
Penyakit
kronis dapat menghasilkan perubahan yang drastis pada self concept dan self
esteem. Beberapa perubahan yang ada bisa bersifat sementara, walaupun ada juga
yang bersifat permanen. Self concept itu sendiri merupakan bagian dari self
evaluation termasuk didalamnya beberapa aspek seperti body image, prestasi,
fungsi sosial dan the private self.
a. The
Physical Self
Body image
merupakan penilaian dan evaluasi atas fungsi dan penampilan fisik seseorang.
Body image yang rendah berhubungan dengan harga diri yang rendah diikuti dengan
terjadinya peningkatan depresi serta kecemasan.
b. The
Achieving Self
Jika keadaan
penyakit kronis menjauhkan individu dari aktivitas ini, konsep diri individu
yang bersangkutan bisa terkoyak dan rusak. Namun jika pekerjaan dan hobi sama
sekali tidak terpengaruh oleh keadaan sakit dan sebagainya, individu dapat
memperoleh kepuasan tersendiri dan meningkatkan harga dirinya.
c. The
Social Self
Sebagaimana yang
telah diketahui bersama, menciptakan kembali kehidupan sosial pasien penderita
penyakit kronis merupakan aspek yang penting. Bentuk sumber daya sosial yang
dapat membantu individu yang menderita penyakit kronis misalnya dengan
pemberian informasi, bantuan dan dukungan emosional. Partisipasi keluarga dalam
proses rehabilitasi merupakan sesuatu yang sangat dianjurkan. Memberikan
informasi pada anggota keluarga lain (bahkan anak-anak) yang akurat dan cukup
mengenai keadaan individu yangs akit (misalnya gangguan/penyakit yang
dialaminya, proses/treatment yang akan dijalaninya bahka perubahan emosional
yang terlihat) merupakan sesuatu yang penting untuk dilaksanakan agar terhindar
dari kebingungan dan kesalahpahaman dalam berkomunikasi antara individu yang sakit
dengan pihak keluarga.
Dengan demikian,
setiap individu memiliki dinamika psikologisnya tersendiri bilamana dikaitkan
dengan status kesehatannya. Antara individu yang sehat, individu yang sehat
kemudian sakit dan individu yang telah terkena penyakit kronis memiliki
dinamika psikologis dan emosional yang harus dipahami. Psikologi kesehatan
mencoba memahami aspek kejiwaan (psikologis dan emosional) individu yang berada
pada salah satu situasi diatas (terlebih pada individu yang sakit).
Psikologi
kesehatan dikembangkan untuk memahami pengaruh psikologis terhadap bagaimana
seseorang menjaga dirinya agar tetap sehat dan mengapa mereka menjadi sakit
serta untuk menjelaskan apa yang harus mereka lakukan saat mereka sakit.
a. orang agar tetap sehat dan mampu
mengatasi kesakitan yang dideritanya.
b. Psikologi kesehatan tidak
mendefenisikan “sehat” sebagai keadaan tidak sakit.Sehat di lihat sebagai
pencapaian yang melibatkan keseimbangan antara kesejahteraan fisik, mental dan
sosial.
c. Psikologi kesehatan mempelajari
seluruh aspek kesehatan dan sakit sepanjang rentang hidup.
d. Psikologi kesehatan fokus pada
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan,bagaiman meningkatkan aktivitas fisik,
dan bagaimana merancang suatu kampanye yang dapat mendorong orang lain
memperbaiki pola hidupnya.
e. Psikologi kesehatan juga mempelajari
aspek-aspek psikologis dari pencegahana penyakit dan perawatan sakit.
f. Pada akhirnya, psikologi kesehatan
menganallisa dan berusaha meningkatkan sistem perawatan kesehatan dan
merumuskannya dalam kebijakan kesehatan.
Psikologi
kesehatan mempelajari dampak institusi kesehatan dan tenaga medis dan paramedis
terhadap prilaku orang dan mengembangkan rekomendasikan untuk meningkatkan
perawatan kesehatan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa peran psikologi dalam dunia kesehatan
sangat lah signifikan. Karena dengan psikologi kita dapat mengetahui sikap
psikologis seorang pasien. Selain itu psikologi juga dapat berperan dalam
memberikan pengarahan kepada pasien ketika pasien sakit dan memberikan motivasi
agar pasien tidak patah semangat apalagi sampai frustasi dan depresi.Sebelumnya
peran psikologi dalam kesehatan juga berperan terhadap seseorang agar dapat
menjaga dirinya untuk selalu tetap sehat dan mencegah agar dirinya tidak sakit
karena kesehatan fisik berhubungan dengan kesehatan psikis sang seseorang.
B.
Saran
1.
Bagi Mahasiswa
Diharapkan
makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam memberikan pelayanan kesehatan
dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Bagi Petugas – Petugas Kesehatan
Diharapkan
dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan bidang kebidanan
sehingga dapat memaksimalkan kita untuk memberikan health education dalaM
menangani gangguan – gangguan psikologis pada pasien
DAFTAR PUSTAKA
Lakaningsih Zuyina luk dan Siti Bandiyah, 2011 Psikologi kesehatan.
Yogyakarta : Nuha Medika
Potter dan Perry, 2005 Fundamental Keperawatan edisi 4 Volume 1. Jakarta : EGC
Mardiana,Amd Kep, 2010 Psikologi Kesehatan . Pontianak : UMP
Wiramiharja Sutardjo, 2004 Pengantar Psikologi klinis.Bandung : Refika aditama
Post a Comment for "Peran Psikologi Dalam Dunia Kesehatan"