Opini, SLPI - Koruptor dan Teroris adalah dua penjahat kelas kakap. Penjahat yang tidak hanya menjadi musuh negara, tetapi menjadi musuh seluruh rakyat Indonesia, bahkan dunia. Koruptor yang mestinya menjadi musuh bersama, tetapi justru diselingkuhi oleh yang mestinya menjadi yang terdepan dalam menghancurkannya. Koruptor yang mestinya nasibnya sama dengan para teroris, justru sebaliknya; mereka berada di kamar-kamar mewah pengasingan; baik di dalam dan luar negeri. Bahkan ironisnya, koruptor kakap yang jelas menjadi buron seluruh rakyat indonesia, justru disetubuhi oleh seorang oknum Polri di apartemen mewah di luar negeri.
Koruptor lebih sadis daripada teroris, karena koruptor sanggup
membuat teror yang efek ledakannya mampu melampaui ruang dan waktu;
tidak terbatas pada hutan, laut atau udara, tidak terbatas sekarang dan
masa yang akan datang. Ledakan teror yang ditimbulkan oleh ulah para
koruptor, menjadi semakin dahsyat dan tak tertandingi; bahkan ledakan
bom nuklir sekalipun, setelah koruptor berkolaborasi dengan oknum-oknum
penegak hukum negeri ini.
Koruptor lebis sadis dari teroris, tetapi di atas semua itu, yang
lebih-lebih sadis adalah penegak hukum yang melindungi para koruptor.
Betapa tidak, institusi yang mestinya melindungi dan mengayomi
masyarakat, justru menghianati masyarakat. Mereka membunuh dengan
seragam yang dibeli oleh rakyat, digaji oleh rakyat, dan peluru yang
mereka gunakan juga berasal dari rakyat. Pada puncaknya, mereka
bersekolah juga disekolahkan oleh rakyat.
Koruptor memang lebih sadis dan membahayakan daripada teroris. Tetapi
yang melebihi dari semua itu adalah penegak hukum yang berkolaborasi
dengan koruptor. Oknum seperti ini layak disebut sebagai ‘biangnya
teroris’, dan harus dibantai oleh senjata rakyat yang bernama REVOLUSI
Post a Comment for "KORUPTOR Lebih Sadis dari TERORIS"