BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Tujuan Pembangunan Kesehatan
Nasional adalah untuk mencapai hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Dengan demikian
pembangunan di bidang kesehatan mempunyai arti penting dalam kehidupan nasional
khususnya dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
erat kaitannya dengan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia sebagai
salah satu modal dasar pembangunan nasional.
Keperawatan
dalam keperawatan kesehatan komunitas dipandang sebagai bentuk pelayanan
esensial yang diberikan oleh perawat kepada individu, keluarga, dan kelompok
dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitative dengan menggunakan proses keperawatan untuk mencapai
tingkat kesehatan yang optimal.
Perawatan
kesehatan masyarakat dibutuhkan dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat
yang optimal, dimana perawatan kesehatan masyarakat itu sendiri adalah bidang
keperawatan yang merupakan perpaduan antara kesehatan masyarakat dan perawatan
yang didukung peran serta masyarakat
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan
tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh,
melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara
optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatan. Peningkatan peran serta
masyarakat bertujuan meningkatkan dukungan masyarakat dalam berbagai upaya
kesehatan serta mendorong kemandirian dalam memecahkan masalah kesehatan.
|
B.
Rumusan Masalah
Dilihat
dari latar belakang yang telah diuraikan maka penulis menarik suatu rumusan
masalah yakni:
1. Apa
arti dari keperawatan komunitas?
2. Seperti
apa Pelayanan kesehatan masyarakat?
3. Bagaimana
peran keperawatan komunitas dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat?
4. Bagaimana
peran perawat komunitas dalam memeberilakan pelayanan (home healthcare)?
C.
Tujuan
1. Tujuan
umum
Adapun
tujuan umum dari pemaparan makalah kami yakni “Setidaknya Mengetahui Peran Dari
Keperawatan Komunitas Dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan Masyarakat”
2. Tujuan
Khusus
a. Menambah
wawasan akan keperawatan kmunitas dari definisi serta perannya
b. Mengetahui
tentang pelayanan kesehatan masyarakat
c. Mengerti
akan peran keperawatan kmunitas dalam memberikan pelayanan kesehatan
masyarakat.
d.
|
BAB II
PEMBAHASAN
A. Seputar
Keperawatan Komunitas
1. Definisi
keperawatan komunitas
Menurut
WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang merupakan
gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan
sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan
guns meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan
fisik, rehabilitasi, pence-gahan penyakit dan bahaya yang lebih besar,
ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu
mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.
Keperawatan
kesehatan komunitas adalah pelayanan kepera¬watan profesional yang ditujukan
kepada masyarakat dengan pendekatan pads kelompok resiko tinggi, dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pela¬yanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi pelayanan keperawatan (Spradley, 1985; Logan and Dawkin, 1987).
Keperawatan
kesehatan komunitas menurut ANA (1973) adalah suatu sintesa dari praktik
kesehatan masyarakat yang dilaku¬kan untuk meningkatkan dan memelihara
kesehatan masyarakat. Praktik keperawatan kesehatan komunitas ini bersifat
menye¬luruh dengan tidak membatasi pelayanan yang diberikan kepada kelompok
umur tertentu, berkelanjutan dan melibatkan masya¬rakat.
|
2. Ruang
lingkup keperawatan komunitas
Perawatan
Kesehatan Masyarakat merupakan sintesa dari praktek keperawatan dan praktek
kesehatan masyarakat yang diaplikasikan untuk meningkatkan kesehatan dan
pemeliharaan kesehatan dari masyarakat. Perawatan Kesehatan Masyarakat
mempunyai tujuan membantu masyarakat dalam upaya meningkatkan kesehatan
Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas
meliputi: upaya-upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif),
pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan
(rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya
(resosialisasi).
Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas,
kegiatan yang ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak
mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.
3. Peran
keperawatan komunitas
Peran
adl seperangkat tingkah laku yg diharapkan o/ org lain thd sso sesuai
kedudukannya dlm s/u system. Peran adl bentuk dr perilaku yg diharapkan dr sso
pd situasi sosial tertentu (Kozier Barbara,1995:21).
Beberapa
peran dari keperawatan komunitas diantaranya :
a. Clinician
Role
|
Peran ini termasuk dalam proses
pelayanan asuhan keperawatan kepada masyarakat yang meliputi pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan masalah
yang diberikan. Tindakan pencarian atau pengidentifikasian masalah kesehatan
yang lain juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas.
b. Educator
Role
Disebut juga health teacher, memberikan pengajaran atau informasi tentang
kesehatan. Educator role merupakan peran dominan perawat komunitas dalam
memberikan pelayanan keperawatan. Mayoritas klien (community) dalam
kondisi tidak sakit akut dan mampu menangkap informasi kesehatan. Perawat harus
signifikan dalam menjangkau populasi yang lebih luas. Pemberian informasi dapat
dilakukan pada institusi formal atau pilihan sesuai dengan tingkat kemampuan
masyarakat.
c. Advocate Role
Perawat komunitas berperan
memberikan advocacy kepada klien (komunitas). Setiap individu, kelompok,
dan masyarakat berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang sederajat. Sistem
pelayanan kesehatan yang ada bersifat terbagi-bagi dan depersonalisasi.
Masyarakat miskin, kurang beruntung, tanpa asuransi kesehatan, penduduk
pendatang tidak merasakan pelayanan kesehatan yang sederajat. Perawat komunitas
memberikan arahan dan penjelasan terhadap kompleksitas sistem pelayanan kesehatan
yang tujuannya agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
kebutuhan.
Advocacy goals, Membantu klien
memperoleh informasi yang relevan terkait pelayanan kesehatan atau sebagai
self-determination. Membuat sistem
pelayanan kesehatan lebih responsif dan relevan terhadao kebutuhan kesehatan
masyarakat
d. Manager Role
|
e. Collaborator
Role
Perawat komunitas jarang bekerja
sendiri. Berkolaborasi dengan tenaga profesional yang lain, seperti: dokter,
bidan, ahli gizi, LSM, ahli lingkungan, kesmas. Perawat komunitas dalam
melakukan kolaborasi harus memiliki kemampuan komunikasi, kerjasama tim, sikap
asertif thdp anggota tim yang lain.
f. Leadership
Role
Kepemimpinan berfokus pada
terjadinya perubahan. Disebut juga agent of change. Perawat komunitas
memulai perubahan positif untuk kesehatan masyarakat. Mengajak orang lain untuk
melakukan perubahan. Dalam mewujudkan perubahan tersebut, perawat juga
bekerjasama dengan tim profesional
lainnya.
g. Researcher Role
Perawat juga sebagai peneliti.
Perawat terlibat dalam investigasi sistematis, pengumpulan data, analisa data,
mencari pemecahan masalah dan menerapkan solusi / intervensi. Harapannya hasil
penelitian dapat diterapkan di lapangan / praktik dengan tujuan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.
B.
Pelayanan
kesahatan masyrakat
|
sistem
pemberian pelayanan kesehatan di masyarakat atau komunitas, tempat sistem
pemberian pelayanan/asuhan keperawatan dilaksanakan secara terintegrasi dengan
sistem pemberian pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Terdapat sifat
interdependen berbagai pelayanan profesional yang dikembangkan, seperti
pelayanan medis termasuk pelayanan kedokteran gigi, pelayanan kesehatan publik,
dan pelayanan kefarmasian dalam mencapai tujuan bersama, yaitu masyarakat
sehat. Masing-masing bekerja, bertolak dari masalah yang dihadapi oleh
komunitas dan ditinjau dari masing-masing keprofesian, seperti masalah medis,
masalah kesehatan publik, masalah keperawatan, dan mas
alah
kefarmasian, dengan tujuan sama, yaitu mengatasi berbagai masalah tersebut
sehingga pada akhirnya tercapai masyarakat yang bebas dari masalah kesehatan,
dan mencapai derajat kesehatan setinggi mungkin.
1.
Tingkat pelayanan kesehatan
Tingkat
pelayanan kesehatan Merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang
diberikan pada masyarakat. Menurut Leavel & Clark dalam memberikan
pelayanan kesehatan harus memandang pada tingkat pelayanan lesehatan yang akan
diberikan, yaitu:
a. Health
Promotion (Promosi Kesehatan) Merupakan tingkat pertama dalam memberikan
pelayanan melalui peningkatan kesehatan. Bertujuan untuk meningkatkan status
kesehatan masyarakat. Contoh: kebersihan perorangan, perbaikan sanitasi
lingkungan, dan sebagainya.
b. Specific
Protection (perlindungan khusus) Perlindungan khusus adalah masyarakat
terlindung dari bahaya atau penyakit-penyakit tertentu. Contoh: Imunisasi,
perlindungan keselamatan kerja.
c.
|
Sudah mulai timbulnya gejala penyakit. Dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit. Contoh: survey penyaringan kasus
2.
pemberian pelayanan kesehatan
Pemberian
pelayanan kesehatan, merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang diberiakan
pada masyarakat yang meliputi;
a. Rawat
Jalan
Pusat
pelayanan rawat jalan, sama dengan klinik, memberi pelayanan kesehatan dengan
cara rawat jalan. Pusat tersebut mungkin bergabung dengan rumah sakit atau berfungsi
secara mandiri dibawah suatu yayasan atau dibawah pengawasan seorang dokter
atau sekelompok dokter. Pusat pelayanan rawat jalan mungkin dapat berlokasi
dalam suatu fasilitas rawat inap; tetapi sebagian besar berdiri sendiri dan
berlokasi jauh dari institusi rawat inap yang besar. “Pusat-Bedah” merupakan
salah satu contoh dari pusat pelayanan rawat jalan dimana klien datang untuk
melakukan prosedur oprasi minor seperti pengangkatan katarak, bedah plastik,
dan prosedur endoskopi. “Pusat perawatan darurat” yang memberikan pelayanan 24
jam bagi klien dengan cedera minor atau penyakit seperti laserasi dan
influenza. Pusat perawatan darurat menawarkan alternatif pelayanan seperti yang
diberikan pada ruang kedaruratan rumah sakit.
b. Institusi
Lembaga
institusional terdiri dari rumah sakit, fasilitas perawatan yang diperluas,
fasilitas psikiatri, dan pusat rehabilitasi. Semuanya menawarkan bentuk
pelayanan kesehatan rawat inap (klien diterima masuk dan tingga;l di suatu
institusi untuk penentuan diagnosa, menerima pelayanan pengobatan dan
rehabilitasi). Sebagian besar institusi juga menawarkan pelayanan rawat jalan
(klien berkunjung ke suatu institusi untuk menerima suatu episode diagnosa atau
pengobatan yang akan selesai dalam beberapa jam).
c. Hospice
|
d. Community
Based Agency
Merupakan
bagian dari lembaga pelayanan kesehatan yang dilakukan pada klien pada
keluarganya, sebagaimana pelaksanaan perawatan keluarga seperti praktek perawat
keluarga dan lain-lain.
3.
Jenis – jenis pelayanan kesehatan
Jenis pelayanan kesehatan terdiri
dari beberapa macam. Adapun jenis pelayanan kesehatan dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
a. Pemeriksaan aktivitas kegiatan
sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan seperti mandi, makan minum
berjalan dan lain-lain.
b. Pemeriksaan status mental.
c. Pemeriksaan status gizi melalui
penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan dan dicatat dalam grafik
indeks massa tubuh.
d. Pengukuran tekanan darah. \
e. Pemeriksaan laboratorium sederhana
(hemoglobin) pemeriksaan gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit diabetis mellitus, dan pemeriksaan protein dalam air seni sebagai
deteksi awal penyakit ginjal.
f. Pelaksanaan rujukan ke puskesmas
bila diperlukan.
g. Penyuluhan, bisa dilakukan di dalam
atau di luar kelompok dalam rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan
sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu atau kelompok
lansia.
h.
|
Selain
pelayanan di atas, bagi lansia juga diperlukan kualitas pelayanan yang baik,
intensitas perawatan yang tinggi, maupun pengkajian komprehensif yang meliputi
pengkajian terhadap status fisik, mental psikologis, sosial, nutrisi
lingkungan. Semua hal tersebut harus dilakukan oleh sebuah tim multidisiplinier.
Pelayanan semacam itu kemudian disebut juga oleh pelayanan geriatrik terpadu.
1. Pelayanan kesehatan geriatric
Pelayanan kesehatan geriatrik
terpadu bagi lansia berdaarkan fasilitas yang dimilikinya untuk pasien
geriatrik dikategorikan sebagai berikut:
a. Pelayanan sederhana (hanya memiliki
fasilitas poliklinik) Jenis kegiatan yang dapat dilakukan berupa pengkajian,
konsultasi, pemeriksaan, penyuluhan, dan supervisi ke puskesmas. Bentuk
fasilitas pelayananya berupa poliklinik, sedangkan sumber daya manusia yang
diperlukan adalah internist-geriatrist, perawat geriatrik, ahli gizi, dan
pekerja sosio-medik.
b. Pelayanan sedang (memiliki fasilitas
poliklinik dan klinik siang). Pelayanan sedang merupakan gabungan antara
pelayanan tingkat sederhana yang ditambah terapi fisik, terapi okupasi, terapi
bicara, rekrasi dan pemeriksaan maupun perawatan gigi-mulut sederhana. Adapun
bentuk fasilitas pelayanannya berupa poliklinik dan day hospital .Dengan
demikian sumber daya yang diperlukan disesuaikan dengan jenis pelayanan
tersebut.
c. Pelayanan lengkap (memiliki
fasilitas poliklinik, klinik siang, ruang rawat akut, dan kronik). Pada tingkat
ini, jenis pelayanan maupun SDM relatif sama dengan tipe sedang namun memiliki
ruang rawat akut.
d. Pelayanan paripurna (pelayanan
lengkap ditambah fasilitas panti werdha) Pada tingkat paripurna, selain semua
jenis pelayanan yang terdapat di tingkat lengkap ditambah dengan ruang rawat
kronik atau panti werdha.
|
pelayanan
keperawatan komunitas juga harus memperhatikan prinsip keadilan dimana tindakan
yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu.
sendiri, prinsip yang lanilla yaitu otonomi dimana klien atau komunitas diberi
kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam
menyelesaikan masalah kesehatan yang ada.
C.
Peran
perawat komunitas dalam memberikan pelayanan kesehatan
Pada
saat memberikan pelayanan kesehatan, perawat komunitas harus rnempertimbangkan
beberapa prinsip, yaitu kemanfaatan dimana semua tindakan dalam asuhan
keperawatan harus memberikan manfaat yang besar bagi komunitas, pelayanan
keperawatan kesehatan komunitas dilakukan bekerjasama dengan klien dalam waktu
yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta melakukan kerjasama lintas
program dan lintas sektoral, asuhan keperawatan diberikan secara langsung
mengkaji dan intervensi, klien dan, lingkungannya termasuk lingkungan sosial,
ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan, pelayanan
keperawatan komunitas juga harus memperhatikan prinsip keadilan dimana tindakan
yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu. sendiri,
prinsip yang lanilla yaitu otonomi dimana klien atau komunitas diberi kebebasan
dalam memilih atau melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan
masalah kesehatan yang ada.
Perawat komunitas berperan
memberikan advocacy kepada klien (komunitas). Setiap individu, kelompok,
dan masyarakat berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang sederajat. Sistem
pelayanan kesehatan yang ada bersifat terbagi-bagi dan depersonalisasi.
Masyarakat miskin, kurang beruntung, tanpa asuransi kesehatan, penduduk
pendatang tidak merasakan pelayanan kesehatan yang sederajat. Perawat komunitas
memberikan arahan dan penjelasan terhadap kompleksitas sistem pelayanan
kesehatan yang tujuannya agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
kebutuhan.
|
Bila
”sehat” merupakan fokus
pelayanan kesehatan,
dan tidak mengabaikan fungsi pengobatan dan pemulihan, maka sebenarnya telah
terjadi pergeseran pada lokasi pelayanan, tipe dan sifat pelayanan yang
diberikan. Orang sehat
berada di masyarakat, sekolah dan tempat kerja, karena itu promosi dan rumatan
kesehatan perlu tersedia pada tempat dimana orang membutuhkan pelayanan
tersebut. Tujuan pelayanan seperti ini adalah agar setiap orang yang sehat
tersebut dapat selalu menjalani kehidupannya secara produktif sesuai dengan
kondisi sosial ekonominya dalam situasi kehidupan yang berkualitas baik.
Sebaliknya,
keberadaan orang yang mengalami ”sakit” membutuhkan pelayanan kesehatan yang
berkesinambungan dan dapat memenuhi kebutuhan para penerima pelayanan secara
holistik. Para pemberi pelayanan khususnya keperawatan
harus dapat mewujudkan pelayanan keperawatan
sebagai suatu pelayanan untuk mempertahankan kualitas kehidupan orang lain yang
saling berhubungan termasuk didalamnya kematian dan perpanjangan hidup (Watson,
1979 dalam Tomey, 1994).
Dengan
demikian, wujud tatanan baru dalam pelayanan kesehatan ini memerlukan praktik keperawatan
yang maju, dimana perawat
memberikan dan mengkoordinasi pelayanan, pengelola kasus, memberi nasihat dan
konsultasi pada klien tentang perilaku sehat.
Disamping itu perawat
juga melakukan fungsi triase, monitoring, membela keluarga dan membantu klien
untuk bijaksana dalam memilih pelayanan kesehatan dan mengevaluasinya.
|
Dengan
mulai maraknya upaya pelayanan keperawatan kesehatan keluarga dikembangkan maka
akan makin terasa sentuhan peran perawat dalam melayani klien sesuai dengan
lingkup kewenangan dan keilmuannya, sekaligus bagi pemerintah dan masyarakat
dapat menciptakan lapangan kerja baru sebagaimana yang telah diaksanakan
diberbagai negara.
Akhirnya
bersama dengan bentuk-bentuk pelayanan keperawatan lainnya tentu akan
meningkatkan profesionalisme keperawatan terutama dimasyarakat, luar gedung
akan makin meningkat dan dapat menurunkan citra yang kurang tepat akan peran
dan eksistensi perawat sebagai Profesi, bukan sebagai pembantu tenaga kesehatan
lainnya
Pada
saat memberikan pelayanan kesehatan, perawat komunitas harus rnempertimbangkan
beberapa prinsip, yaitu kemanfaatan dimana semua tindakan dalam asuhan
keperawatan harus memberikan manfaat yang besar bagi komunitas, pelayanan
keperawatan kesehatan komunitas dilakukan bekerjasama dengan klien dalam waktu
yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta melakukan kerjasama lintas
program dan lintas sektoral, asuhan keperawatan diberikan secara langsung
mengkaji dan intervensi, klien dan, lingkungannya termasuk lingkungan sosial,
ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan, pelayanan
keperawatan komunitas juga harus memperhatikan prinsip keadilan dimana tindakan
yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu.
sendiri, prinsip yang lanilla yaitu otonomi dimana klien atau komunitas diberi
kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam
menyelesaikan masalah kesehatan yang ada.
|
Tugas
perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu klien dan
keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan
dan dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk mengambil
persetujuan (Informed Concent) atas tindakan keperawatan yang diberikan
kepadanya. Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-hak klien,
harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan
berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).
D.
Pelayanan
Keperawatan Kesehatan di Rumah (home health care)
Pelayanan
Keperawatan dirumah atau Praktik Keperawatan dirumah adalah pelayanan
keperawatan profesional oleh seorang atau tim keperawatan yang ditujukan
kepada klien dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya mencapai
derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan,
dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
pelayanan keperawatan (Pokja Keperawatan CHS, 1997).
Pelayanan
keperawatan kesehatan di rumah merupakan sintesa dari keperawatan kesehatan
komunitas dan keterampilan teknikal tertentu yang berasal dari spesialisasi
keperawatan tertentu. Pelayanan keperawatan di rumah mencakup pencegahan
primer, sekunder, dan tersier yang berfokus pada asuhan keperawatan individu
dengan melibatkan keluarga atau pemberi pelayanan yang lain (ANA, 1992).
Tujuan
Pelayanan dari keperawatan dirumah atau praktik keperawatan dirumah yakni, Terpenuhinya kebutuhan dasar
(biologis, psikologis, sosiokultural dan spiritual) bagi pasien secara mandiri.
Meningkatnya kemandirian keluarga dalam pemeliharaan kesehatan dan
perawatan pasien di rumah. Meningkatnya kualitas pelayanan keperawatan
kesehatan di rumah.
|
Peran dan fungsi keperawatan komunitas
dalam memberikan pelayanan keperawatan kesehatan dirumah:
1. Peran keperawatan komunitas dalam
memberikan pelayanan keperawatan kesehatan dirumah diantaranya :
a. Manajer Kasus: Mengelola dan
mengkolaborasikan dengan anggota keluarga dan penyedia pelayanan kesehatan atau
pelayanan sosial yang lain untuk meningkatkan pencapaian pelayanan,
b. Pelaksana /Pemberi Asuhan:
Memberikan pelayanan langsung dan melakukan supervisi pelayanan yang diberikan
oleh anggota keluarga atau pelaku rawat (care giver),
c. Pendidik: Mengajarkan keluarga
tentang sehat sakit dan bertindak sebagai penyedia informasi kesehatan.
d. Kolaborato : Mengkoordinir pelayanan
yang diterima oleh keluarga dan mengkolaborasikan dengan keluarga dalam
merencanakan pelayanan,
e. Pembela (Advocate): Melakukan
pembelaan terhadap pasien melalui dukungan peraturan,
f. Konselor: Membantu pasien dan
keluarga dalam menyelesaikan masalah dan mengembangkan koping yang konstruktif,
g. Penemu Kasus dan Melakukan Rujukan:
Melibatkan diri dalam menemukan kasus di keluarga dan melakukan rujukan secara
cepat,
h. Penata lingkungan rumah: Melakukan
modifikasi lingkungan bersama pasien dan keluarga dan tim kesehatan lain untuk
menunjang lingkungan sehat,
i.
Peneliti:
Mengidentifikasi masalah praktik dan mencari jawaban melalui pendekatan ilmiah.
2. Fungsi keperawatan komunitas dalam
memberikan pelayanan keperawatan kesehatan dirumah diantaranya :
a.
|
1) Mengidentifikasi kebutuhan pasien
dan keluarga terhadap pelayanan kesehatan,
2) Menyusun rencana pelayanan keperawatan
dan pelayanan kesehatan lainnya di rumah,
3) Mengkoordinir aktifitas tim
kesehatan multidisiplin dalam memberikan pelayanan sesuai kebutuhan pasien di
rumah,
4) Memantau kualitas pelayanan
keperawatan dan pelayanan kesehatan lainnya yang diberikan kepada pasien di
rumah.
b. Fungsi sebagai Pemberi Asuhan:
1) Melakukan pengkajian asuhan
keperawatan secara komprehensif,
2) Menetapkan masalah (diagnosa
keperawatan),
3) Menyusun rencana keperawatan dengan
mempertimbangkan kebutuhan pasien dan potensi keluarga,
4) Melakukan tindakan keperawatan
langsung mencakup tindakan mandiri dan tindakan kolaboratif,
5) Melakukan observasi terhadap kondisi
kesehatan dan perkembangan/respon pasien,
6) Membantu pasien dan anggota keluarga
mengembangkan perilaku koping yang efektif,
7) Melibatkan anggota keluarga dalam
memberikan perawatan pasien di rumah,
8) Membimbing semua anggota keluarga
dalam melakukan aktifitas promosi dan pemeliharaan kesehatan,
9) Melakukan evaluasi asuhan
keperawatan,
10) Mendokumentasikan asuhan
keperawatan.
c. Fungsi sebagai Pendidik:
1) Mengidentifikasi pasien dan keluarga
akan pendidikan kesehatan,
2) Memilih metode pembelajaran dan
menyiapkan materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan masalah pasien
dan keluarga,
3) Menyusun rencana kegiatan pendidikan
kesehatan,
4)
|
5) Mengajarkan anggota keluarga tentang
keterampilan dan strategi yang dibutuhkan dalam mengasuh anggota keluarga yang
sakit,
6) Mendorong keluarga untuk melakukan
upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan melalui perilaku hidup sehat,
7) Mendokumentasikan kegiatan
pendidikan kesehatan.
d. Fungsi sebagai Kolaborator:
1) Melakukan kerjasama dengan anggota
tim kesehatan lain untuk menyelesaikan masalah kesehatan pasien,
2) Melakukan kerjasama dengan sumber-sumber/fasilitas
pelayanan yang ada di masyarakat untuk menyelesaikan masalah kesehatan pasien.
e. Fungsi sebagai Pembela:
1) Mendemonstrasikan tehnik komunikasi
efektif dengan pasien dan keluarga di rumah,
2) Menghormati hak pasien,
3) Meminta persetujuan tindakan yang
dilakukan,
4) Melaksanakan fungsi pendampingan,
5) Memberikan informasi kepada pasien
dan keluarga terkait dengan sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan untuk
mengatasi masalah kesehatan,
6) Memfasilitasi pasien dalam
memanfaatkan sumber-sumber untuk mengatasi masalah kesehatannya.
f. Fungsi sebagai Konselor:
1) Membantu penyelesaian masalah pasien
dan keluarganya,
2) Membantu pasien dan keluarga
mempertimbangkan berbagai solusi dalam rangka menetapkan cara yang lebih baik
untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
3) Menunjang komunikasi efektif
keluarga untuk meningkatkan penyelesaian masalah,
4) Mengkomunikasikan bahwa keluarga
bertanggung jawab memilih alternatif penyelesaian masalah.
|
g. Fungsi Penemu Kasus dan Melakukan
Rujukan:
1) Mengembangkan pengetahuan tentang tanda-tanda
dan gejala atau faktor yang berkontribusi dengan kondisi atau masalah yang akan
dicari,
2) Menggunakan proses diagnostik untuk
mengidentifikasi potensi masalah kesehatan atau kondisi tertentu,
3) Menetapkan kebutuhan rujukan yang
sesuai,
4) Melakukan rujukan terhadap kasus
yang perlu penanganan dari tim kesehatan lainnya,
5) Menyediakan pelayanan tindak
lanjut terhadap kasus yang teridentifikasi.
h. Fungsi Penata Lingkungan Rumah
1) Memodifikasi lingkungan yang
memungkinkan peningkatan kesehatan pasien,
2) Memodifikasi lingkungan yang
memungkinkan pasien mandiri dalam perawatan dirinya.
i.
Fungsi
Peneliti:
1) Mengidentifikasi masalah-masalah
yang dapat diteliti,
2) Merancang dan melakukan penelitian
keperawatan,
3) Menyebarluaskan hasil penelitian,
4) Mengaplikasikan temuan hasil riset
ke dalam praktik.
Strategi pelaksanaan, Dalam
penyelenggaraan kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan di rumah terdapat tiga
kegiatan yang dilakukan oleh seorang perawat, meliputi; Pendekatan dengan
Manajemen Kasus, Asuhan Keperawatan Profesional, serta Pencatatan dan
Pelaporan.
1.
Manajemen Kasus
|
Proses
manajemen kasus dalam pelayanan keperawatan kesehatan di rumah mencakup:
a. Melakukan
seleksi kasus yang membutuhkan pelayanan keperawatan kesehatan di rumah melalui
metode manajemen kasus antara lain:
1) Resiko tinggi; Bayi, Balita,
remaja, Ibu maternal, lansia;
2) Cidera Tulang Belakang, Fraktur
Multiple, Cidera Kepala;
3) Pasien koma, Diabetes Melitus (DM), AIDS, Gagal Jantung, Asma berat, Pasien yang mendapat terapi
atau Nutrisi melalui infus;
4) Cerebro Vascular Accident (CVA,
Stroke, Masalah
ibu post partum dan masalah reproduksi;
5) Pasien dengan amputasi;
6) Ketergantungan obat;
7) Pasien dengan luka kronis, Kekerasan
dalam rumah tangga.
8) Disfungsi kandung kemih, neurologis;
9) Pasien yang menerima pelayanan
rehabilitasi, Pasien psikiatri, demensia;
b. Membuat
Perencanaan Penyediaan Pelayanan, dalam membuat perencanaan, manajer kasus
bekerja sama dengan pasien, keluarga dan berkoordinasi dengan tim kesehatan
lain. Kegiatan yang dilakukan:
1) Membuat rencana kunjungan (jadwal
kunjungan) yang berisi;
2) Membuat rencana berkaitan dengan
tindakan dan pembiayaan yang diperlukan pasien dari berbagai pemberi pelayanan;
3) Menyeleksi sumber-sumber yang
tersedia di masyarakat seperti pemberi pelayanan dan pelayanan kesehatan yang
tersedia sesuai kebutuhan pasien.
c.
|
1) Memberikan informasi kepada pasien
dan keluarga tentang berbagai pelayanan kesehatan yang tersedia di masyarakat
yang dapat digunakan pasien sesuai dengan kebutuhan mereka;
2) Membuat perjanjian (kesepakatan)
dengan pasien dan keluarga tentang tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan
yang akan diberikan (Informed Consent);
3) Mengkoordinasikan rencana manajemen
kasus kepada tim kesehatan yang akan memberikan pelayanan kepada pasien
berdasarkan jadwal kunjungan yang telah dibuat;
4) Bekerjasama dengan tim kesehatan
lain dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien sepanjang rentang
perawatan yang dibutuhkan pasien;
5) Melaksanakan pelayanan keperawatan
berfokus pada tujuan yang telah ditetapkan hingga pasien mampu mandiri dalam
memenuhi kebutuhannya;
6) Melakukan rujukan dengan berbagai
pelayanan kesehatan dengan mempertimbangkan kondisi pasien yang akan dirujuk,
keterjangkauan pelayanan dan sumber-sumber yang tersedia.
d. Melakukan Pemantauan dan Evaluasi
Pelaksanaan Pelayanan, yaitu melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
pelayanan yang diberikan untuk menilai perkembangan pasien dan ketercapaian
tujuan serta kualitas pelayanan yang diberikan.
1) Melakukan monitor tindakan yang
dilakukan oleh tim kesehatan serta perkembangan pasien terkait dengan perubahan
status medis, perubahan kemampuan fungsional pasien, kebutuhan pendidikan kesehatan
pasien dan keluarga;
2) Menilai respon atau hasil akhir
pelayanan untuk membuat keputusan tentang penghentian perawatan di rumah.
2.
Mengevaluasi
Proses Manajemen Kasus
|
Dalam
pelaksanaannya struktur organisasi dapat disesuaikan dengan sumber daya yang
tersedia sehingga beberapa fungsi dapat dilaksanakan oleh satu orang. Demikian
pula sebutan/penamaannya sesuai dengan kesepakatan setempat.
3.
Asuhan
Keperawatan
a. Pengkajian
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengkajian adalah pasien harus
dilihat secara holistik dan unik, perawat harus selalu obyektif, format-format
yang digunakan harus sesuai, memperhatikan tempat untuk wawancara, pengumpulan
data dilakukan secara terus menerus dan dicatat secara menyeluruh,
akurat, dan sistematik.
b. Diagnosa
Keperawatan
Diagnosa
keperawatan dirumuskan berdasarkan data yang terkumpul untuk merefleksikan
respon pasien. Diagnosa keperawatan yang dirumuskan berkaitan dengan masalah
aktual, dan risiko, atau potensial.
c. Perencanaan
Perencanaan
merupakan proses penyusunan strategi atau intervensi keperawatan yang
dibutuhkan untuk mencegah, mengurangi, memelihara, atau mengatasi masalah
kesehatan pasien yang telah diidentifikasi dan telah divalidasi selama fase
perumusan diagnosa.
Dalam
merumuskan perencanaan ini menekankan pada partisipasi pasien, keluarga, dan
koordinasi dengan anggota tim kesehatan lain. Perencanaan mencakup penentuan
prioritas masalah, penentuan tujuan serta penyusunan rencana tindakan secara
komprehensif.
d. Implementasi
|
e. Evaluasi
Evaluasi
dilakukan untuk mengukur efektifitas dan efisiensi pelayanan yang telah
dilakukan dan sejauh mana pemanfaatan sumber-sumber yang tersedia.
Evaluasi dilakukan selama proses pemberian pelayanan asuhan keperawatan maupun
pada akhir pemberian asuhan keperawatan.
4. Pencatatan
dan pelaporan
a. Pencatatan
1) Menejemen
kasus
Manajer kasus
bertanggung jawab untuk membuat dokumentasi tentang pelayanan yang diberikan
pada pasien dan keluarga dengan meminta masukan dari tenaga kesehatan
yang merawat pasien. Dokumentasi tersebut mencakup:
· Lembar
Persetujuan Pasien/Keluarga (Informed Consent);
· Jadwal
Kunjungan Perawat;
· Pertemuan
Tim Perawat;
· Lembar
Pengobatan;
· Tindakan
Tim Perawat;
· Rujukan
kasus ke Sarana kesehatan lain;
· Penghentian
perawatan di rumah.
2) Pelaksanaan
asuhan keperawatan
Perawat
dalam melaksanakan asuhan keperawatan bertanggung jawab membuat dokumentasi
asuhan keperawatan setiap kali melakukan kunjungan sesuai dengan
prinsip-prinsip pendokumentasian.
|
b. Pelaporan
Manajer
kasus secara rutin (bulanan, triwulan, semester, tahunan) memberikan laporan
kepada pengelola pelayanan keperawatan kesehatan di rumah. Laporan dari
pengelola pelayanan tersebut kemudian diteruskan kepada pimpinan unit
pelayanan kesehatan (Agensi/ Puskesmas/
Rumah Sakit) disesuaikan dengan sistem pelaporan yang sudah berlaku di
Institusi (terintegrasi dengan laporan Institusi yang bersangkutan).
Selanjutnya laporan diteruskan secara berjenjang sesuai dengan alur bagan
di atas. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus mempunyai sistem informasi yang
baik tentang pelayanan keperawatan kesehatan di rumah yang bisa di akses
oleh Propinsi maupun Depkes. Materi yang dilaporkan mencakup:
1) Jumlah
pasien yang dikunjungi dan pola penyakit berdasarkan usia;
2) Periode
kunjungan untuk setiap kasus (frekuensi kunjungan dan lama perawatan);
3) Jumlah
pasien yang dapat pengobatan;
4) Jumlah
pasien yang dirujuk ke pelayanan kesehatan lain;
5) Jumlah
pasien yang meninggal dan penyebab kematian;
6) Tingkat
keberhasilan pelayanan yang diberikan (kemandirian pasien dan keluarga);
7) Tenaga
kesehatan dan non kesehatan yang memberikan Pelayanan.
Mekanisme Pelayanan di Rumah, merupakan alur
pelayanan keperawatan
komunitas dalam memberikan pelayanan keperawatan kesehatan dirumah diantaranya
:
1. Proses Penerimaan Kasus
Unit Pelayanan Keperawatan Kesehatan
di rumah menerima pasien dari Rumah Sakit, Puskesmas, sarana pelayanan kesehatan lain dan dikirim dari
keluarga/kelompok atau masyarakat;
|
Manajer kasus membuat surat persetujuan
dan dilanjutkan untuk melakukan proses pengelolaan kasus (Manajemen Kasus).
2. Pembiayaan
Penentuan tarip pelayanan
keperawatan kesehatan di rumah ditetapkan berdasarkan prinsip-prinsip
sebagai berikut:
a.
Pemerintah
dan masyarakat bertanggungjawab dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
b.
Tarif
pelayanan keperawatan kesehatan di rumah sebaiknya memperhatikan kemampuan
keuangan dan keadaan sosial ekonomi masyarakat
c.
Penetapan
tarif meskipun dimungkinkan untuk mencari laba, namun harus mempertimbangkan
kepentingan masyarakat berpenghasilan rendah dengan asas gotong royong
d.
Tarif
pelayanan keperawatan kesehatan di rumah untuk golongan yang pembayarannya
dijamin oleh pihak asuransi ditetapkan atas dasar saling membantuTarif
pelayanan keperawatan kesehatan di rumah harus mencakup seluruh unsur pelayanan
secara proporsiona.
|
||
|
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
keperawatan
kesehatan komunitas dipandang sebagai bentuk pelayanan esensial yang diberikan
oleh perawat kepada individu, keluarga, dan kelompok dan masyarakat yang
mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitative dengan menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tingkat
kesehatan yang optimal.
perawatan
kesehatan komunitas adalah suatu bidang dalam ilmu keperawatan yang merupakan
keterpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran
serta masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan dengan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif,
secara menyeluruh dan terpadu ditujukan kesatuan yang utuh melalui proses
keperawatan untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal.
pelayanan
kesehatan, menjangkau seluruh golongan dan lapisan masyarakat yang memerlukan,
baik di tatanan pelayanan kesehatan di masyarakat, maupun di tatanan pelayanan
rumah sakit.
Perawat komunitas berperan memberikan advocacy kepada
klien (komunitas). Setiap individu, kelompok, dan masyarakat berhak mendapatkan
pelayanan kesehatan yang sederajat. Sistem pelayanan kesehatan yang ada
bersifat terbagi-bagi dan depersonalisasi. Masyarakat miskin, kurang beruntung,
tanpa asuransi kesehatan, penduduk pendatang tidak merasakan pelayanan
kesehatan yang sederajat. Perawat komunitas memberikan arahan dan penjelasan
terhadap kompleksitas sistem pelayanan kesehatan yang tujuannya agar masyarakat
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan.
|
B.
Saran
pelayanan
keperawatan komunitas juga harus memperhatikan prinsip keadilan dimana tindakan
yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu.
sendiri, prinsip yang lanilla yaitu otonomi dimana klien atau komunitas diberi
kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam
menyelesaikan masalah kesehatan yang ada.
Dengan mulai maraknya upaya pelayanan keperawatan
kesehatan keluarga dikembangkan maka akan makin terasa sentuhan peran perawat
dalam melayani klien sesuai dengan lingkup kewenangan dan keilmuannya,
sekaligus bagi pemerintah dan masyarakat dapat menciptakan lapangan kerja baru
sebagaimana yang telah diaksanakan diberbagai negara.
|
DAFTAR PUSTAKA
Allender, et
all. (1999). Community Health
Nursing. Philladelphia: Lippincott.
Ayers, et all. (1998). Community – Based Nursing Care.
Philladelphia: Mosby Years Books.
Clark, M. J.
(1999). Nursing in The Community. California: Appleton &
Lange.
Dainur. 1995. Materi-Materi Pokok Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Jakarta, Widya Medika
Departemen Kesehatan RI. (2004). Sistem Kesehatan Nasional.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Departemen Kesehatan RI. (2004). Pedoman Perawatan Kesehatan di Rumah.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Depkes RI. (1992). Pedoman Kerja Puskesmas Jilid IV, Jakarta
Gilliss, C. L., et all. (1989). Toward a Science of Family
Nursing.California: Addison and Whalley.
Knollmueler. 1998. Buku Saku Keperawatan Komunitas Kesehatan Rumah, Jakarta: EGC
Smith, M. C.
(2001). Community Nursing Care. Philadelphia: Mosby Years
Books.
Stanhope, Marcia. (1997). Perawatan Kesehatan Masyarakat Suatu Proses dan Praktek untuk
Peningkatan Kesehatan Jilid 2. Bandung: Yayasan IAPK Pajajaran Bandung
bagus nih (y)
ReplyDelete