Pengertian :
Fistula urogenital adalah adanya hubungan antara saluran kemih dan vagina sehingga terjadi kebocoran urin melalui vagina.
Tujuan:
- Berdasarkan etiologi: Fistula obstetri, Fistula ginekologi
- Jenis fistula yang berhubungan dengan saluran kemih:
- Fistel vesikovagina
- Fistel uretrovagina
- Fistel ureterovagina
- Fistel vesikouterina
- Fistel uretrovesikovagina
- Fistel multipel
Etiologi:
- Fistula obstetri:
- Trauma obstetrik
- Partus lama/kala II lama
- Partus dengan tindakan (ekstraksi vakum, ekstraksi forsep, embryotomi, seksio sesarea)
- Fistula ginekologi:
- Trauma bedah
- Sistoskopi
- Tumor ganas: kanker serviks
- Radiasi
- Batu kandung kemih
- Kelainan bawaan
- Trauma prosedur urologi
Diagnosis
- Anamnesis : Adanya pengeluaran urin melalui vagina. Keluhan ini terjadi setelah proses persalinan atau operasi atau radiasi.
- Pemeriksaan dengan spekulum : Dapat mengetahui lokasi, ukuran serta adanya penyulit disekitar fistula, atau dengan tes methylen blue, kandung kemih diisi methylen blue sebanyak 150-200cc, dan melihat zat wama tersebut keluar dari lubang fistula ke vagina.
- Pemeriksaan dalam
- Tes pewarnaan urin
- Tes Methylen blue : Dilakukan bila pemeriksaan dengan spekulum, lokasi dan ukuran fistel tidak dapat ditentukan. Caranya yaitu dengan memasang tampon dalam vagina lalu kandung kencing diisi methylen blue sebanyak 150-200cc melalui kateter. Pasien disuruh berjalan beberapa saat ± 10 menit, bila tampon vagina bagian distal yang terwarnai, maka kebocoran berasal dari uretra, bila bagian proksimal yang terwarnai maka jenisnya adalah fistula vesikovagina.
- Tes indigo carmine/Adona : Dilakukan bila tes methylen blue hasilnya negatif. Indigo carmine/Adona sebanyak 1 ampul disuntikkan IV, kemudian ditunggu selama 1-2 jam, hasilnya positif bila didapatkan tampon di vagina terwarnai, maka kebocoran berasal dari ureter.
- Pemeriksaan dengan kateter atau sonde
- Pemeriksaan radiologis : Pielografi intravena, Sistografi
- Pemeriksaan endoskopi sistoskopi
Pengelolaan :
- Pengelolaan prabedah
- Pengelolaan bedah
- Pengelolaan pasca bedah
- Pengelolaan prabedah
- Persiapan fisik dan laboratorium seperti pada operasi ginekologi lainnya.\
- Persiapan mental
- Waktu terbaik tergantung terjadinya fistula:
- Bila ditemukan saat operasi langsung diperbaiki
- Fistula diperbaiki 3 bulan pascasalin atau setelah tindakan ginekologi
- Fistula akibat radiasi diperbaiki setelah 2 tahun
- Infeksi saluran kemih atau bakteriuri harus diobati, bila perlu lakukan kultur dan uji sensivitas kuman
- Pembedahan
- Reparasi transvagina
- Reparasi transvesika
- Reparasi transabdomina
- Reparasi transvagina : Reparasi cara standar/flap sliding tecnique
- Tepi fistel disayat
- Pars vaginalis dibebaskan dari pars vesika dan dibuang secukupnya
- Tepi fistel dijahit secara satu-satu
- Dilakukan tes terhadap kebocoran. Bila tidak bocor kemudian dilakukan jahitan tahap kedua secara matras horisontal kontinyu
- Dinding/mukosa vagina dijahit.
- Reparasi transvesika
- Indikasi
- Bila operasi transvagina sulit dikerjakan.
- Muara ureter pada kandung kemih dekat sekali dengan tepi fistel.
- Reparasi transabdominal : Keunggulan cara ini adalah dapat memisahkan langsung dinding kandung kencing dengan dinding vagina, dan bila harus dilakukan ureteroneosistotomi atau diversi aliran urin dapat langsung dikerjakan.
- Pengelolaan pasca bedah
- Kateterasi/drainase urin,dipasang selama 14 hari.
- Latihan pemulihan kandung kencingdinilai hari ketujuh pasca bedah. Bila ada kecurigaan kebocoran saat perawatan. Reparasi ulang dilakukan minimal 3 bulan kemudian.
- Pencegahan terhadap infeksi
- Berikan antibiotik profilaktik
- Pasien khusus.
- Pasien pasca reparasi harus dipesan untuk
- Tidak melakukan hubungan seksual selama 3 bulan pasca bedah.
- Bila terjadi kehamilan, maka persalinannya harus dengan bedah sesar primer
Post a Comment for "Panduan Praktik Klinis Obstetri Tentang Fistula Urogenital "