Opini - Perubahan
sosial yang terus terjadi adalah sebuah keniscayaan peradaban yang tidak bisa
ditolak keberadaannya, globalisasi dan modernitas yang kejam sangat
mempengaruhi perkembangan pendidikan di Kabupaten Dompu NTB
khususnya nilai budaya dan adat masyarakat Dompu. Wajah zaman yang kian
bermetamorfis membuat tatanan sosial pun ikut berubah. Kondisi seperti demikian
tentunya berimplikasi terhadap tumbuh kembangnya peserta didik.
Masalah pendidikan yang paling mendesak
adalah bukan menekankan pada efisiensi sekolah atau dunia kampus kita tetapi
lebih tentang bagaimana menciptakan dan menjaga masyarakat yang lebih manusiawi yaitu dengan pendekatan pendidikan
yang berbasis pada nilai lokalitas Kabupaten Dompu”.
Pendidikan merupakan salah satu alat transformasi sebuah nilai yang ingin di
lekatkan pada peserta didik baik nilai moralitas, kemanusiaan, kebertuhanan,
serta kebudayaan adat mbojo, sebab dengan sistem pendidikan
lokalitas bima mampu
merubah dari hal yang tidak tau menjadi tau dan memiliki nilai etika
dan estetika. Akan
tetapi sebuah fenomena besar yang telah terjadi pada pendidikan di jaman post
moderen sekarang seolah terjadi krisis nilai pada semua aspek terutama pada
moralitas generasi pemuda di Dompu
Pertanyaan
kemudia apakah nilai-nilai moralitas dan spritualitas di dunia pendidikan telah
ditanamkan pada peserta didik pada generasi penerus cita bangsa? jawabannya,
ada pada guru dan dosen yang memberikan proses pengajaran, pembimbingan dan
memberikan contoh pada setia pendidikan
yang baik. Semoga saja hal itu telah terlaksan di dunia pendidikan sekarang ini
khususnya di Dompu.
Walaupun seharusnya kebanyak orang-orang yang berpendidikan melakukan tawuran
dan lain sebagainya.
Pendidikan
yang baik adalah pendidikan yang memiliki budaya lokalitas Dompu yang
berkarakter dan memiliki nilai etika dan estetika,
terbebas dari hegemoni kekuasaan dan kekuatan ekonomi, sehingga tercipta
masyarakat terdidik dan tercerahkan dalam nuansa romantisme ketercerahan.
Pendidikan
adalah kebudayaan yang sedang berlangsung dan tidak dapat di pisahkan dari
sifat-sifat kebudayaan dan adat istiadat proses
dan sistem pendidikan yang selama ini kita jadikan sebagai kurikulum yang
bersumber dari barat musti di runtuhkan karena sangat tidak cocok dengan
kebudayaan masyarakat kita khususnya di Dompu.
Kebudayaan sistem barat hanya mementikan orientasi intelektualitas dan
menyampingkan nilai-nila emosional dan spritualitas di dunia pendidikan.
Tidaklah mengherankan jika pendidikan di bima
mengalami krisis moralilas dan tidak memiliki nilai etika dan estetika lihat
saja dari cara bicara dan cara berpakaian yang melanggar dari nilai-nilai adat
bima yang selama ini budaya bima terkenal dengan berpakaian yang tertutup dan
sopan, yang
sebenarnya akarnya menancap di dunia pendidikan.
Arus
utama pendidikan adalah sebuah proses memanusiakan manusia. Menjadikanya lebih
kreatif dan mampu mengembangkan potensi yang masih tertidur di dalam jiwa
manusia. Tapi yang terjadi sebuah fenomena yang kian mengkristal, tak luput
dari nuansa perkembangan pendidikan kita yang telah lalai dari cita luhurnya
yaitu menciptakan pencerahan dan telah bergeser menjadi sebuah kontrak sosial
bagi pemegang saham. Pendidikan yang di canangkan sebagai modal
utama dalam membangun peradaban yang tercerah hanya menjadi simbol belakang,
sementara di balik semua itu ada topeng
ekonomi yang menjadi basis utama dalam menebalkan kantong para pelakon.
Pendidikan
yang di landasi oleh budaya materialistik (pendidikan gaya barat), akan
menghasilkan manusia-manusia serakah, sebailknya pendidikan yang berbasis
lokalitas budaya Dompu (memakar pada budaya
memanusiakan manusia) akan menghasilkan manusia yang memiliki nilai-nilai
moralitas. Budaya lokal bima yang ada
di negeri ini menjunjung tinggi kebertuhanan, kemanusiaan, dan keberadaannya di
alam semesta.
Kearifan
lokal jika di tanamkan akan membentuk karakter peserta didik yang tangguh , dan
kokoh walaupun di hempas badai moralitas kabupaten kita
yang telah kian terhanyut oleh keresakahan akan kekuasaan dan keuangan .
perbedaan latar pendidikan dan latar budaya, yang berbeda merupakan pola
interaksi sosial yang terus menerus berlanjut sebagai bagian dari proses
mencari jati diri manusia. Sesungguhnya keberadaan pendidikan
lokalitas budaya bima sebagai alat untuk menemukannya sebuah nilai yang sebenarnya telah
tertanam di dalam diri manusia dengan pendidikanlah kita dapat menggali nilai
luhur itu agar bisa menjadi manusia yang
lebih baik. Sehingga seluruh masyarakat dapat menciptakan sebuah peradaban baru
yang tercerahkan dengan ilmu pengetahuan lokal yang memiliki nurani dan
keimanan.
Masyarakat yang tercerahkan akan melahirkan kedamain, keadilan yang merupakan cita bangsa ini yang telah lama menggeliat di dalam masyarakat. Moderen haus akan kelapar dan kekuasaan yang kadang menghalalkan segala cara untuk memenuhi hasrat-hasratnya, namun dengan adanya sebuah budaya kearifan lokal di kabupaten Dompu yang di tanamkan melalui pendidikan, akan mengantarkan generasi muda di Dompu ini mengembalikan harkat dan martabat yang telah kehilangan
Post a Comment for "Terkikisnya Nilai Pendidikan Lokalitas Adat Kabupaten Dompu Akibat Hegemoni Gaya Barat "