Hai kamu,
yang wajahnya semanis sorbitol
hai kamu,
yang bibirnya semerah karmin
Kau bagaikan reseptor GABA
dan aku neurotransmiter-nya
terlalu kuat afinitas diantara kita yang menyebabkan inhibisi SSP
sehingga aku merasa tenang dan nyaman berada didekatmu.
Saat ku melihatmu,
hipotalamusku memproduksi vasopressin yang membuatku menjadi takikardia.
setelah ante coenam maupun post coenam ku memikirkanmu,
hipotalamusku terus memproduksi dopamin yang membuat kau selalu berjalan-jalan
dipikiranku
kau ini cinta atau saraf otonom? Mengapa tanpa
diperintah kau selalu buatku rindu.
Aku bagaikan radikal bebas
Kau antioksidannya, tanpamu aku tak stabil.
Aku bagaikan tablet
Dan kau amylum-nya, tanpamu aku rapuh.
Tapi mengapa kau anggap aku seperti ester?
Yang mudah hilang dan terhidrolilis
Cinta kita memang bagaikan corong pisah.
Disatukan kemudian dipisahkan. Buat apa?
Post a Comment for "Gombalan Maut Anak Kesehatan "Bagian I""