BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu tolak ukur kemajuan suatu Bangsa seringkali
dilihat dari harapan hidup penduduknya. Demikian juga Indonesia sebagai Negara
bekembang dengan perkembangannya yang cukup baik, makin tinggi harapan hidupnya
di proyeksikan dapat mencapai lebih dari 70 tahun pada tahun 2000 yang akan
datang.
Saat ini, disluruh dunia jumlah orang lanjut usia
diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada
tahun 2025 akan mencapai 1,2 miliar. Dari data USA, bahkan Indonesia diperkirakan
akan mengalami pertambahan warga Lansia terbesar diseluruh dunia, diantara
tahun 1990-2025, yaitu sebesar 414% (Kinsella dan Taeuber, 1993)
Hal ini merupakan gambaran pada seluruh Negara-negara di
dunia, berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan kemajuan dalam
kondisi sosio, ekonominya masing-masing.
Namun ilmu pengetahuan dan teknologi masih di tantang
dengan menerangkan sebab-sebab orang menjadi tua. Proses menua merupakan suatu
misteri kehidupan yang masih belum dapat diungkapkan. Secara individu, pada
usia diatas 55 tahun menjadi proses penuaan secara ilmiah. Hal ini menimbulkan
maslah fisik, mental, sosial, ekonomi dan psikologis.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1.1 DEFENISI
Menua adalah suatu proses
menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga
tidak dapat bertahan terhadap kerusakan yang diderita.
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses
berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun
dari luar tubuh. Proses menua sudah berlangsung sejak seseorang mencapai usia
dewasa, mislanya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan
syaraf, jaringan lain, sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit.
2.2 Mitos-Mitos
Lanjutan Usia dan Kenyataanya.
Menurut Sheiera Saul
- Mitos kedamaian dan ketenangan
Lanjut usia
dapat santai menikmati hasil kerja dan jerih payahnya di masa muda dan
dewasanya, berbagai goncangan kehidupan seakan-akan sudah berhasil dilewati.
Kenyataan :
Ø Sering ditemui stress
Ø Depresi
Ø Kekhawatiran
Ø Paranoid
- Mitos konservatisme dan kemunduran
Pandangan bahwa
lanjut usia pada umumnya :
-
Konservatif
-
Tidak kreatif
-
Menolak Inovasi
-
Berorientasi ke masa silam
-
Merindukan masa lalu
-
Kembali ke masa anak-anak
-
Susah berubah
-
Keras kepala
-
Cerewet
Kenyataan :
Ø Tidak semua lanjut usia
bersikap dan berpikiran demikian.
- Mitos berpenyakitan
Lanjut usia
dipandang sebagai masa degenerasi biologis yang disertai oleh berbagai
penderitaan akibat bermacam-macam penyakit yang menyertai proses menua.
Kenyataan :
Ø Memang proses penuaan
disertai dengan menurunya daya tahan tubuh dan metabolisme sehingga rawan
terhadap penyakit.
Ø Tetapi banyak penyakit yang
masa sekarang dapat dikontrol dan diobati.
- Mitos Senilitas
Lanjut usia
dipandang sebagai masa pikun yang disebabkan oleh kerusakan bagian otak.
- Mitos Tidak Jatuh Cinta
Lanjut usia
tidak lagi jatuh cinta dan gairah kepada lawan jenis tidak ada.
Kenyataan :
Ø Perasaan dan emosi setiap
orang berubah sepanjang masa
Ø Perasaan cinta tidak
berhenti hanya karena menjadi lanjut usia
- Mitos Aseksualitas
ada pandangan
bahwa pada lanjut usia, hubungan seks itu menurun, minat, dorongan, gairah,
kebutuhan dan daya seks berkurang.
Kenyataan :
Ø Menunjukkan bahwa kehidupan
seks pada lanjut usia normal saja.
- Mitos Ketidakproduktifan
Lanjut usia
dipandang sebagai usia tidka produktif.
Kenyataan :
Ø Banyak lanjut usia yang
mencapai kematangan, kemantapan dan produktifitas mental dan material.
2.3
Teori-Teori Proses Menua
2.3.1
Teori-teori Biologi
1.
Teori Genetik dan Mutasi
Menua terjadi
sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogramkan oleh molekul / DNA dan
setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.
2.
Pemakaian dan rusak
Kelebihan usaha
dan stress menyebabkan sesl-sel tubuh lelah.
3.
Teori akumulasi dari produk
sisa
Pengumpulan dari
pigmen atau lemak dalam tubuh.
4.
Peningkatan jumlah kalogen
dalam jaringan
5.
Tidak ada perlindungan
terhadap; radiasi, penyakit dan kekurangan gizi
6.
Reaksi dari kekebalan
sendiri
Didalam proses
metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suat zat khusus. Ada jaringan tubuh
tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut. Sehinga jaringan tubuh menjadi
lemah.
7.
Teori Imunologi Slow virus
Sisitem imun
menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus kedalam tubuh dapat
menyebabkan kerusakan organ tubuh.
8.
Teori Stres
Menua terjadi
akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak
dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal. Kelebihan usaha dan stres
menyebabakan sel-sel tubuh telah dipakai.
9.
Teori Radikal Bebas
Radikal dapat
menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.
10.
Teori Rantai Silang
Reaksi kimia
sel-sel yang tua dan usang menyebabkan ikatan yang kuat. Ikatan ini menyebabkan
kurang elastis fungsi.
11.
Teori Program
Kemampuan
organisme untuk menetapkan jumlah sel-sel yang membelah setelah sel-sel mati.
2.3.2
Teori kejiwaan Sosial
- Aktivitas atau kegiatan
- Kepribadian berlanjut (Continuity Theory)
- Teori pembebasan (Disengagement Theory)
Mengakibatkan
interkasi sosial lansia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitasi
sehingga sering terjadi kehilangan ganda :
ü Kehilangan peran
ü Hambatan kontak sosial
ü Berkurangnya komitmen
2.4
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Ketuaan
þ Hereditas : keturunan/genetic
þ Nutrisi : makanan
þ Status kesehatan
þ Pengalaman hidup
þ Lingkungan
þ Stres
2.5
Perubahan-Perubahan Yang
Terjadi Pada Lanjut Usia
2.5.1
Perubahan-perubahan fisik
- Sel
Ä Lebih sedikit jumlahnya
Ä Lebih besar ukurannya
Ä Berkurang jumlah cairan
tubuh dan intraseluler
Ä Menurun proporsi protein di
otak, otot, ginjal, darah dan hati
Ä Jumlah sel otak menurun
Ä Terganggunya mekanisme
perbaikan sel
Ä Otak menjadi atrofis bertany
kurang 5-10%
- Sistem Persarafan
Ä Berat otak menurun 10-20%
Ä Cepatnya menurun hubungan
persarafan
Ä Lambat dalam respond an
waktu untuk bereaksi
Ä Mengecilnya saraf panca indra
Ä Kurang sensitif terhadap
sentuhan
- Sistem Pendengaran
Ä Presbiakusis (Gangguan pada
pendengaran)
Ä Membran timpani menjadi
atrofi
Ä Terjadinya pengumpulan
cerumen dan mengeras
Ä Pendengaran bertambah
menurun
- Sistem Pengelihatan
Ä Sfingter pupil timbul
sklerosis dan hilang respon terhadap sinar
Ä Kornea berbentuk sferis
(bola)
Ä Lensa lebih suram
Ä Meningktanya ambang, susah
melihat
Ä Hilangnya daya akomodasi
Ä Menurunya daya membedakan
warna biru atau hijau
- Sistem Kardiovaskuler
Ä Elastisitas dingin aorta
menurun
Ä Katup jantung menebal dan
menjadi kaku
Ä Kemampuan jantung memompa
darah menurun
Ä Kehilangan elastisitas
pembuluh darah
Ä Tekanan darah meningkat
- Sistem Pengaturan Termperatur Tubuh
Ä Temperatur tubuh menurun
Ä Keterbatasan refleks
menggigil
- Sistem Respirasi
Ä Otot-otot pernafasan
kehilangan kekuatan
Ä Menurunnya aktivitas dan
silia
Ä Paru-paru kehilangan
elastisitas
- Sistem Gastrointestinal
Ä Kehilangan gigi
Ä Indra pengecap menurun
Ä Esofagus menurun
Ä Peristaltik lemah dan timbul
konstipasi
Ä Fungsi absorbsi melemah
Ä Liver makin mengecil
- Sistem Genitourinaria
Ä Ginjal : mengalami
pengecilan
Ä Vesika Urinaria : otot
menjadi lemah, kapasitas menurun mengakibatkan frekuensi BAK meningkat
- Sistem Endokrin
Ä Produksi Hormon menurun
- Sistem Integumen
Ä Mengerut/keriput
Ä Permukaan kulit kasar dan bersisik
Ä Menurunya respon terhadap
trauma
Ä Kulit kepala dan rambut
menipis
Ä Rambut dalam hidung dan
telinga menebal
Ä Pertumbuhan kuku lambat
- Sistem Muskuloskletal
Ä Tulang kehilangan cairan
Ä Kefosis
Ä Discus Invertebralis menipis
dan menjadi pendik
Ä Persendian membesar dan kaku
Ä Tendon mengerut dan
mengalami sclerosis
2.5.2
Perubahan-Perubahan Mental
Faktor-faktor
yang mempengaruhi perubahan mental
þ Perubahan Fisik
þ Kesehatan umum
þ Tingkat pendidikan
þ Keturunan
þ Lingkungan
2.5.3
Perubahan-Perubahan
Psikososial
þ Pensiun
Mengalami
kehilangan : - Kehilangan Finansial
-
Kehilangan Status
-
Kehilangan teman
-
Kehilangan pekerjaan
þ Merasakan / sadar akan
kematian
þ Perubahan dalam cara hidup
þ Penyakit kronis dan
ketidakmampuan
2.6
Masalah dan Penyakit yang
sering kali dihadapi LANSIA
2.6.1
Masalah Fisik Sehari-Hari
Ä Mudah jatuh
Ä Mudah lelah
Disebabkan oleh
: - Faktor psikologis
-
Ganguan organis
-
Pengaruh obat-obat
Ä Kekacauan mental
Disebabkan oleh
: - Keracunan
-
Penyakit infeksi
-
Penyakit metabolisme
-
Dehidrasi
Ä Nyeri dada
Disebabkan oleh
: - Penyakit jantung
-
Radang selaput jantung
Ä Sesak nafas pada waktu
melakukan kerja fisik
Ä Palpifasi
Ä Pembengkakan kaki bagian
bawah
Ä Nyeri pinggang atau punggung
Ä Nyeri pada sendi pinggul
Ä Berat badan menurun
Ä Suka menahan buang air seni
Ä Gangguan pada ketajaman
penglihatan
Ä Gangguan pendengaran
Ä Gangguan tidur
Ä Pusing-pusing
2.6.2
Penyakit yang sering
dijumpai pada LANSIA
a.
Penyakit sistem Paru dan
Kardiovaskuler
ü Paru-paru
ü Jantung dan pembuluh darah
ü Penykit jantung koroner
ü Hipertensi
b.
Penyakit pencernaan makanan
ü Gastritis
ü Ulcus Peptikum
c.
Penyakit sistem Urogenital
ü Peradangan kandung kemih
ü Peradangan ginjal
d.
Penyakit pada persendian dan
Tulang
ü Osteoporosis
ü Gout
2.7
Asuhan Keperawatan pada
Lansia
Tujuan
Ø Lansia dapat melakukan
kegiatan sehari-hari secara mandiri
Ø Mempertahankan kesehatan
Ø Membantu mempertahankan
serta membesarkan semangat hidup klien
Ø Merawat dan menolong klien
Lansia
Ø Merangsang petugas kesehatan
menegakkan diagnosa yang tepat
Fokus Asuhan Keperawatan
1. Meningkatkan Kesehatan
(Health Promotion)
2. Pencegahan Penyakit
(Preventive)
3. mengoptimalkan fungsi mental
4. mengatasi gangguan kesehatan
Pengkajian
a. Fisik :
- Head to toe
-
Sistem tubuh
b. Psikologis :
Mengenal masalah-masalah utama
c. Sosio ekonomi :
Mengenai finansial Lansia
d. Spritual :
Keyakinan
Pengkajian Dasar
þ Temperatur
þ Pulse
þ Respirasi
þ Tekanan Darah
þ Berat Badan
þ Tingkat Orientasi
þ Memory
þ Pola Tidur
þ Pemeriksaan per sistem
Diagnosa Keperawatan
1. Fisik/Biologis
Ä Gangguan Nutrisi
Ä Gangguan persepsi sensori
Ä Kurang perawatan diri
Ä Potensial Cedera fisik
Ä Gangguan pola tidur
Ä Perubahan pola eliminasi
Ä Gangguan mobilitas fisik
2. Psikososial
Ä Isolasi sosial
Ä Menarik diri dari lingkungan
Ä Depresi
Ä Harga diri rendah
Ä Koping tidak adekuat
3. Spiritual
Ä Reaksi berkabung atau
berduka
Ä Penolakan terhadap proses
penuaan
Ä Marah
Ä Perasaan tidak tenang
Rencana Keperawatan
þ Melibatkan klien dan
keluarganya dalam perencanaan
þ Bekerjasama dengan profesi
kesehatan lain
þ Cegah timbulnya masalah
FORMAT PENGKAJIAN LANSIA
Identitas diri
Klien
Nama : Ny. S. S
Umur : 65 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Menikah
Agama : Kristen Protestan
Suku : Batak
Pendidikan terakhir : SLTP
Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
1. Keluhan utama
Ny. S mengatakan
adanya nyeri pada persendian dan nyeri pada pinggang disaat selesai kerja, dan
Ny. S mengatakan mengalami pusing dan lemas disaat melakukan pekerjaan.
2. Kronologi keluhan
ü Pencetus / penyebab
Ny. S mengatakan karena
penuaan
ü Timbul secara
Timbul jika Ny. S sedang
beraktivitas
ü Upaya mengatasi
Ny. S mengatakan harus
beristirahat
Riwayat kesehatan masa lalu
ü Penyakit yang pernah
diderita : Ny. S mengatakan tidak pernah
mengalami penyakit.
ü Mulai kapan : tidak ada
ü Bagaimana pengobatannya :
tidak ada
ü Riwayat kecelakaan : tidak ada
ü Riwayat alergi : tidak ada
Riwayat kesehatan keluarga
Ny. S mempunyai anak 5.
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan :
|
: Laki-laki
|
||
: Perempuan
|
|||
: Meninggal
|
|||
: Lansia
|
|||
: Tinggal Serumah
|
Riwayat Psikososial dan Spritual
1)
orang terdekat dengan klien : Ny. S mengatakan tinggal serumah dengan anak
laki-lakinya.
2)
Masalah yang mempengaruhi klien : tidak ada
3)
Mekanisme koping terhadap stress : Ny. S mengatakan pada saat stress klien melakukan aktivitas
4)
Persepsi klien tentang penyakit : Ny. S mengatakan dapat menerima keadaannya sendiri dan
konsultasi ke Bidan.
5)
Sistem nilai kepercayaan : Ny. S mengatakan selalu mengikuti ibadah
setiap hari minggu dan masih sanggup untuk kebaktian harian
Pengkajian Status Mental
a.
Daya Orientasi
b.
Daya Ingat :
Ny. S mengatakan masih sanggup mengingat hari-hari yang lampau dan Ny. S dapat
menceritakannya kembali.
c.
Kontak Mata :
selama pengkajian kontak mata dengan klien baik.
Pola kebiasaan sehari-hari
1.
Nutrisi
þ
Frekuensi makan :
Ny. S mengatakan pola makan 3 kali sehari
þ
Nafsu makan :
Ny. S mengatakan nafsu makan kuat
þ
Jenis makanan :
Nasi, Sayur, Ikan
þ
Makanan pantangan : tidak ada makanan pantangan
2.
Eliminasi
Pada saat ini Ny. S tidak ada keluhan pada saat BAB dan BAK.
Ny. S tidak ada masalah sampai sekarang
3.
Higiene Personal
a.
Mandi
Ä
Frekuensi :
OS mengatakan 2 kali sehari mandi
Ä
Pemakaian sabun :
OS mandi mandi dengan memakai sabun
b.
Higiene Oral
Ä
Frekuensi :
OS mengatakan tidak pernah
c.
Cuci rambut
Ä
Frekuensi :
OS mengatakan 1 kali seminggu
Ä
Pengguanan Shampo : Kadang-kadang
d.
Gunting Kuku
Ä
Frekuensi :
OS mengatakan 1kali sebulan
4.
Istirahat dan Tidur
a.
Ny. S mengatakan tidur siang kadang karena ingin selalu
berktivitas
b.
Ny. S mengatakan tiap malam kadang susah tidur paling
lama 6 jam
5.
Aktivitas dan latihan
a.
Olahraga
OS mengatakan tidak pernah olah raga
b.
Kegiatan waktu luang
OS mengatakan pergi ke kebun/sawah
c.
Keluhan dalam beraktivitas
OS mengatakan pegal pada pinggang
6.
Kebiasaan
a. Merokok : OS tidak merokok
b. Minuman Keras : OS tidak minum minuman keras
Pemeriksaan Fisik
þ
Keadaan Umum :
ku as baik
þ
Tanda vital :
TD : 130/100; RR : 24x/i; pols : 84x/i
þ
Kepala :
Bentuk kepala simetris, rambut sudah beruban
þ
Rambut :
Rambut beruban
þ
Mata :
Simetris, tidak anemis
þ
Hiduang :
Simetris, tidak ada peradangan, dapat membedakan bau
þ
Telinga :
Simetris, dapat mendengar dengan baik
þ
Mulut dan bibir :
Simetris
þ
Leher :
Tidak ada kelainan
þ
Dada :
Tidak ada kelainan
þ
Abdomen :
Pada infeksi abdomen simetris
þ
Genitalia :
Perineum klien bersih dan tidak ditemukan adanya kelainan pada alat genetalia
þ
Ekstremitas :
Bentuk simetris
ANALISIS DATA
Data
|
Etiologi
|
Masalah
Keperawatan
|
DS : Ny. S.S mengatakan nyeri terjadi pada sendi bila bergerak terlalu
lama
DO : Ada
pembengkakan pada sendi
|
Inflamasi pada
sendi
|
Nyeri
|
Diagnosa Keperawatan
Nyeri
b/d inflamasi pada sendi d/d Ny. S mengatakan nyeri bila beraktifitas terlalu
lama atau mengangkat yang berat.
RECANA ASUHAN
KEPERAWATAN GERONTIK
Diagnosa
Keperawatan
|
Tujuan
|
Kriteria Evaluasi
|
Intervensi
|
||
Umum
|
Khusus
|
Kriteria
|
Standard
|
||
Nyeri b/d inflamasi pada sendi d/d
Ny. S mengatakan nyeri bila beraktifitas
|
Setelah dilakukan intervensi ini
diharapkan keluarga mampu mengatasi nyeri timbul pada Ny.S
|
Setelah dilakukan intervensi
keluarga diharapkan mampu menggerakkan/ mengetahui :
- Cara mencegah timbulnya nyeri
- Cara mengatasi nyeri
- Mengidentifikasi kegiatan yang bisa
ditoleransi
|
Respon Verbal
|
Ny. S mengerti tentang :
- cara mencegah timbulnya nyeri
- Cara mengatasi nyeri
- Indentifikasi kegiatan yang bisa
ditoleransi
|
1) Diskusikan dengan keluraga Ny. S
kegiatan yang bisa menimbulkan nyeri pada sendi
2) Jelaskan kegiatan yang bisa dan
yang tidak bisa dilakukan
3) Jelaskan cara menghindari timbulnya
nyeri
4) Diskusikan cara yang dilakukan
keluarga untuk mengatasi nyeri.
5) Ajarkan cara yang dilakukan saat
timbul nyeri.
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Waktu / Tanggal
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
Nyeri
b/d inflamasi pada sendi d/d Ny. S mengatakan nyeri bila beraktivitas
|
Senin, 04-05-2009
|
ü
Mendiskusikan dengan keluarga Ny. S kegiatan
yang bisa menimbulkan nyeri pada sendi.
ü
Menjelaskan kegiatan yang bisa dan tidak bisa
dilakukan
ü
Menjelaskan cara menghindari timbulnya nyeri
ü
Mendiskusikan cara yang dilakukan keluarga
untuk mengatasi nyeri
ü
Mengajarkan cara yang dilakukan saat timbulnya
nyeri.
|
S : Keluraga mengatakan sudah mengerti tentang penjelasan
dari penyuluh.
O : Keluarga dapat mengulang penjelasan dari penyuluh
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
|
Selasa, 05-05-2009
|
ü
Menyatakan kembali penjelasan penyuluh
sebelumnya apakah dapat diterapkan dalam melakukan aktivitas.
|
S : Ny. S mengatakan sudah mengurangi kegiatan yang bila
menimbulkan rasa sakit pada sendinya.
O : Ny. S tidak melakukan pekerjaan berat
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dilanjutakan
|
Post a Comment for "Artritis Rematoid Di Dusun Batu Bara Tambunan Baruara Balige"