S1 Tanpa Profesi Ners, Mau Jadi Apa?

Ilustrasi 

Literasi Perawat ~ PROFESI NERS itu penting untuk yang ngambil jurusan S1 Keperawatan dan mungkin udah tergolong wajib. Kenapa? Karna tanpa Ners, seorang graduate of nursing tak berarti apa-apa di Indonesia. Saya berargumen karna sudah merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang sarjana keperawatan tapi bukan seorang perawat. Ketika gelar Ners tidak ada dan parahnya STR juga tidak punya, jadilah ibarat seseorang yang tersesat di hutan,  tak tahu arah dan pasrah.

Saat memasuki dunia kerja pun, seringkali saya menemukan ada kualifikasi pengecualian bagi seorang sarjana keperawatan; sehingga bisa dibilang tak mudah untuk menemukan pekerjaan yang tepat. Pekerjaan dengan kualifikasi all major banyak,  tapi kebanyakan hanya bagian marketing atau bahasa kasarnya sales. Kalau tidak ada pengalaman organisasi atau kerja sebelumnya yang dapat diunggulkan dihadapan interviewer, semua akan sia-sia saja.

Harusnya seorang sarjana itu tidak mengukur gaji dengan diri sendiri, tetapi gaji lah yang harusnya menyesuaikan. Sayangnya, untuk jurusan S1 Keperawatan, apalagi fresh graduate, kita sudah kehilangan penghargaan terhadap diri sendiri. Berdalih dgn alasan cari pengalaman dulu atau syukur-syukur ada yang nerima. Kerja sekian jam, dibayar tidak profesional dan dapat tekanan juga. Memang tidak mudah, kawan.

 Apalagi memutuskan untuk hidup di ibukota, serba mahal; apalagi gaya hidupnya. Memang banyak peluang pekerjaan disini, tetapi saingannya pun sama banyak. Interval saya dapat pekerjaan sejak efektif jadi job seeker itu ada sekitar 2 bulan, itu pun setiap minggunya saya antusias untuk interview baik karena panggilan atau walk in interview. Sibuknya seorang job seeker sama sibuknya dengan karyawan. Bedanya waktunya lebih fleksibel.

Saya merantau ke Jakarta tidak dengan modal kecil. Selama 2 bulan saya harus merengek ke orangtua untuk transfer biaya hidup selama masa pengangguran. Memang hanya cukup untuk biaya hidup saja untuk bilangan jutaan itu. Belum lagi kebutuhan yang mendesak. 2 bulan itu masa yang cukup lama untuk seorang job seeker. Karena saya kesulitan mencari pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi dan banyaknya pengecualian untuk jurusan saya.

Setidaknya, Ners itu sudah di posisi aman. Sudah jelas tujuan kita mencari kerja di bagian apa. Lebih spesifik sebuah pekerjaan tentu bayarannya juga lebih tinggi. Dengan catatan harus ada kelebihan yang bisa diunggulkan, terutama bahasa internasional. Dengan bahasa inggris kamu bisa jadi apapun yang kamu mau. Kenapa saya bilang begitu? Karena saya menemukan sendiri faktanya, saat saya interview kelompok di sebuh perusahaan yang berada di lantai 19, di antara 4 orang ada yang jago sekali bahasa inggrisnya, dan di antara kami ber 4 pun hanya dia yang langsung menuju user, sisanya melewati tahapan-tahapan yang cukup rumit dan menggunakan sistem gugur.

Tidak hanya itu saja, ketika saya interview di sebuah perusahaan, user terjun langsung menanyakan di antara yang ingin interview siapa yang aktif berbahasa inggris. Dari puluhan orang, hanya 3 orang saja yang stand up, lagi-lagi mereka yang jago bahasa inggris itu tak perlu berlama-lama, langsung ke user. Jika masih tidak percaya, menganggap saya mengada-ada, coba saja cari kualifikasi di Jobsite tak seberapa perusahaan yang tidak menampilkan active for speaking english both written or oral. Kurang lebih begitu tulisannya.

Kemudian yang terpenting juga adalah kemampuan dalam mengetik atau menggunakan komputer;  spesifiknya ms word dan excel. Hampir 100% saya dapat panggilan jika saya mengajukan lamaran via online dengan menuliskan bahwa saya mahir dalam menggunakan ms word dan excel di kolom 'kenapa perusahaan harus memilih kamu'; kurang lebihnya begitu. Kebenaran mahir atau tidaknya nanti saja, yang penting kamu ada kesempatan untuk mengekspresikan kemampuanmu di hadapan interviewer. Tetapi, juga jangan hanya omongan doang, sebab yang kamu tulis di profil kamu, akan di tes oleh perusahaan. Tetapi untuk ms word atau excel itu bisa dipelajari menurut saya.

Yang juga tak kalah penting adalah kamu juga harus punya kualifikasi bisa kerja tim; teamwork. Karna umumnya perusahaan lebih mengutamakan orang yang bisa kerja tim dibandingkan kerja hanya berorientasi pada individu. Menurut saya sih, orang yang bisa kerja tim, pasti bisa kerja individu  tetapi orang yang bisa kerja individu belum tentu bisa kerja tim.

So, bagi adik-adik yang sering chat saya menanyakan apakah harus ambil ners atau tidak lepas S.Kep, sayang sekali saya harus memberi jawaban bahwa ambil Ners itu wajib hukumnya. Jika ada beberapa yang menanyakan kenapa saya tidak mengambil Ners, terlepas dari alasan internal, saya bisa bilang bahwa saya cukup menyesal mengambil keputusan ini. Makanya sering setiap adik-adik chat tidak ingin ambil Ners, pasti saya selalu menanggapi "MAU JADI APA?".

Sorry to say, memang itulah faktanya.

Penulis: Winda Harir
Iwansyah
Iwansyah Seorang Penulis Pemula Yang Mengasah Diri Untuk Menjadi Lebih Baik

15 comments for "S1 Tanpa Profesi Ners, Mau Jadi Apa? "

  1. Itu dia. Kadang bingung lamar kerja dengan lulusan perwt tnpa ners. Mau lanjut ners gada biaya
    Mending di tiadakan ya s1 keperawatan karna kita sprti trsesat tidak tau atah

    ReplyDelete
  2. saya juga sangat sangat menyesal kuliah ambil kesehatan....
    Mau ambil ners biayax bukan sedikit....trus ijazah S.kep di buang saja atau bagaimana????

    ReplyDelete
  3. Sya jg senasib s1 keperawatan tampa ners... Kyk yg di php in.. Tersesat

    ReplyDelete
  4. Sya jg senasib s1 keperawatan tampa ners... Kyk yg di php in.. Tersesat

    ReplyDelete
  5. Ya senasib gan.. dimana2 nanyain str.. hadeh.. ngelamar sana sini disuru ambil ners dulu.. kadang sy pengen berteriak ditelinganya (SAYA MAU KERJA DISINI JUGA KARENA MAU NGUMPULIN BIAYA BUAT LANJUT NERS SUPAYA BISA DAPET STR BANGSAT)

    ReplyDelete
  6. Terimakasih informasi dan masukannya ka , sangat membantu

    ReplyDelete
  7. Seumpama aku s1 keperawatan terus aku kepengen lanjut ke s2 aku kepengen lanjut karena gakepengen jadi perawat gan, setidaknya bisa jadi dosen aamiin, apakah juga harus ners gan? Ditunggu jawaban nya, terimakasih

    ReplyDelete
  8. S1 keperawatan tidak bekerja hanya di rumah sakit, lulusan S1 keperawatan juga bisa bekerja sebagai pengajar di SMK kesehatan. ada juga beberapa asuransi yg menerima S1 keperawatan.

    ReplyDelete
  9. betul sekali sejak awal berkuliah, fakultas tidak memberikan keterangan apapun mengenai kewajiban mengambil NERS baru setelah semester akhir diberikan penjelasan bahwa NERS wajib hukumnya. tetapi apa daya biaya perkuliahan sudah terkuras untuk sarjana keperawatan, jadi saya memutuskan mencari pekerjaan melalui jobstreet/jobsdb, dan alhamdulillah saya keterima sebagai perawat sekolah disebuah sekolah internasional di daerah kelapa gading, memang tdk bisa dipungkiri bahasa adalah nilai lebih utk bekerja, sampai saat ini saya sudah 9th bekerja sebagai "School Nurse" di berbagai sekolah internasional. dan pekerjaan ini cukup menjanjikan dari segi sallary nya. semangat teman2 sarjana keperawatan tanpa NERS :)

    ReplyDelete
  10. Bingung nih aku mahasiswa yg ambil s1 :(

    ReplyDelete
  11. Aku juga nih maba yang ambil s1 keperawatan apa keluar dari kuliah? Tahun depan ambil d3?

    ReplyDelete
  12. YA TUHAN KOK RIBET BANGET YA JADI BAGUSAN D3 ATAU S1 YA ?

    ReplyDelete
  13. Jujur sy sangat menyesal kuliah S1 keperawatan, mau lanjut Ners tidak ada biaya, akhirnya sy merasa tersesat mau kerja dimana karna tanpa Ners kita tdk bisa memiliki STR sehingga untung"an ada yg mau nerima kita kerja.
    Sy baru lulus 2 bulan lalu di tgl 15 Desember 2021 di UNIVERSITAS Negeri yg ternama di MAKASSAR (ngga usah sebut namanya yaa pasti kalian udah tau Universitas apa), tapi sampai sekarang tgl 1 Maret 2022 sy masih pengangguran karena sulitnya mencari kerja dengan bekal S1 keperawatan saja.
    Mohon pemerintah direvisi kembali kebijakannya, kalau tahu begini mending sy kuliah ambil D3 daripd S1.
    Semoga adik" yg membaca tulisanku ini tdk salah pilih lagi seperti sy, lebih baik kalian kuliah ambil D3 nya daripd S1.

    ReplyDelete