Fase Penyembuhan Luka Pasca Sunat

Literasiperawat.com ~ Dibawah ini penulis akan menjelaskan tentang proses penyembuhan luka antara lain:

๐๐ž๐ง๐ฒ๐ž๐ฆ๐›๐ฎ๐ก๐š๐ง  ๐๐ซ๐ข๐ฆ๐ž๐ซ (๐ฉ๐ž๐ซ๐ฉ๐ซ๐ข๐ฆ๐š๐š๐ฆ)

  • ๐—™๐—ฎ๐˜€๐—ฒ ๐—œ, ๐—ฟ๐—ฒ๐˜€๐—ฝ๐—ผ๐—ป ๐—ถ๐—ป๐—ณ๐—น๐—ฎ๐—บ๐—ฎ๐˜€๐—ถ (๐Ÿญ โ€“ ๐Ÿฑ ๐—ต๐—ฎ๐—ฟ๐—ถ )
  1. Terjadi eksudasi cairan plasma yang mengandung protein, sel-sel darah merah, fibrin, dan antibodi pada luka.
  2. Eskoriasi terbentuk di permukaan luka untuk menutupi cairan eksudat tadi dengan tujuan mencegah invasi bakteri.
  3. Inflamasi mengakibatkan migrasi lekosit ke daerah luka menyebabkan edema, nyeri, demam, dan kemerahan di sekitar luka.
  4. Lekosit melakukan aktifitas fagosit jaringan rusak, mikroorganisme dan benda asing.
  5. Monosit dan sum-sum tulang bermigasi ke arah luka dan berubah menjadi makrofag, memfagosit sisa jaringan rusak dan menghasilkan enzim proteolitik.
  6. Sel-sel basah dan pinggir luka pada kulit bermigrasi ke bekas insisi untuk menutup permukaan luka.
  7. Fibroblast yang berada di jaringan ikat yang lebih dalam mulai memperbaiki jaringan non-epitel.
  8. Selama fase inflamasi akut, jaringan tidak memperoleh kekuatan daya regang, tetapi tergantung pada bahan penutup yang mengikatnya.
  • ๐—™๐—ฎ๐˜€๐—ฒ ๐—œ๐—œ, ๐—บ๐—ถ๐—ด๐—ฟ๐—ฎ๐˜€๐—ถ ๐—ฎ๐˜๐—ฎ๐˜‚ ๐—ฝ๐—ฟ๐—ผ๐—น๐—ถ๐—ณ๐—ฒ๐—ฟ๐—ฎ๐˜€๐—ถ (๐Ÿฑ โ€“ ๐Ÿญ๐Ÿฐ ๐—ต๐—ฎ๐—ฟ๐—ถ)
  1. Fibroblast bermigrasi ke arah luka dan membentuk kollagen dan fibrin, fibronektin (protein ekstraseluler yang membantu sel melekat dengan matriks) sehinga fase ini disebut juga fase fibroplasia.
  2. Fibroblast mengandung myofibroblast yang dapat berkontraksi dan menyebabkan tarikan pada tepi luka.
  3. Hari kelima, timbunan kolagen dengan cepat meningkatkan kekuatan daya regang luka.
  4. Protein plasma membantu aktifitas seluler untuk mensintesa jaringan fibrous selama stadium penyembuhan ini.
  5. Kolagen ditempatkan juga pada jaringan ikat yang rusak lainnya.
  6. Rekanalisasi limpatik, neovaskularisasi, dan terbentuknya jaringan granulasi, serta  bertambahnya jumlah kapiler bertujuan untuk memelihara fibroblast. Beberapa keadaan ini tampak pada stadium akhir penyembuhan.
  7. Pada fase ini, serat dibentuk dan dihancurkan kembali untuk menyesuaikan diri dengan tegangan pada luka yang cenderung mengerut. Pada akhir fase ini kekuatan regangan luka mencapai hingga 25 % kekuatan jaringan normal.
  • ๐—™๐—ฎ๐˜€๐—ฒ ๐—œ๐—œ๐—œ, ๐—บ๐—ฎ๐˜๐˜‚๐—ฟ๐—ฎ๐˜€๐—ถ ๐—ฎ๐˜๐—ฎ๐˜‚ ๐—ฟ๐—ฒ๐—บ๐—ผ๐—ฑ๐—ฒ๐—น๐—ถ๐—ป๐—ด (๐—ต๐—ฎ๐—ฟ๐—ถ  ๐—ธ๐—ฒ-๐Ÿญ๐Ÿฐ ๐˜€๐—ฎ๐—บ๐—ฝ๐—ฎ๐—ถ ๐—ฑ๐—ฒ๐—ป๐—ด๐—ฎ๐—ป ๐—ฝ๐—ฒ๐—ป๐˜†๐—ฒ๐—บ๐—ฏ๐˜‚๐—ต๐—ฎ๐—ป ๐˜๐—ผ๐˜๐—ฎ๐—น)
  1. Tidak ada perbedaan yang jelas antara fase II dan fase III.
  2. Penyembuhan mulai dengan cepat selama fase ini kemudian berkurang secara progresif.
  3. Kulit mendapatkan kembali daya regangnya sekitar 70 % samapi 90 %.
  4. Kandungan kolagen tetap, tetapi kekuatan daya regangnya bertambah karena susunan dan โ€œcross-linkedโ€ serabut kolagen.
  5. Timbunan jaringan ikat fibrous mengakibatkan terbentuknya jaringan parut.
  6. Pada penyembuhan yang normal, kontraksi luka terbentuk selama beberapa minggu atau berbulan-bulan.
  7. Densitas kolagen meningkat, susunan pembuluh darah berkurang, dan bertambahnya jaringan parut yang lebih muda.
๐๐ž๐ง๐ฒ๐ž๐ฆ๐›๐ฎ๐ก๐š๐ง ๐ฌ๐ž๐ค๐ฎ๐ง๐๐ž๐ซ (๐ฉ๐ž๐ซ๐ฌ๐ž๐ค๐ฎ๐ง๐๐ฎ๐ฆ)
  1. Kalau luka gagal sembuh dengan penyembuhan primer.
  2. Disebabkan oleh infeksi, trauma berat, kehilangan jaringan, atau pengelolaan jaringan tidak tepat.
  3. Luka dibiarkan terbuka yang memungkinkan untuk sembuh mulai dan lapisan dalam menuju ke permukaan.
  4. Jaringan granulasi yang mengandung myofibroblast berkontraksi menutup luka.
  5. Proses penyembuhan luka berlangsung lambat.
  6. Jaringan granulasi dan jaringan parut pada umumnya terbentuk (jadi jaringan granulasi tersebut harus dingkat agar tidak mengganggu proses epitelisasi).

๐๐ž๐ง๐ฒ๐ž๐ฆ๐›๐ฎ๐ก๐š๐ง ๐“๐ž๐ซ๐ฌ๐ข๐ž๐ซ (๐ฉ๐ž๐ซ๐ญ๐ž๐ซ๐ญ๐ข๐ฎ๐ฆ)

  1. Seperti halnya dengan penutupan primer yang terlambat, penyembuhan pertertium terjadi karena kedua permukaan jaringan granulasi tumbuh bersama-sama.
  2. Merupakan cara penyembuhan yang aman untuk luka terkontaminasi (luka kotor, luka trauma yang terinfeksi akibat hilangnya jaringan yang luas dan tingginya resiko terjadi infeksi).
  3. Perlu dibersihkan jaringan yang rusak dan membiarkannya agar tetap terbuka.
  4. Biasanya penutupan luka dilakukan 5 hari setelah mengalami perlukaan.
Iwansyah
Iwansyah Seorang Penulis Pemula Yang Mengasah Diri Untuk Menjadi Lebih Baik

Post a Comment for "Fase Penyembuhan Luka Pasca Sunat"