Menelusuri Jejak Debat Perawat Kita


Literasi Perawat ~ Suatu hari, di tahun 80-an, Direktur SPK Celaket, tempat saya sekolah dulu, Dr. Widanto namanya, orang kedua di RS Saiful Anwar Malang, mengajak saya menemani seorang tamu. Perawat asal USA. Linda namanya. Dr. Widanto mengajak, mungkin karena saya suka berbahasa Inggris. Beliau ingin ada seorang perawat yang menemani Linda, seorang perawat yang kenal Dr. Widanto saat beliau berada di USA.

Dalam obrolan, kami bertiga makan bersama di sebuah restoran Kantri, di Singosari-Malang, 30 tahun silam, Linda bilang, dalam beberapa bulan saja jika tidak mengikuti perkembangan keperawatan di USA, bisa tertinggal.
Di akhir pertemuan kami, Linda memberi saya sebuah buku tentang Texas serta sebuah gantungan kunci.
***** 

Beberapa hari terakhir ini, dunia medsos kita ramai diskusi tentang organisasi. Sebuah pertanda yang cukup bagus, karena kesadaran anggota profesi kita tentang pentingnya organisasi mulai mencuat. Anggota profesi kita mulai bangun dari tidurnya. Mulai sadar, bahwa berorganisasi bagi sebuah profesi itu penting bagi perkembangan profesi itu sendiri.

Sebenarnya keramaian ini adalah gejala normal dalam fase-fase pertumbuhan sebuah organisasi profesi. Fase yang sedang kita alami saat ini adalah fase kedua dari lima fase yang kita masih sedang dan akan lalui. 

Kita sudah melewati fase pertama dari era 80-an hingga tahun 2000, yakni Fase Penataan Pendidikan. Pendidikan kita sudah selevel dengan apa yang terjadi di negara-negara maju. Karena itu, saat ini jarang menjadi ajang diskusi atau diperbatkan. Walaupun, masih perlu adanya pembenahan di sana-sini, misalnya tentang pemerataan quality of education, SDM, MOU dengan berbagai kampus luar negeri, program magang serta penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional dalam kurikulum pendidikan keperawatan.

Fase kedua, dari era 2000 hingga 2020, adalah Fase Penataan Organisasi yang saat ini sedang berlangsung. Reaksi anggota tentang berbagai ketidakpuasan kenerja organisasi dan tetek-bengeknya pada tahap ini adalah reaksi alami. Saat ini kita lagi berdebat ramai, lewat medsos. Ironisnya, kita tidak berdebat pada media resmi milik organisasi.

Jika diperas, inti perdebatan kita di medsos beberapa hari terakhir ini sebenarnya ada satu: kurangnya penataan proper management. Akibatnya kurang puas. Anggota menyalahkan pengurus dan pengurus menyalahkan anggota. Maksudnya bagus, yakni memperbaiki system yang belum tertata agar dibenahi menjadi baik dan benar, benar dan baik.

Fase ketiga adalah kesadaran politik, yang diharapkan mulai jalan dari tahun 2020. Tahap ini akan dicapai jika sudah matang berorganisasi. Organisasi yang matang membutuhkan dukungan politik. Tanpa dukungan politik, organisasi akan ‘mati’. Visi misi organisasi perlu mendapat dukungan kebijakan pemerintah. Visi misi organisasi tanpa dukungan kebijakan pemerintah, ibarat mimpi. Tanpa campur tangan pemerintah, tujuan organisasi tidak akan tercapai.

Dalam fase ini dibutuhkan politisi yang bersedia serta mampu menyuarakan aspirasi anggota ke parlemen. Saat ini sudah mulai muncul tanda-tanda anggota profesi kita yang terjun aktif dalam dunia politik. Gejala ini tentu sangat menggembirakan.

Fase keempat adalah tuntutan kesejahteraan, yang diharapkan jalan lebih mulus sesudah tahun 2030. Inilah sebenarnya yang ingin dicapai oleh seluruh anggota profesi kita. Kesejahteraan adalah inti pembentukan organisasi. Seandainya begitu keluar dari kampus, perawat langsung sejahtera, bisa dipastikan tidak ada debat, tidak ada saling sikut atau menyalahkan. Mengapa? Karena kebutuhan dasar anggota sudah terpenuhi.

Persoalannya mengapa terjadi debat di medsos, ribut dan saling menyalahkan adalah, karena anggota di level menengah ke bawah merasa kurang atau tidak sejahtera hidupnya. Padahal, mereka merasa sudah bekerja keras. 

Fase terakhir, kelima, adalah tahap Kemapaman, established,  entah kapan tercapainya. USA, seperti yang dikisahkan oleh Linda, butuh 100 tahun lebih untuk bisa mumpuni. Linda sudah tidak cerita tentang ribetnya organisasi ANA (American Nurses Association) lagi.

Dalam tahap ini, level kita sudah mapan. Di era ini, anggota akan disibukkan dengan penelitian serta kemajuan profesi. Dalam tahap ini, kayak perawat USA, anggota sudah sejahtera: sandang, pangan, papan, pendidikan, pelatihan serta pengembangan profesional. Mereka memikirkan bagaimana profesi bisa maju lewat aktivitas penelitian dengan memanfaatkan atau penggunaan alat-alat modern. 

Ternyata, untuk sejahtera, kita, perawat Indonesia harus kerja keras. Kita tidak bisa hanya berdebat dan saling menyalahkan berkepanjangan. Hanya dengan berdebat, kita tidak bakal hidup sejahtera. Karena sejahtera perlu biaya.

Jangankan sejahtera dalam arti luas, untuk bicara saja, kalau tidak sejahtera, tidak ada orang yang sudi memasang telinganya.

Malang, 19 April 2018
SYAIFOEL HARDY
WA 081336691813
Iwansyah
Iwansyah Seorang Penulis Pemula Yang Mengasah Diri Untuk Menjadi Lebih Baik

Post a Comment for "Menelusuri Jejak Debat Perawat Kita"