Transformational Leadership Meningkatkan Kinerja Perawat di RS


Literasi Perawat ~ Rumah sakit sebagai institusi pemberi pelayanan kesehatan mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya peningkatan status kesehatan bagi masyarakat. Di dalam UU no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, pada pasal 4 disebutkan bahwa Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Untuk bisa melaksanakan tugasnya tersebut tentu saja membutuhkan peran serta yang aktif dari berbagai tenaga yang ada di Rumah sakit, salah satunya adalah tenaga keperawatan. Tenaga keperawatan merupakan tenaga kesehatan terbanyak di Rumah Sakit yaitu sekitar 60% dari seluruh tenaga kesehatan yang ada.

Peawat merupakan tenaga kesehatan yang selalu ada di setiap rumah sakit dan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan. Perawat memberikan pelayanan keperawatan di Rumah Sakit selama 24 jam sehari serta mempunyai kontak yang konstan dengan pasien. Pelayanan keperawatan yang baik dan berkualitas tidak terlepas dari adanya komitmen dari perawat untuk memberikan pelayanan yang baik kepada pasien. Untuk bisa menghasilkan pelayanan keperawatan yang optimal tersebut, dibutuhkan tenaga keperawatan yang berkualitas dan berkompetensi tinggi. Selain itu dibutuhkan pemimpin keperawatan yang baik dan mampu memotivasi staf perawat untuk meningkatkan kapasitasnya dan menggunakan manajemen asuhan keperawatan yang baik dalam memberikan layanan keperawatan.

Transformational Leadership
Kepemimpinan merupakan hal yang sangat penting dalam mengelola sebuah organisasi, dalam hal ini Rumah Sakit. Kepemimpinan yang efektif membutuhkan pemimpin yang berkualitas dan mempunyai gaya kepemimpinan yang baik. Seorang pemimpin yang efektif adalah yang responsive, yaitu selalu tanggap terhadap setiap persoalan, kebutuhan, harapan dan impian dari mereka yang dipimpinnya. Pemimpin yang efektif juga selalu aktif dan proaktif dalam mencari solusi dari setiap permasalahan ataupun tantangan yang dihadapi organisasinya. Pada saat ini, model kepemimpinan yang dianggap paling baik adalah kepemimpinan transformasional.

Kepemimpinan transformasional (Transformational Leadership) adalah suatu kepemimpinan di mana pemimpin memotivasi bawahannya untuk mengerjakan lebih dari yang diharapkan dengan meningkatkan rasa pentingnya bawahan dan nilai pentingnya pekerjaan. Kepemimpinan transformasional adalah gaya terbaik untuk memimpin, bukan hanya karena mengarahkan, tapi juga memberikan kesempatan untuk pengembangan dan pembelajaran, selain itu juga memotivasi staf perawat untuk merasa bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya.

Kepemimpinan transformasional melibatkan empat konsep utama yang meliputi pertimbangan individual (Individualized Consideration), stimulasi intelektual (Intellectual Stimulation), motivasi inspirasional (Inspirational Motivation), dan pengaruh ideal (Idealized Influence). Pada kepemimpinan transformasional, pemimpin mendorong dan mendukung para bawahan untuk mencapai tingkat kompetensi dan kinerja yang lebih tinggi. Pemimpin memiliki tanggung jawab memberikan arahan dan dukungan untuk bawahannya. Selain itu, pemimpin juga memotivasi bawahan untuk mencapai visi bersama. Dengan demikian, kepemimpinan transformasional dipandang sebagai model kepemimpinan yang paling efektif. Selain kepemimpinan, salah satu hal yang mendasari sifat profesionalisme kerja perawat adalah motivasi kerja. Motivasi sangat penting untuk dipahami karena melalui motivasi seseorang terdorong untuk melakukan suatu pekerjaan.

Motivasi 

Menurut teori Maslow, pada dasarnya seseorang berperilaku tertentu itu didorong oleh berbagai macam kebutuhan yang harus dipenuhinya. Perasaan atau pikiran yang mendorong seseorang untuk berperilaku atau melakukan suatu pekerjaan inilah yang disebut dengan motivasi. Seseorang dikatakan mempunyai motivasi kerja yang tinggi apabila ia mulai merasakan adanya bentuk perhatian, dorongan dan penghargaan yang diberikan dari suatu instansi terkait untuk dirinya dalam rangka menghargai hasil pekerjaan yang telah dilakukannya sehingga ia akan merasa puas terhadap hasil pekerjaan yang telah ia kerjakan.

Motivasi merupakan salah satu unsur yang bisa mendorong seorang perawat untuk berperilaku menuju tujuan yang ingin dicapainya.  Perawat yang mempunyai motivasi kerja yang tinggi adalah yang mampu memahami segala bentuk keluhan pasien tentang penyakitnya, dan mampu menjaga hubungan baik dengan pasien, antar rekan sejawat, maupun profesi lainnya. Selain itu juga memiliki rasa tanggungjawab yang tinggi terhadap tugas – tugas yang dikerjakannya, dan mampu menunjukkan prestasi kerja yang baik kepada instansi terkait. Motivasi juga bisa membuat seorang perawat untuk memprediksi perilaku apa yang akan dilakukan. Dalam hal ini perilaku dari perawat akan baik jika berasal dari motivasi perawat yang memang baik. Jadi apabila seorang perawat memiliki motivasi yang baik untuk mencapai tujuannya, maka kinerja perawat tersebut akan meningkat.

Kinerja

Kinerja (performance) menjadi isu penting saat ini. Hal ini terjadi sebagai konsekuensi dari tuntutan masyarakat terhadap kebutuhan akan pelayanan prima atau pelayanan yang bermutu tinggi yang tidak terpisahkan dari standar, karena kinerja diukur berdasarkan standar. Kinerja tenaga keperawatan yang baik akan berpengaruh terhadap mutu pelayanan keperawatan kepada pasien. Perawat diharapkan dapat menunjukkan kontribusi profesionalnya secara nyata dalam meningkatkan mutu keperawatan, yang berdampak terhadap pelayanan kesehatan secara umum pada organisasi tempatnya bekerja, dan dampak akhir akan bermuara pada kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat.

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawabnya. Kinerja perawat sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan merupakan masalah yang sangat penting untuk dikaji dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Kinerja perawat yang baik merupakan jembatan dalam menjawab jaminan kualitas pelayanan kesehatan yang di berikan terhadap pasien baik yang sakit maupun sehat. Kunci utama dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan adalah perawat yang mempunyai kinerja tinggi.

Namun tak jarang ditemukan keluhan berkaitan dengan kualitas pelayanan kesehatan yang muaranya berasal dari kinerja petugas kesehatan termasuk perawat. Misalnya keluhan tentang perawat yang kurang cepat dan kurang sigap saat menanggapi keluhan pasien, mengganti infus dan sebagainya. Selain itu sering kita dengar keluhan tentang perawat yang jarang tersenyum dan terkesan galak. Untuk itu perlu kiranya rumah sakit memfokuskan masalah kualitas pelayanan terhadap kinerja perawat. 

Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa kinerja perawat dipengaruhi oleh banyak hal, diantaranya adalah kepemimpinan dan motivasi. Ketika motivasi perawat tinggi maka perawat tersebut akan menghasilkan kinerja yang baik, demikian juga sebaliknya. Eratnya pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja perawat harus memperoleh perhatian khusus dari pihak manajemen Rumah Sakit, karena kinerja perawat yang baik juga dapat menjadi salah satu faktor meningkatnya kinerja rumah sakit.

Motivasi kerja yang tinggi menjadikan para perawat mempunyai semangat yang tinggi untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien sehingga pasien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan. Perlu diperhatikan juga upaya untuk mempertahankan motivasi kerja para perawat agar tetap berada pada level yang tinggi sehingga akan berdampak positif bagi perkembangan Rumah Sakit ke depan. Perawat  akan semakin termotivasi apabila keinginan serta kebutuhan mereka terpenuhi. Terdapat hubungan yang kuat antara motivasi dengan kinerja, semakin tinggi motivasi kerja maka akan semakin baik kinerja yang dihasilkan. Motivasi kerja perawat yang tinggi sangat mendukung dalam meningkatkan kinerja perawat yang lebih baik dalam menangani pasien, sehingga dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan Rumah Sakit dan untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit terhadap masyarakat.

Sebagai pemimpin khususnya di Rumah Sakit, dituntut untuk selalu bisa memotivasi perawat dalam meningkatkan kinerjanya, salah satunya dengan cara menerapkan gaya kepemimpinan transformasional. Tidak hanya memotivasi, tetapi juga memberikan contoh/teladan tentang bagaimana menjadi seorang perawat yang baik dan professional. Dengan adanya teladan dan motivasi yang baik dari pimpinan, diharapkan perawat dapat meningkatkan motivasinya sehingga kinerja yang dihasilkan juga baik dan berkualitas.
Iwansyah
Iwansyah Seorang Penulis Pemula Yang Mengasah Diri Untuk Menjadi Lebih Baik

Post a Comment for "Transformational Leadership Meningkatkan Kinerja Perawat di RS"