Internet dan media sosial telah menjadi bagian yang tidak terlepaskan dari kehidupan manusia modern termasuk bangsa Indonesia. Berdasarkan data yang dilansir oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bekerjasama dengan PusKaKom Universitas Indonesia, jumlah pengguna internet di Indonesia saat ini naik dari 71,9 juta jiwa di tahun 2013 menjadi 88,1 juta jiwa pada akhir tahun 2014. Jumlah ini mencakup sekitar 34,9 persen dari total populasi penduduk di Indonesia.
Pengguna internet di Indonesia ternyata berbanding lurus dengan jumlah pengguna media sosial seperti Facebook, Twitter, instagram dan sejenisnya. Data dari WeAreSocial menunjukkan, pada bulan Januari 2015 sebanyak 72 juta orang di Indonesia sudah memiliki akun aktif di sosial media. Sebanyak 62 juta di antaranya mengakses melalui telepon selular. Dan yang lebih mencegangkan lagi, waktu yang di habiskan rata-rata oleh Penduduk Indonesia untuk melihat Facebook, Twitter, dan jejaring lainnya rata-rata hampir tiga jam sehari. Angka ini lebih tinggi dari statistik pengguna di India, China, Jepang, dan Singapura.
Sayangnya masih banyak orang yang berpikir bahwa media sosial hanyalah aktivitas sia-sia dan buang-buang waktu saja. Padahal siapa pun bisa memanfaatkan sosial media untuk mencapai tujuannya. Siapapun Anda, apakah itu institusi rumah sakit atau praktisi kesehatan bisa lebih dikenal oleh publik dengan mengemas citra diri dan mengenalkan produk melalui media sosial.
Pengertian Pemasaran Viral.
Pemasaran Viral (Viral Marketing) adalah strategi dan proses penyebaran pesan untuk mengkomunikasikan informasi suatu produk kepada masyarakat secara meluas dan berkembang melalui media tertentu. Viral marketing merupakan strategi yang digunakan untuk mendorong seseorang agar menyampaikan pesan pemasaran Anda pada orang lain. Karena caranya yang seperti metode penyebaran virus itulah maka di istilahkan sebagai viral marketing.
Istilah viral marketing dipopulerkan oleh Tim Draper dan Steve Jurvetson dari perusahaan venture capital, Draper Fisher Jurvetson pada 1997 untuk menjelaskan kesuksesan marketing Hotmail sebagai email provider.
Istilah pemasaran viral ini kurang lebih sama dengan ungkapan Jawa” gethok tular” alias “dari mulut ke mulut”. Tak bisa disangkal keajaiban promosi dari mulut ke mulut memiliki efek yang luar biasa, karena pada umumnya orang lebih percaya apa kata teman dibanding kata iklan.
Keberadaan media sosial juga berpengaruh pada strategi pemasaran viral. Strategi Pemasaran Viral melalui media sosial adalah usaha menciptakan konten (posting, tulisan, gambar, video, grafik ) yang menarik perhatian dan mendorong pembaca untuk membagi (share) konten tersebut melalui jaringan sosial mereka guna mempromosikan produk/jasa.
Diharapkan, konten tersebut mampu menarik perhatian, disukai, dan dishare seluas-luasnya sehingga menghasilkan "electronic Word of Mouth" (eWoM) atau dibicarakan dan disebarkan oleh para user media sosial secara viral sehingga tercipta image positif, menumbuhkan awareness dan membangun loyalitas pelanggan.
kelebihan dan kelemahan viral marketing via sosial media
Kelebihan utama viral marketing diantaranya :
Jangkauan Internet menembus sekat ideologis dan geografis. Cukup hanya dengan menekan tombol dari gadget kita, ratusan jutaan orang di segala penjuru dunia bisa mengakses informasi yang kita bagikan.
Kecepatan penyebaran informasi melalui internet tidak tertandingi oleh media informasi lainnya. Hanya dalam hitungan detik, sebuah pesan bisa dibaca oleh banyak orang di seluruh dunia.
Rendahnya biaya pemasaran. Kekuatan viral marketing membuat biaya yang dikeluarkan untuk menyebarkan informasi itu sangat kecil. Misalnya Hotmail yang hanya mengandalkan modal sebesar $500.000 bisa menarik lebih dari 10 juta pengguna alamat hotmail dalam satu tahun..
Viral marketing memberikan ketenaran, dan kredibilitas secara instan pada institusi rumah sakit.
Kelemahan viral marketing:
Ketergantungan pada faktor pemicu. Tanpa pemicu yang mampu menarik minat konsumen, pesan yang disebarkan tidak akan melalui proses replikasi dan akan mati.
Pesan viral sangat susah untuk dikontrol, dengan proses replikasi yang cepat dan penyebaran yang luas, menyebabkan perusahaan atau ahli pemasaran kehilangan kontrol akan isi pesan yang disampaikan.
Contoh strategi viral marketing
1. Tentukan Target Pemasaran dan Jenis Media yang Akan Digunakan
Segmentasi atau kalangan mana yang menjadi target kita dalam memasarkan produk kita? Apakah target kita adalah pengguna media sosial yang berasal dari kalangan ibu rumah tangga atau kalangan eksekutif muda yang memiliki segudang rutinitas? Target pemasaran Rumah Sakit Orthopedi tentu berbeda dengan Klinik Kesuburan.
Hal ini tentu harus kita pelajari terlebih dahulu. Pada umumnya mungkin produk layanan kesehatan dasar bisa menjangkau pasar yang lebih luas, sementara produk layanan kesehatan dengan teknologi tinggi yang memiliki tarif yang cukup mahal lebih baik difokuskan pada kalangan eksekutif muda atau keluarga dengan ekonomi memadai.
Selain memutuskan kalangan mana yang akan dijadikan target, kita juga harus fokus memilih media sosial mana yang cocok untuk memasarkan produk kita. Misalkan saja media sosial yang memiliki banyak pengguna seperti Facebook, Twitter atau Instagram. Kita juga bisa menggunakan forum-forum diskusi yang sering dikunjungi oleh para pengguna internet. Jangan lupa buat link yang membuat pengguna internet merasa penasaran, misalnya berikan posting singkat di Twitter atau Instagram untuk mengarahkan para audience ke halaman yang lebih besar lagi, seperti website atau Facebook Page.
2. Konten artikel atau status yang menarik perhatian
Konten yang menarik perhatian dan kreatif menjadi salah satu kunci kesuksesan pemasaran melalui media sosial. Konten yang dikemas dengan ringan namun sarat informasi kesehatan akan membuat para pengguna internet tertarik untuk selalu mengikuti informasi yang kita berikan. Pilihlah konten yang unsur viralnya (daya penyebarannya) tinggi. Pengguna media sosial akan merasa tertarik untuk membagikan informasi yang menarik.
Kesempatan yang diperoleh dari share tersebut bisa membuat pengguna internet lainnya mulai mengenal informasi terkait profil rumah sakit kita dan produk layanan kesehatan kita. Dan usahakan untuk membuat konten yang singkat, padat namun menarik agar pengguna internet tak merasa malas untuk membacanya.
3. Jalinlah Komunikasi Efektif Secara Personal
Menentukan target bisnis sudah, memilih konten dan jenis media sosial yang tepat juga sudah. Sekarang saatnya untuk memanfaatkan bantuan dari orang-orang sekitar kita. Memiliki pasien yang memiliki akun Facebook, Twitter atau media sosial lainnya merupakan hal yang positif untuk memulai hubungan komunikasi yang efektif dan personal dengan rumah sakit kita.
Coba berikan posting, tweet atau wall post secara internal agar mereka bisa lebih mengenal produk layanan kesehatan kita. Ingatkan jadwal kontrol kembali, serta berikan ucapan spesial dalam momen khusus seperti hari ulang tahun, Hari Raya dan sebagainya.
4. Pilih Personil yang Tepat
Memiliki staf yang khusus menangani Kehumasan termasuk di dalamnya media sosial atau konsultan yang menangani media sosial bukan perkara yang mudah. Staf yang aktif menggunakan media sosial setiap hari, punya gaya penyampaian yang efektif dan punya banyak followers adalah kriteria influencer yang tepat. Kita dapat bekerjasama dengan influencer tersebut untuk mempromosikan rumah sakit kita secara efektif melalui media sosial.
Penutup
Konsep pemasaran rumah sakit di Indonesia saat ini memasuki tahap baru dengan semakin maraknya penggunaan media sosial oleh masyarakat. Keberadaan media sosial di masyarakat merupakan peluang bagi praktisi dan institusi perumahsakitan dalam mendongkrak penjualan dan tingkat popularitas rumah sakit kita.
SAFARI HASAN,S.IP, MMRS
Manajer Humas dan Pemasaran di Konsultan Rumah Sakit Indonesia (KaRSI)
Post a Comment for "Strategi Pemasaran Viral Rumah Sakit Melalui Medsos"